Ciri Kebahasaan Teks Dongeng Sejarah

Ciri kebahasaan yang dipakai dalam penseritaan insiden sejarah ini kerap memakai nomina yang sanggup mengidentifikasi siapa dan apa saja yang terlibat dalam insiden tersebut; kelompok kata yang sanggup menggambarkan sesuatu yang berkaitan dengan insiden sejarah tersebut dengan lebih rinci; kata yang menginformasikan peristiwa, tempat, dan adverbia waktu yang lampau; konjungsi temporal (waktu); nomina yang telah melalui proses nominalisasi.


1. Penanda peristiwa, waktu, dan tempat


Untuk menguraikan urutan insiden dalam sebuah teks dongeng sejarah, kalian akan menemukan kata yang menginformasikan peristiwa, waktu, dan tempat.


2. Konjungsi Temporal


Konjungsi temporal merupakan konjungsi yang mengacu pada waktu sekaligus sebagai sarana kohesi teks.



  1. Konjungsi temporal yang membentuk kalimat beragam bertingkatMisal : apabila, bila, bilamana, demi, hingga, ketika, sambil, sebelum, sampai, sedari, sejak, selama, semenjak, sementara, seraya, waktu, setelah.

    Contoh :

    Tuntutan kaum buruh ini bermula semenjak era industri di awal periode ke-19.


  2. Konjungsi temporal yang menghubungkan dua bab kalimat yang sederajat.Misal : sebelumnya dan sesudahnya

    Contoh :

    Kongres yang dihadiru ratusan delegasi dari banyak sekali negara dan memutuskan delapan jam kerja per hari sebelumnya pernah dilakukan.



3. Nominalisasi


Nominalisasi terbentuk dari kata dasar nomina yang artinya kata benda dan afiksasi yang artinya proses. Nominalisasi sanggup diartikan sebagai proses membendakan kata. Proses ini sanggup dilakukan dengan menambah sufiks, infiks, konfiks, prefiks dan kombinasinya dalam suatu kata.



  1. Sufiks, yang sanggup ditambah antara lain: -an, -at, -si, -ika, – ur, -ir, -in, -ris, -us, -isme, -is, -isasi, -isida, -ita, -or, -tas.

  2. Prefiks, yang sanggup dipakai yaitu ke-, pe-, dan se-.

  3. Konfiks, yang dipakai yaitu ke-an, pe-an, dan per-an.

  4. Infiks, yang dipakai yaitu –el- dan –er-

  5. Kombinasi afiks pemer-, keber-an, kese-an, keter-an, pember-an, pemer-an, penye-an, persse-an, dan perseke-an.


4. Kelompok kata (frasa)


Frasa merupakan adonan sua kata atau lebih yang bersifat non predikatif. Artinya didalam kelompok kata tersebut tidak ada yang berkedudukan sebagai predikat dan hanya mempunyai satu makna gramatikal.


Jenis frasa:



  • Frasa modifikatif (mewatasi)

  • Frasa Koordinatif (setara)

  • Frasa apositif


5. Penanda paragraf


Paragraf yang baik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:



  • Keterpaduan (kohesi)

  • Keterkaitan (koherensi)

  • Kekonsistenan sudut pandang

  • Ketuntasan


Untuk membangun paragraf yang baik, maka diharapkan pengait atau penghubung. Sarana yang sanggup dipakai sebagai pengait antara lain:



  • Pengulangan

  • Penggantian

  • Konjungsi



Sumber https://bangkusekolah.com

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "Ciri Kebahasaan Teks Dongeng Sejarah"

Posting Komentar