Atuh Beach, Nusa Penida: Salah Satu Pantai Pujian Bali
Atuh Beach, Nusa Penida: Salah Satu Pantai Kebanggaan Bali – Well, selepas beristirahat di gubug yang berada di Pulau Seribu dan mengisi perut kami yang keroncongan maka kami pun melanjutkan perjalanan terakhir kami di Nusa Penida pecahan timur sebelum ke Pelabuhan Toyapakeh untuk mengejar kapal yang akan berangkat ke Nusa Lembongan.
Walaupun tadinya sempat ada keraguan untuk tidak ke Atuh Beach alasannya rasa lelah yang kami rasakan ditambah lagi salah satu sahabat kami ada yang pingsan sehabis trekking ke Pulau Seribu dan Raja Lima, maka kami membulatkan tekad untuk sanggup ke sana, mumpung ini ialah hari terakhir kami di Nusa Penida dan waktu pun masih memungkinkan.
Baca Juga: Catatan Perjalanan ke Nusa Penida: The Golden Egg of Bali
Seperti yang sudah saya sebutkan di artikel Pulau Seribu sebelumnya, lokasi Atuh Beach dan Pulau Seribu berada saling berdekatan atau sanggup dikatakan berada di area yang sama.
Atuh Beach merupakan salah satu pantai yang menjadi pecahan dari pantai-pantai di Pulau Seribu. Mungkin ada pantai-pantai indah lainnya tapi belum dieksplorasi, who knows?
Perjalanan ke Atuh Beach di Nusa Penida, Bali
Perjalanan dari Pulau Seribu ke Atuh Beach memakan waktu sekitar 15 menit dengan memakai mobil. Hal tersebut dikarenakan jalanan yang buruk dan berbatu-batu. Ditambah lagi kondisi jalan yang sempit dan naik turun bukit, bagi kami itu sungguh perjalanan yang lengkap.
Setelah memaksimalkan tenaga yang tersisa, tak terasa kami pun tiba di area Atuh Beach. Namun jangan bahagia dulu, dari daerah kami memarkiran kendaraan beroda empat kami harus jalan sekitar 20 menit lagi untuk sanggup mencapai Atuh Beach itu sendiri di siang bolong. Bagi kau yang memakai sepeda motor ke sini, kau beruntung!
Baca Juga: 10 Tips Wajib yang Perlu Diketahui Sebelum Plesiran ke Nusa Penida, Bali
Jalan mulus di sekitar sini sanggup kau lewati sampai mendekati suatu gubug akrab dengan warung, namun jikalau dengan kendaraan beroda empat menyerupai kami maka kau harus berjalan lagi alasannya jalan ini sangat sempit. Tapi alasannya pemandangan kiri dan kanan begitu manis maka perjalanan yang harus ditempuh terasa semakin menyenangkan.
Awalnya temanku menyampaikan bahwa jalanan ini sih simpel bila dilalui alasannya beliau melihat jalanan yang mulus dan disemen dengan bagus. Namun Bli yang menjadi tour guide kami menyampaikan bahwa jangan tertipu alasannya ini tidak ada apa-apanya. “Kalau jalanan begini, sih, nenek-nenek juga bisa”, celetuknya 😀
Kami pun tertawa mendengar komentarnya. Dia melanjutkan, “masih ada jalanan yang harus ditempuh dari sini dan saya tidak sanggup menemani ya”. Memang sebelumnya Bli tersebut menyampaikan bahwa untuk sanggup mencapai Atuh Beach kita harus turun anak tangga yang panjangnya 1,5 kali dibandingkan ketika trekking menuju Pulau Seribu. Hmm
Baca Juga: 17 Destinasi Menarik yang Membuatmu Ingin Segera Berkunjung ke Nusa Penida, Bali
Rangkaian anak tangga tersebut memang sudah disemen dengan baik. Namun melihat curam dan tingginya posisi kami untuk sanggup mencapai spot tersebut dan tidak ada tali pegangan yang ada di sisi tangga menyebabkan lokasi ini cukup berbahaya.
Bila kita salah melangkah atau tidak hati-hati bisa-bisa jatuh ke jurang dan pribadi nyemplung bebas ke maritim di bawah sana. Ngeri, kan!?? Bli itu juga mengingatkan, bagi yang takut ketinggian dan mempunyai riwayat sakit jantung maka disarankan untuk tidak turun ke bawah daripada nanti repot sendiri.
Akhirnya, saya dan kedua temanku tetap tidak gentar dengan informasi dari Bli tersebut. Kami tetap ingin melihat keindahan Atuh Beach yang bila dilihat dari foto memang indah sekali. Tinggal satu temanku yang mengurungkan niatnya.
Dia menentukan untuk tinggal saja di sebuah warung yang mempunyai gubug untuk beristirahat dan dari gubug ini sanggup pribadi melihat pemandangan pantai tersebut.
Waktu sudah menyampaikan sekitar pukul 13.30 WITA dan Bli itu menyampaikan semoga kami sanggup kembali ke atas pukul 15.00 WITA semoga tidak terlambat tiba di Pelabuhan Toyapakeh nantinya, mengingat jarak dari Atuh Beach ke pelabuhan tersebut memakan waktu kurang lebih 60 menit bila tidak ada halangan.
Satu per satu anak tangga itu pun berhasil kami lalui. Curam sekali memang, namun kami excited saja alasannya pemandangan yang disuguhkannya berupa pasir putih dan air maritim berwarna hijau turquoise serta gulungan ombak di bawah seakan memanggil-manggil kami untuk segera tiba di sana.
Anak tangga tersebut cukup lebar, namun ada beberapa titik dimana jarak dari satu anak tangga ke anak tangga yang lain cukup jauh sehingga kita harus melangkah lebih lebar semoga sanggup menjangkaunya. Benar memang tidak ada tali pegangan di sana, hanya ada tanaman-tanaman liar yang tumbuh di tebing-tebing tersebut.
Kami turun dengan penuh kehati-hatian, pelan tapi pasti. Sesekali kami mengabadikan momen kami dari sini semoga terlihat bahwa kami berada di titik di atas pantai itu berada.
Tak terasa kami pun alhasil tiba di pantai tersebut. Kaki ini alhasil menginjak pasir putih yang higienis dan rambut diterpa oleh angin dari ombak yang menderu-deru.
Walaupun pantai ini berada di area yang sulit dijangkau namun kau sanggup menemukan beberapa warung yang menjual minuman dan makanan di sini. Setiap warung juga menyediakan meja dan dingklik untuk setiap pengunjung yang mampir.
Tak berlama-lama, kami mampir ke warung terdekat dan memesan air kelapa. Karena kami memesan air kelapa di warung tersebut maka kami punya hak dong untuk duduk di kursinya sembari leyeh-leyeh hehe 😀
Sambil menunggu pesanan datang, kami tak habis-habisnya memandang ke arah pantai sambil menikmati air maritim yang begitu higienis dan indah serta memandang turis mancanegara yang kembali lagi mendominasi pantai ini.
Baca Juga: Menyantap Jamuan di Warung NG, Nusa Penida, Bali
Turis-turis tersebut, walaupun sudah tua, masih semangat sekali berenang di maritim padahal ombak maritim tersebut cukup besar.
Ada pula yang memanfaatkan waktunya hanya sekedar berjemur dan snorkling, sedangkan kami? Kami hanya duduk, main pasir, dan lari-lari di pinggir pantai saja hehe 😀 Mau berenang juga waktu mepet sekali alasannya kami harus menuju ke pelabuhan sehabis ini.
Akhirnya, tibalah saatnya kami untuk kembali naik alasannya sahabat kami yang tinggal di atas sudah menghubungi kami. Mungkin kalau tidak dihubungi kami sanggup kebablasan. Oh iya, di sini sinyal telekomunikasi bagus, lho. Jadi jangan khawatir, momen kebersamaanmu di sini sanggup pribadi di-upload ke social media-mu 😀
Nah, ketika yang melelahkan ialah ketika kembali naik ke atas. Di sini gres terasa jauh serta banyaknya anak tangga yang akan kami lalui. Demi menghindari kondisi tubuh yang mendadak lemas atau semacamnya, kami sesekali berhenti sambil mengumpulkan tenaga.
Aku menjadi orang pertama yang tiba di atas dan pribadi kebelet pipis hehe. Di warung ini ada toilet umum yang biayanya dikenai Rp 5.000. Nah, toilet di sini pun higienis padahal hanya toilet kecil biasa.
Baca Juga: Coco Resort Penida: Tempatku Berteduh Selama Menjelajahi Nusa Penida
Mata ini tak tahan melihat adanya spot ayunan yang bentuknya menyerupai hammock di depan warung yang arahnya menghadap pribadi ke arah pantai. Terdapat dua ayunan dan saya pun pribadi duduk di atasnya sambil berfoto juga pastinya 😀
Ketika saya menjatuhkan badanku di hammock ini, rasa letih sehabis turun naik tangga tadi seakan hilang ditambah angin sepoi-sepoi yang berhembus. Nyaman sekali!
Bila tidak ingat kalau harus menuju Nusa Lembongan, saya niscaya sudah akan tidur di atas hammock ini. Beneran deh.
Bli yang sedari tadi sudah menunggu kami alhasil memberi instruksi untuk segera bergegas kembali ke kendaraan beroda empat alasannya waktu sudah hampir menyampaikan pukul 15:00 WITA.
Rasanya tidak menyesal sudah berjuang untuk mengumpulkan tekad semoga sanggup menikmati pribadi keindahan yang ditawarkan oleh pantai ini.
Walaupun perjalanan ini kami lalui di hari yang terik dan angin yang kencang namun semua itu seakan tidak ada artinya.
Kami bersyukur alasannya dua hari menghabiskan waktu berpetualang di pecahan barat dan timur Nusa Penida, kami selalu dalam kondisi yang baik dan tidak ada rintangan yang menghalangi liburan kami. 😀
Nah, sehabis dari sini kami melanjutkan petualangan di Nusa Lembongan. Yuk, ikuti perjalananku dan teman-temanku selama berada di Nusa Lembongan.
Baca Juga: Nusa Lembongan, Klungkung, Bali: Tak Hanya Menawarkan Suasana Baru
Kelebihan dan Kekurangan Atuh Beach, Nusa Penida
Kelebihan Atuh Beach:
- Pantai yang indah dan bersih
- Akses yang lebih rapi alasannya anak tangga-nya sudah disemen dengan baik
- Terdapat warung, toilet umum, dan gubug untuk sanggup sekedar melepas lelah
- Signal provider telekomunikasi sudah bagus
Kekurangan Atuh Beach:
- Potensi wisata yang masih harus dikembangkan
- Tidak ada tali pegangan bila kita ingin turun atau naik ke pantainya
Perjalananku Mengelilingi Nusa Penida Bagian Timur – Hari Kedua
(Note: klik dot/pinpoint pada peta di atas untuk melihat detil masing-masing lokasi)
Bukit Teletubbies → Pulau Seribu → Raja Lima → Atuh Beach
Baca Juga Catatan Perjalananku Lainnya:
- Batu Caves, Salah Satu Wisata Wajib di Malaysia
- Catatan Perjalanan ke Nusa Penida: The Golden Egg of Bali
- Kelingking Beach, Nusa Penida: Pesona Keindahan Tak Terlupakan
- Mengunjungi Broken Beach (Pasih Uug) di Nusa Penida
- Angel’s Billabong, Nusa Penida: Suguhan Alam yang Menakjubkan
- ‘Bertengger’ di Pohon Cinta Sembari Menikmati Alam Nusa Penida yang Mengagumkan
- Indahnya Paluang Cliff di Nusa Penida, Bali: Pemandangan Luar Biasa dari Ketinggian
- Pantai Crystal Bay di Nusa Penida, Bali: Menyimpan Keindahan Alam yang Mengagumkan
- Coco Resort Penida, Tempatku ‘Berteduh’ Selama Menjelajahi Nusa Penida
- Menyambangi Hotel Puri Maharani Boutique and Spa, Sanur, Bali
Sumber https://ladypinem.com
0 Response to "Atuh Beach, Nusa Penida: Salah Satu Pantai Pujian Bali"
Posting Komentar