√ Zona Interaksi Wilayah Desa Dan Kota
Zona Interaksi Wilayah Desa dan Kota - Interaksi desa-kota telah memberi efek pada kedua wilayah. Bahkan, interaksi tersebut memunculkan kota kecil gres di perbatasan wilayah desa-kota. Zona-zona interaksi desa-kota digambarkan menyerupai di bawah.
Inti kota (city)
terletak di sentra atau tengah-tengah. Kota dikelilingi oleh :
zona suburban (faubourgh),
yaitu kawasan yang berlokasi di bersahabat sentra atau inti kota dan merupakan kawasan penglaju atau subdaerah perkotaan (commuters).
Zona urban fringe
yaitu kawasan batas luar kota yang mempunyai sifat-sifat menyerupai kota, kecuali inti kota. Zona ini merupakan jalur tepi kawasan perkotaan paling luar.
Zona rural-urban fringe
yaitu zona antara kawasan kota dan desa yang ditandai dengan penggunaan lahan campuran. Zona ini merupakan jalur batas desa-kota.
Zona interaksi yang digambarkan sebagai kawasan yang membentuk jalur-jalur linier yang teratur di atas merupakan citra yang ideal. Pada kenyataannya, zona tersebut tidak lagi bersifat konsentris meskipun unsur-unsurnya masih sanggup diamati. Interaksi antarzona sanggup terjadi, baik dari zona-zona yang berdekatan maupun yang berjauhan. Zona suburban, suburban fringe, urban fringe, dan rural urban fringe merupakan kawasan yang mempunyai suasana kehidupan kota sehingga sanggup disebut kawasan perkotaan.
Daerah Pusat Kegiatan (DPK) atau Central Business Districts (CBD) biasanya dikelilingi zonazona sebagai berikut.
a. Lokasi Pertokoan dan Perdagangan
Di kawasan perkotaan, setiap toko, agen, dan kantor penjualan menempati sepanjang jalan-jalan utama untuk mendekati konsumen. Dengan alasan ini, maka aneka macam aktivitas jasa akan menentukan lokasi di bersahabat atau di dalam Daerah Pusat Kegiatan (Central Business District) atau selaput inti kota. Lokasi ini sanggup berada di sepanjang jalan utama di sekitar terminal bus atau stasiun kereta api.
Pertokoan sanggup dibedakan berdasarkan barang-barang yang dijual. Perbedaan jenis dan macam barang yang dijual besar lengan berkuasa terhadap lokasi dan luas bangunannya. Toko atau tempat belanja yang menjual barang-barang keperluan sehari-hari, menyerupai sabun, rokok, sampo, pasta gigi, dan obat-obatan cenderung mempunyai lokasi agak di luar dari sentra kawasan aktivitas serta mendekati permukiman. Toko yang menjual barang-barang glamor lebih suka menentukan lokasi bersahabat inti kota alasannya yaitu faktor keamanan. Lokasi yang dipilih juga mempertimbangkan calon pembeli yang berasal dari golongan elite atau kaya. Jadi, pertokoan yang dibangun di kota sanggup dibedakan menjadi Primary Shopping Centers dan Secondary Shopping Centers.
Pada masa kini, muncul banyak toko-toko dengan tipe ”supermarket”. Toko jenis ini lebih suka menentukan lokasi di zona selaput inti kota alasannya yaitu harga tanah yang lebih murah dibanding harga tanah di zona inti kota, dan juga alasan persaingan yang ketat di zona inti kota. Strategi supermarket dalam menyaring konsumen yaitu dengan menyediakan segala kebutuhan penduduk di sekitarnya.
Antara Daerah Pusat Kegiatan (DPK), Secondary Shopping Centers, dan supermarket tidak saling menjatuhkan. Bagaimana sanggup terjadi? DPK dilengkapi aneka macam fasilitas, menyerupai akomodasi rekreasi, permainan, dan gedung bioskop. Selain itu, toko-toko di sentra aktivitas menunjukkan pelayanan lebih dari satu macam, contohnya selain menjual barang juga membuka perjuangan rumah makan atau biro travel.
Perkembangan dari DPK memunculkan aktivitas di bidang finansial, pertokoan, rekreasi, dan lain-lain di zona tepi inti kota yang disebut ”subclusters of services”. Selain itu muncul dan berkembang juga Secondary Business Centers di sepanjang jalurjalur utama. Munculnya sentra aktivitas tersebut sanggup mengaburkan teori-teori zona yang sudah ada.
Perdagangan sayur-sayuran dan buah-buahan tidak memerlukan lokasi di dalam inti kota. Para pedagang lebih suka menentukan lokasi di tepi kota yang mempunyai kawasan terbuka dan luas. Lokasi yang cocok biasanya berdekatan dengan terminal truk dan kereta api serta pelabuhan laut.
b. Lokasi Pabrik
Penentuan lokasi pabrik di kota besar lebih mempertimbangkan faktor biaya daripada faktor konsumen. Lokasi pabrik banyak ditentukan oleh pengeluaran biaya yang minimal dari materi mentah, materi bakar, air, listrik, modal, dan pengangkutan, serta lahan. Lahan diharapkan untuk mendirikan bangunan pabrik, gudang, kantor, dan sisa hasil produksi (disposal of waste).
Lokasi pabrik sanggup dijumpai pada tiga zona sebagai berikut.
1) Zona pinggiran kota (periphery).
2) Zona di bersahabat kawasan perdagangan (trade districts).
3) Zona di sepanjang jalur kemudian lintas angkutan berat (heavy freight traffic).
Pembangunan industri besar sering memerlukan beberapa lokasi (multiple locations). Kantor untuk pegawai dan keperluan manajemen berlokasi di dalam kota. Gudang tempat penyimpanan produk berlokasi di pinggir kota atau tepi maritim untuk mempermudah pengiriman produk ke luar daerah. Kadang-kadang industri besar memerlukan bangunan laboratorium yang ditempatkan pada lokasi tertentu. Jadi, suatu industri belum tentu hanya mempunyai satu kompleks, tetapi beberapa kompleks. Kenyataan ini memperlemah kedudukan teori zona konsentris.
c. Lokasi Permukiman
Lokasi permukiman tidak hanya mengelompok pada satu tempat, tetapi menyebar di beberapa tempat di kawasan perkotaan. Penyebaran lokasi permukiman berdasarkan Burgess (1929) dipengaruhi oleh faktor tentangan (competition), hak milik pribadi (private ownership), perbedaan impian (differential desirability), topografi, transportasi, dan struktur asal (inertia of earlier structure).
1) Saingan
Antara penduduk kota satu dengan lainnya saling bersaing untuk menerima tempat tinggal yang sesuai dengan keinginannya. Keinginan ini dipengaruhi oleh tingkat ekonomi masing-masing. Faktor ekonomi perorangan menjadi penentu keteraturan kompleks perumahan.
2) Hak Milik Pribadi
Lahan yang sudah dimiliki perseorangan umumnya dipakai untuk membangun rumah. Lahan perseorangan tidak gampang diminta pihak lain. Terlebih apabila lahan itu letaknya strategis. Kepemilikan lahan perseorangan sanggup mempersulit perencanaan zonasi kota.
3) Perbedaan Keinginan
Penilaian warga kota terhadap lokasi perumahan satu dengan yang lain tidak sama. Penilaian ini berkaitan dengan impian pribadi, prestise, problem sosial, dan lainnya.
4) Topografi
Topografi besar lengan berkuasa secara eksklusif atau tidak eksklusif terhadap pembangunan perumahan. Misalnya, lahan dengan kemiringan yang tajam kurang diminati dibanding lahan yang datar; lahan yang berada di ketinggian tertentu dengan pemandangan alam yang indah menjadi daya tarik untuk dijadikan permukiman. Lahan bertopografi bernafsu dan tidak subur mempunyai nilai jual yang rendah dan kurang diminati untuk perumahan.
5) Transportasi
Transportasi memengaruhi waktu dan biaya perjalanan dari satu tempat ke tempat lain. Lokasi dan perkembangan permukiman sangat berkaitan dengan prasarana dan sarana transportasi. Permukiman akan cepat berkembang di lokasi yang dilalui atau berdekatan dengan rute transportasi.
6) Struktur Asal
Kota yang mempunyai bangunan-bangunan historis bernilai budaya tinggi sering mempersulit dalam pengaturan permukiman masa kini. Biasanya, struktur asal ingin tetap dipertahankan sebagai monumen bersejarah.
Versi materi ole Eni A dan Tri H
0 Response to "√ Zona Interaksi Wilayah Desa Dan Kota"
Posting Komentar