Pengujian Hipotesis: Jenis, Pola Prosedur
Pengujian hipotesis merupakan suatu tahapan dalam proses penelitian dalam rangka memilih balasan apakah hipotesis ditolak atau diterima. Dalam penelitian sosial, pengujian hipotesis menjadi salah satu tahapan riset dengan pendekatan kuantitatif. Proses pengujian hipotesis memakai rumus dan perhitungan statistik.
Postingan ini merupakan uraian dasar ihwal pengujian hipotesis yang dilakukan dalam riset sosial kuantitatif. Penjelasan mengenai uji hipotesis ini akan banyak merujuk pada buku Metode Penelitian Survey. Untuk mengetahui bagaimana pengujian hipotesis, tentu saja beberapa elemen dasar riset kuanitatif yang terkait harus dipahami terlebih dahulu, menyerupai konsep, variabel, teori dan terutama apa itu hipotesis.
Baca juga Hipotesis Penelitian: Pengertian dan Contohnya
Jenis pengujian hipotesis
Dalam penelitian statistik, uji hipotesis terbagi menjadi dua, yaitu uji parametrik dan uji nonparametrik. Uji parametrik dilakukan apabila distribusi data atau parameter populasi tersebar secara tidak normal. Sedangkan uji nonparametrik dilakukan tanpa dipengaruhi oleh sebaran distribusi data apakah normal atau tidak. Pada umumnya, uji nonparametrik dilakukan pada data jenis nominal atau ordinal.
Baca juga: Jenis Data Penelitian
Dalam penelitian sosial, kedua uji statistik tersebut dilakukan sebagai bab dari pengujian hipotesis. Sengaja saya sampaikan ini di awal alasannya yakni kedua jenis uji statistik tersebut merupakan teori dasar dalam pengujian hipotesis riset sosial kuantitatif. Penjelasan teknis ihwal uji parametrik dan nonparametrik menyerupai t-test, anova, regresi, chi square, dan sebagainya sengaja saya lewati alasannya yakni klarifikasi menyerupai itu sebaiknya dilakukan samblik praktik, tidak hanya membaca.
Di sini kita akan ulas klarifikasi pengujian hipotesis secara lebih substantif melalui teladan sehingga kita paham citra besarnya.
Prosedur pengujian hipotesis dan contohnya
Kita akan membahas ihwal langkah-langkah pengujian hipotesis melalui teladan saja supaya gampang dalam memahami. Contoh ini juga dipaparkan dalam buku yang saya rujuk. Kita akan meneliti ihwal tingkat agresivitas penduduk suatu kota. Kita asumsikan di sini bahwa warga kota terutama yang tingkat kepadatan penduduknya tinggi cenderung lebih agresif, lebih emosional, lebih ekspresif. Kita tertarik untuk meneliti perkiraan tersebut.
Agresivitas dan lingkungan sosial merupakan sebuah konsep yang digunakan. Variabelnya yakni perilaku agresif dan tingkat kepadatan penduduk. Dua variabel saja yang kita gunakan sebagai contoh. Tingkat agresivitas merupakan variabel dependen, sedangkan tingkat kepadatan penduduk merupakan variebel independen.
Baca juga: Pengertian Variabel Penelitian
Pertanyaan penelitiannya: ”Apakah ada dampak antara sikap bergairah masyarakat dan tingkat kepadatan penduduk suatu kota dimana mereka tinggal?” Dan ”adakah perbedaan sikap bergairah antara masyarakat yang tinggal di kota padat penduduk dan di kota yang tidak padat penduduk?”
Di sini kita kembangkan sebuah hipotesis berbunyi ”terdapat perbedaan sikap bergairah antara masyarakat yang tinggal di kota dengan tingkat kepadatan penduduk tinggi dengan yang tinggal di kota dengan tingkat kepadatan penduduk rendah”.
Hipotesis yang kita kembangkan tersebut, dalam riset sosial kuantitatif disebut sebagai hipotesis kerja (Hk). Hipotesis kerja merupakan seluruh hipotesis yang dirumuskan oleh peneliti. Agar hipotesis kerja sanggup diuji secara statistik, maka diharapkan pembanding. Hipotesis pembanding, dalam ilmu sosial kuantitatif disebut sebagai hipotesis nul (H0).
Baca juga Data Kuantitatif: Pengertian dan Contohnya
Hipotesis nul tentu saja bersama-sama tidak ada. H0 dibentuk secara arbriter atau semena-mena guna keperluan uji statistik saja. Pada teladan Hk di atas, kita sanggup merumuskan H0-nya berbunyi, ”tidak ada perbedaan sikap bergairah antara masyarakat yang tinggal di kota dengan tingkat kepadatan penduduk tinggi dengan yang tinggal di kota dengan tingkat kepadatan penduduk rendah”.
Dalam uji statistik, H0 inilah yang diuji. Pengujian memakai software statistik akan secara cepat menghasilkan data numerik yang menawarkan apakah H0 ini ditolak atau diterima. Jika H0 ditolak, maka Hk diterima.
Perlu diingat bahwa dari pengujian hipotesis tersebut, meskipun akhirnya H0 ditolak dan Hk diterima atau sebaliknya, teori ihwal sikap bergairah tidak sanggup dinilai baik atau buruk. Ilmu sosial positivistik dengan metode statistik berprinsip non etis dan bebas nilai. Dengan kata lain, seandainya, misalnya, contohnya saja, akhirnya yakni makin padat penduduk, makin bergairah sikap masyarakat, kita tidak sanggup menjustifikasi bahwa kepadatan penduduk itu buruk.
Baca juga Metode Survey: Jenis dan Contohnya
Sumber aciknadzirah.blogspot.com
0 Response to "Pengujian Hipotesis: Jenis, Pola Prosedur"
Posting Komentar