Kecerdasan Intelektual (Inteligensi)

Kecerdasan Intelektual sering dikenal dengan istilah inteligensi (ingat, bukan intelegensi tetapi inteligensi). Inteligensi ialah kemampuan kognitif yang dimiliki organisme untuk beradaptasi secara efektif pada lingkungan yang kompleks dan selalu berubah serta dipengaruhi oleh faktor genetik (Joseph, 1978).

Raven mendefinisikan inteligensi sebagai kapasitas umum individu yang nampak dalam kemampuan individu untuk menghadapi tuntutan kehidupan secara rasional (Suryabrata, 1998).

Wechsler seorang ilmuwan dari Amerika ialah orang yang menciptakan test inteligensi WAIS (The Wechsler Adult Intelligence Secale) yang banyak dipakai di seluruh dunia. Wechsler mengemukakan bahwa inteligensi ialah kemampuan global yang dimiliki oleh individu biar bisa bertindak secara terarah dan berpikir secara bermakna serta bisa berinteraksi dengan lingkungan secara efisien (Anastasi, 1997).

Kemampuan intelektual (inteligensi) ini sanggup diukur dengan suatu alat tes yang biasa disebut IQ (Intelligence Quotient). IQ (Intelligence Quotient) ialah ekspresi dari tingkat kemampuan individu pada ketika tertentu, dalam korelasi dengan norma usia yang ada (Anastasi, 1997).

Wiramiharja (2003) mengemukakan indikator-indikator kecerdasan intelektual. Penelitiannya perihal kecerdasan ialah menyangkut upaya untuk mengetahui keeratan besarnya kecerdasan dan kemauan terhadap prestasi kerja.

Wiramiharja meneliti kecerdasan dengan memakai alat tes kecerdasan yang diambil dari tes inteligensi yang dikembangkan oleh Peter Lauster, sedangkan pengukuran besarnya kemauan dengan memakai alat tes Pauli dari Richard Pauli, khusus menyangkut besarnya penjumlahan.

Wiramiharja menyebutkan tiga indikator kecerdasan intelektual yang menyangkut tiga domain kognitif. Ketiga indikator tersebut ialah sebagai berikut:
  1. Kemampuan figur yaitu merupakan pemahaman dan nalar di bidang bentuk. 
  2. Kemampuan ekspresi yaitu merupakan pemahaman dan nalar di bidang bahasa. 
  3. Pemahaman dan nalar di bidang numerik atau yang berkaitan dengan angka biasa disebut dengan kemampuan numerik.
Penelitian yang dilakukan oleh Wiramihardja ini menawarkan hasil korelasi kasatmata yang signifikan untuk semua hasil tes dari indikator kecerdasan terhadap prestasi kerja dan variabel kemauaan, baik itu kecerdasan figural, kecerdasan verbal, maupun kecerdasan numerik. Istilah kecerdasan intelektual lebih dikhususkan pada kemampuan kognitif.

Behling (1998) mendefinisikan kemampuan kognisi yang diartikan sama dengan kecerdasan intelektual, yaitu kemampuan yang di dalamnya meliputi berguru dan pemecahan masalah, memakai kata- kata dan simbol.

Pengukuran kecerdasan intelektual tidak sanggup diukur hanya dengan satu pengukuran tunggal. Para peneliti menemukan bahwa tes untuk mengukur kemampuan kognitif tersebut, yang utama ialah dengan memakai tiga pengukuran yaitu kemampuan verbal, kemampuan matematika, dan kemampuan ruang (Miller, 2003).

Pengukuran lain yang termasuk penting menyerupai kemampuan mekanik, motorik dan kemampuan artistik tidak diukur dengan tes yang sama, melainkan dengan memakai alat ukur yang lain. Hal ini berlaku pula dalam pengukuran motivasi, emosi dan perilaku (Miller, 2003).

Referensi:
  • Anastasi. A. 1997. Tes Psikologi (Psychological Testing). Alih Bahasa oleh Urbina. Jakarta: Prehanllindo. 
  • Behling, O. 1998. “Employee Selection: Will Intelligence and Conscientiousness Do The Job?”. The Academy of Management Executive. Vol. 3. No.1. hlm. 180- 191. 
  • Joseph, G. 1978. Interpreting Psychological Test Data. New York: VNR. 
  • Moustafa, K,S dan Miller, T.R. 2003. “Too Intelligent For The Job ? The Validity of Upper-Limit Cognitive Ability Test Scores In Selection”. Sam Advanced Management Journal. Vol. 3. No. 2. hlm: 58-68. 
  • Suryabrata, Sumadi. 1998. Pembimbing Ke Psikodiagnostik II. Yogyakarta: Rake Sarasin.

Sumber http://pend-ekonomi.blogspot.com

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "Kecerdasan Intelektual (Inteligensi)"

Posting Komentar