Media Sosialisasi: Pengertian Dan Contohnya

Media sosialisasi sanggup dideskripsikan sebagai ruang dimana proses internalisasi nilai, norma, dan tata kelakukan yang membentuk kepribadian seseorang berlangsung. Sosialisasi selalu memerlukan media. Media itu sendiri tidak selalu fisik, sanggup juga virtual. Ada beberapa macam media sosialisasi. Beberapa pola media sosialisasi yang sanggup disebutkan di sini diantaranya:


Keluarga


Keluarga sanggup berupa keluarga inti atau keluarga besar. Secara sosiologis, keluarga merupakan unit sosial terkecil yang unik. Hubungan antar anggotanya terbentuk melalui ikatan darah. Kendati kita mengenal istilah keluarga kedua, keluarga yang dimaksud disini yakni keluarga dalam arti sebenarnya. Umumnya, anggota keluarga terdiri dari ayah, ibu, anak, nenek, kakek, cucu, paman, dan lain sebagainya. Keluarga inti terdiri dari orang renta dan anak.


Dalam keluarga, sosialisasi nilai, norma dan pola sikap terjadi. Interaksi para anggotanya yang biasanya tinggal dalam satu atap yakni interaksi yang saling memengaruhi. Tentu saja, interaksi orangtua dengan anak balitanya perkecualian. Orang renta mendominasi interaksi dengan cara mengajarkan, mencontohkan, memberikan nilai-nilai dalam keluarga. Sebagai contoh, seorang anak tentara hidup disiplin sebab didikan orang tuanya yang disiplin semenjak kecil. Kita sanggup mengasumsikan bahwa nilai wacana kedisiplinan disosialisasikan pada anak tersebut melalui media keluarga.






Teman


Teman merupakan media sosialisasi yang penting terutama saat individu mulai beranjak remaja dan dewasa. Pertemanan itu sendiri dimulai lebih dini saat anak-anak. Saat remaja, kecenderungan umum yang kita saksikan di masyarakat kita, sahabat bergaul menjadi media sosialisasi yang dominan. Bahkan tak jarang lebih mayoritas dari keluarga. Karakter kepribadian kita, tak jarang ditentukan oleh dengan siapa kita bergaul.


Dalam pertemanan, ada istilah bundar teman. Orang lain menyebutnya sebagai geng. Anggota geng yakni bundar sahabat kita, yang bersahabat dengan kita. Kedekatan emosional sesama anggota geng memungkinkan terjadinya sosialisasi primer. Nilai-nilai yang diyakini oleh kita memengaruhi bundar sahabat kita, begitu pula sebaliknya. Teman sepergaulan merupakan pemain drama dimana sosialisasi sanggup terjadi begitu cukup intens. Seorang anak yang menentukan tidak melanjutkan sekolah sebab malas, misalnya, tidak semata-mata sebab malas, tetapi ia meyakini nilai-nilai kemalasan yang ditransmisikan dari sahabat sepergaulannya.


Media sosialisasi sanggup dideskripsikan sebagai ruang dimana proses internalisasi nilai Media Sosialisasi: Pengertian dan Contohnya


Sekolah


Sekolah yang dimaksud di sini yakni institusi pendidikan formal kawasan individu belajar. Di sekolah, pola sosialisasi tidak hanya berbentuk penyampaian bahan oleh guru kepada murid, namun melibatkan semua elemen yang ada di sekolah, contohnya antara murid dengan murid, antara guru dengan tukang kebun, antara penjual makanan dengan murid, dan sebagainya. Murid bahkan lebih banyak mempelajari abjad kepribadian dengan murid ketimbang gurunya.


Namun demikian, proses sosialisasi yang mayoritas dan dibutuhkan yakni sosialisasi nilai dalam bentuk bahan dan pola yang disampaikan atau diperagakan oleh guru kepada murid. Murid berguru wacana nilai-nilai yang positif di sekolah. Guru mengajarkannya. Begitu idealnya. Murid mempunyai sikap respek pada orang lain, tiba tidak terlambat, jujur, amanah, fatonah, beretika sebagai hasil dari sosialisasi selama di sekolah. Apabila guru menyuruh anak didiknya untuk menyontek, nilai wacana pola sikap korup akan membentuk karakternya.






Kantor


Kantor atau lingkungan kerja sebagai media sosialisasi bergotong-royong seolah-olah dengan sekolah. Individu berada dalam satu kawasan tertentu untuk bekerja. Dalam bekerja ada proses belajar. Rekan kerja, kolega, atasan, bawahan, klien, kawan dan sebagainya merupakan aktor-aktor yang berperan dalam sosialisasi. Jika individu bekerja dalam perusahaan, kultur korporasi yang berkembang diperusahaanya memengaruhi kepribadiannya.


Seorang oknum PNS yang tiba jam 11 siang pulang jam 3 sore merupakan pola dari produk sosialisasi yang buruk. Sangat memungkinkan ada koleganya yang mencontohkan pola kerja demikian dan tidak ada masalah. Secara aturan tentu saja itu sebuah pelanggaran sebab merupakan korupsi waktu. Namun, kultur pola kerja tersebut sudah mengkristal dalam diri oknum PNS tersebut. Dibalik sikap korup ada proses sosialisasi nilai korup yang mendahuluinya.






Media massa


Media massa majemuk jenisnya dan semuanya sanggup menjadi media sosialisasi mayoritas yang membentuk kepribadian seseorang. Televisi, radio, dan surat kabar merupakan media konvensional yang lumrah menjadi konsumsi publik. Melalui media massa tersebut, nilai-nilai, norma, dan sikap diperagakan secara visual, audio, tulisan, atau kombinasi diantara ketiganya. Ketika menonton sinetron wacana kejamnya ibu tiri, kita sedang mempelajari nilai bahwa ibu tiri itu kejam.


Berita kriminal yang kita tonton atau baca mengajarkan bahwa dunia ini tidak semuanya berisi kebaikan dan orang baik. Ada orang jahat, para pelaku kriminal. Ada orang yang tampak baik tapi bergotong-royong jahat. Misalnya seorang pengusaha yang mengeksploitasi pekerjanya. Kita melihat di televisi bahwa pengusaha itu sukses sebab kerja kerasnya. Namun ternyata dibalik itu ada orang lain yang bekerja untuknya dengan ditindas. Belakangan, media massa cenderung mendominasi sosialisasi nilai, menggeser tugas keluarga. Lihat saja fenomena di masyarakat kita, mereka lebih sering menonton televisi di ruang keluarga.






Internet


Internet menjadi media sosialisasi utama di kala digital. Salah satu tren internet yang sedang naik daun yakni media sosial. Melaui media sosial, para pengguna mendapatkan informasi yang mengandung nilai-nilai. Di Instagram misalnya, kita berguru bagaimana menjadi seorang wanita modern atau bagaimana menjadi lelaki elegan dan macho. Seorang ayah tidak lagi mengundang anak laik-lakinya ke ruang tengah untuk mengajari apa itu macho. Mereka mempelajarinya dari Facebook melalui gambar-gambar, tulisan, video yang mengandung pesan pemuda macho.


Media sosial merupakan arena pertukaran konten antar pengguna. Kita memproduksi sekaligus mengonsumsi konten digital. Konten tersebut tak jarang mengandung muatan ideologis. Cukup klik share, konten yang mengandung nilai tersebut tersebar. Mereka yang membaca postingan itu akan mempelajari apa yang disampaikannya. Mempelajari bukan berarti menerima, sanggup juga mengkritisi atau menolak. Ketika kita membagi konten yang berisi seruan untuk menjadi sekuler. Pengguna sosmed yang agamis akan sinis. Ketika kita membagi konten religius, pengguna yang liberal akan nyinyir. Kita membagi konten yang nilainya sesuai dengan preferensi nilai kita.


Baca juga: Pengertian Sosialisasi, Proses dan Contohnya



Sumber aciknadzirah.blogspot.com

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "Media Sosialisasi: Pengertian Dan Contohnya"

Posting Komentar