Globalisasi: Definisi Dan Dampaknya
Pengertian globalisasi sangat bermacam-macam tergantung disiplin ilmu dan pendekatan yang digunakan. Tulisan ini akan mencoba mendefinisikan arti globalisasi serta dampaknya secara sosiologis.
Pengertian globalisasi
Globalisasi ialah proses intensifikasi kekerabatan sosial skala global yang menghubungkan lokalitas dengan globalitas sehingga apa yang terjadi di tingkat lokal dibuat oleh peristiwa-peristiwa yang terjadi di belahan bumi lain atau sebaliknya. Begitu arti globalisasi yang dipaparkan oleh Anthony Giddens dalam bukunya, ’The Consequences of Modernity’.
Globalisasi gotong royong bukan fenomena baru, baik secara teoritis maupun praktis. Hanya saja, di periode modern dan kapitalisme lanjut, proses kekerabatan sosial, efek yang menghubungkan fenomena lokal dan global menjadi semakin intens. Apa yang terjadi di desa terpencil di Borneo, misalnya, dipengaruhi oleh fenomena yang terjadi di kota-kota besar menyerupai Paris atau New York. Sebagai contoh, seorang pria di pelosok desa tiba-tiba keluar rumah mengenakan pakaian yang sehari sebelumnya dipamerkan di fashion show di New York. Sangat mungkin fenomena ini terjadi. Relasi produksi dan distribusi pakaian di periode global melampaui batasan teritori geografis. Preferensi pakaian seseorang sanggup dipengaruhi oleh gosip yang mereka terima dari luar. Apalagi kini eranya digital.
Baca juga Sosiologi Virtual
Pengertian globalisasi dalam sosiologi sanggup dimaknai sebagai sebuah kekerabatan sosial. Relasi ini sanggup berupa interaksi, komunikasi, efek gosip yang datangnya dari jauh. Secara sederhana globalisasi sanggup dilihat dari fenomena distribusi barang dan jasa, kultur dan bahasa, makanan dan insiden lintas negara. Tanda hadirnya globalisasi sanggup dilihat pula dari adanya interseci peristiwa-peristiwa skala global, termasuk juga nasional, dengan konteks lokal. Teori globalisasi banyak yang menjelaskan wacana interseci lokal-global. Secara sosiologis, perlu dipertegas bahwa yang dimaksud ialah pengertian globalisasi yang merupakan produk modernisasi. Tentu saja, jaman dahulu atau pada masa pra-modern, globalisasi sudah ada. Tetapi pengertian globalisasi di periode modern mengatakan kekerabatan sosial lokal-global yang lebih intens dibanding jaman dahulu.
Giddens menyarankan bahwa konsep globalisasi modern sebaiknya dipahami sebagai sebuah ekspresi aspek mendasar dari pendefinisian ulang jarak ruang dan waktu. Globalisasi yang terjadi kini ini, menurutnya, melenyapkan definisi jarak ruang dan waktu yang ada sebelumnya. Orang-orang kini sanggup menjalin relasi, berinteraksi, berkomunikasi di ruang yang berbeda dalam waktu yang sama. Atau sebaliknya, mereka sanggup berada di ruang yang sama dalam waktu yang berbeda, contohnya para pekerja call center yang berada di satu ruang mendapatkan komplain dari banyak sekali pelanggan di banyak sekali negara dengan perbedaan selisih waktu. Perkembangan teknologi digital mempercepat proses intensifikasi kekerabatan sosial.
Dampak Globalisasi
Secara umum, dampak globalisasi sanggup dibagi kedalam dua bagian, yaitu dampak faktual dan dampak negatif. Dua kepingan ini terus menerus mengalami perdebatan dan menjadi pemantik banyak diskusi. Misalkan pertanyaan apakah game online yang jaringannya berskala global memberi efek negatif atau faktual pada anak muda? Gara-gara game online, kehidupan sosial sanggup terbengkalai dan acara beralih ke realitas virtual. Anak-anak muda kehilangan skill bersosialisasi dan empati. Tentu saja itu semua akan dipandang negatif. Tapi di lain sisi, gara-gara game online ada anak muda berhasil mendulang dollar dan hidup mandiri, atau mereka membuatkan aplikasi game online yang menghasilkan laba secara finansial. Dampak globalisasi selalu menghasilkan dua sisi. Pastinya, teknologi digital game online menghubungkan gamers seluruh dunia untuk berinteraksi dan berkomunikasi secara global.
Secara sosiologis, dampak globalisasi akan diukur dan dikonseptualisasikan pada objek kajiannya yaitu komunitas atau masyarakat. Dampak globalisasi pada masyarakat, menyerupai yang ditulis oleh Martin Albow dan kawan-kawan dalam ’The Impact of Globalization on Sociological Concepts: Community, Culture and Milleu’ menemukan bahwa masyarakat bergerak dari primordial menjadi imajiner. Masyarakat di periode globalisasi ialah masyarakat terbayang atau imaginer. Mereka disatukan oleh visi bersama yang diterima, diolah, dan dibuat oleh absorpsi gosip global. Masyarakat tidak lagi primordial, yaitu hidup berdasar kedekatan kekerabatan sosial yang dibangun diatas lingkup geografis yang sempit. Masyarakat bukan lagi sekadar kesatuan unit-unit keluarga dan tetangga, melainkan individu-individu berjejaring yang terkoneksi oleh kesamaan visi dan informasi.
Kultur dibawah efek globalisasi gotong royong ialah kultur individualis namun terhubung secara sosial lewat jaringan-jaringan gosip yang ditransmisikan melalui teknologi komunikasi. Ciri-ciri ini gotong royong sanggup diketahui dengan mempelajari dua konsep klasik Ferdinand Tonnies wacana Gemeinschaft dan Gesellschaft. Ketika dikontekstualisasikan ke dalam masyarakat Indonesia, konsep masyarakat desa dan masyarakat kota cukup relevan untuk menjelaskan. Kultur di periode globalisasi ialah kultur masyarakat kota (urban culture) yang ada di kota ataupun di desa. Misalnya, bayangkan saja seorang penjaga warung di sebuah desa melantunkan musik Ariana Grande sambil melayani pembeli. Sementara orang-orang di kota menonton konsernya sambil ikut bernyanyi, orang di pelosok desa kini juga sanggup demikian, bahkan sambil jaga warung.
Globalisasi sangat berkaitan dengan perubahan sosial. Dampak globalisasi sanggup diidentifikasi dari perubahan sosial yang kasat mata di sekitar kita.
Baca juga Perubahan Sosial: Contoh dan Faktor Penyebabnya
Sumber aciknadzirah.blogspot.com
0 Response to "Globalisasi: Definisi Dan Dampaknya"
Posting Komentar