Teori Konsumsi

Teori konsumsi menempatkan praktik konsumsi tak hanya sebatas aktivitas. Lebih dari itu, yakni sebagai ideologi, cara pandang, dan sistem nilai. Teori konsumsi melihat tindakan masyarakat secara keseluruhan didorong oleh ideologi konsumerisme sehingga membuat kondisi yang disebut masyarakat konsumsi (consumer society).







Konsumerisme mendorong orang untuk mengonsumsi sebagai bab dari perjuangan untuk mencapai kebahagiaan. Praktik konsumsi merupakan bab penting dalam sistem masyarakat kapitalistik yang identik dengan produksi barang massal dan orientasi pada profit melaui proses penjualan.


Teori konsumsi menempatkan praktik konsumsi tak hanya sebatas kegiatan Teori KonsumsiSosiolog Amerika Robert G. Dunn mengidentifikasi konsumerisme sebagai ideologi yang merayu orang-orang untuk masuk pada sistem produksi massal. Teori konsumsi melihat sikap orang mengonsumsi bukan hanya sebagai praktik tapi juga tujuan yang menjadi dasar identitas dan pemaknaan perihal diri.


Sosiolog Polandia Zygmunt Bauman menyampaikan konsumerisme eksis dalam masyarakat saat keinginan, hasrat dan kebutuhan pada benda-benda menjadi faktor pendorong terhadap apa yang terjadi pada masyarakat. Keseluruhan sistem sosial juga dibuat oleh konsumsi yang menjadi cara pandang, nilai, dan kultur mayoritas masyarakat.


Baca juga: Nilai Sosial







Sebagai sebuah ideologi, konsumerisme tak hanya ditentukan oleh harapan dan hasrat, namun justru menentukan harapan dan hasrat untuk mengonsumsi. Melalui lensa teori konsumsi, masyarakat membeli barang bukan alasannya yaitu mereka butuh, namun lebih alasannya yaitu barang itu menentukan identitas dirinya. Hasrat untuk mengejar identitas terus-menerus di bentuk melalui iklan. Iklan sendiri merupakan rayuan semoga orang-orang dengan sukarela menjadi bab dari rangkaian produksi massal masyarakat kapitalistik. Konsep perihal identitas, dengan demikian, menjadi kunci dalam teori konsumsi.


Masyarakat konsumsi mendefinisikan status sosial dirinya bukan lagi dari apa yang diproduksi, melainkan dari apa yang dikonsumsi. Nilai kegunaan suatu benda secara otomatis telah bergeser pada nilai simbolik suatu benda.


Peran nilai-nilai simbolik yang menempel pada benda-benda menentukan apa yang kita konsumsi alasannya yaitu simbol-simbol tersebutlah yang nantinya mendefinisikan siapa diri kita. Sebagai contoh, sikap orang membeli jam tangan tidak lagi didasarkan pada kegunaan sebagai penunjuk waktu. Jam tangan telah menjadi simbol, bab dari fashion atau penegas penampilan formal.







Ketika sumberdaya finansial memungkinkan kita untuk menentukan segala merek jam tangan, kita mulai berpikir perihal makna-makna simbolik yang diberikan jam tangan kepada kita. Keputusan untuk membeli arloji bermerek didasarkan tidak hanya pada pertimbangan finansial saja, namun juga orientasi simbolik perihal identitas kita. Teori konsumsi melihat praktik konsumsi sebagai kegiatan utama insan alasannya yaitu mendefinisikan siapa dirinya.


Baca juga: Teori Sosiologi



Sumber aciknadzirah.blogspot.com

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "Teori Konsumsi"

Posting Komentar