√ 2 Amanah Kehidupan Yang Harus Ayah Sampaikan

Terus menerus mendengarkan sama dengan melihat secara langsung. Sebagai contoh, kau yaitu keturunan dari ayah dan ibumu, meskipun kau tidak melihat kelahiranmu secara langsung. Tetapi, kau mendengar pernyataan ini secara berulang-ulang dari banyak orang, dan kau pun menerimanya sebagai kebenaran.


Maka, saat ada orang yang berkata kepadamu “keduanya bukanlah orang renta mu”, pasti kau akan mengabaikannya.


Begitu juga saat kau mendengar dari banyak orang bahwa kota Jakarta dan Surabaya itu benar adanya. Seandainya ada orang yang menyampaikan kepadamu bahwa kota Jakarta dan Surabaya itu tidak pernah ada, pasti kau akan menyangkalnya meskipun orang tersebut bersumpah.


Jadi, saat indera pendengaran mendengar kabar dengan jalan yang mutawatir, maka ia akan memiliki kekuatan aturan yang sama dengan melihatnya secara langsung. Karena secara lahiriah, ucapan yang mutawatir sama sahih-nya dengan melihat secara langsung.


Terkadang ada orang yang ucapannya bernilai mutawatir, sehingga ia tak lagi menjadi satu orang, melainkan ratusan, ribuan atau bahkan lebih. Misalkan ucapan raja, pemerintah, ulama, serta pada derajat yang lebih tinggi yaitu para Nabi dan Rasul.


Dan setiap apa yang kita ucapkan dan lakukan nantinya akan dimintai pertanggung jawaban. Lalu ingatkah kita dengan ucapan yang pertama kali kita sampaikan?


وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا بَلَىٰ ۛ شَهِدْنَا ۛ أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَٰذَا غَافِلِينَ


Dan (ingatlah), saat Tuhanmu mengeluarkan keturunan bawah umur Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) biar di hari final zaman kau tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) yaitu orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”,


Apa yang kita ucapkan pertama kali diabadikan Allah dalam Al-Qur’an yang Ia wahyukan kepada suri tauladan kita, sang penyampai peringatan kita, supaya kita tidak lupa siapa kita ini.


Pesan yang terkandung dalam ayat tersebut merupakan amanah yang harus ayah sampaikan kepada anak-anaknya.


Layaknya apa yang disampaikan oleh Luqman Al-hakim kepada anaknya yang Allah abadikan dalam surat Luqman ayat 13.


وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ ۖ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ


Dan (ingatlah) saat Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kau mempersekutukan Allah, tolong-menolong mempersekutukan (Allah) yaitu benar-benar kezaliman yang besar”


Serta apa yang disampaikan oleh Nabi Ya’qub alaihissalam sebagaimana yang Allah abadikan dalam surat Al-baqarah 133.


أَمْ كُنْتُمْ شُهَدَاءَ إِذْ حَضَرَ يَعْقُوبَ الْمَوْتُ إِذْ قَالَ لِبَنِيهِ مَا تَعْبُدُونَ مِنْ بَعْدِي قَالُوا نَعْبُدُ إِلَٰهَكَ وَإِلَٰهَ آبَائِكَ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ إِلَٰهًا وَاحِدًا وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ


Adakah kau hadir saat Ya’qub kedatangan (tanda-tanda) maut, saat ia berkata kepada anak-anaknya: “Apa yang kau sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab: “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya”.


Jadi, satu dari dua amanah yang harus ayah sampaikan yaitu perihal tauhid. Yaitu perihal IMAN kepada Allah, dan tidak mempersekutukan-Nya dengan suatu apapun.


Kemudian, apakah bekal kepercayaan yang kita bawa (bahkan sebelum lahir) membuat kita semakin akrab kepada Allah atau tidak?


Belumkah tiba waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka),


Dengan kata lain, Allah bukan hanya ingin kita menjaga kepercayaan tersebut hingga maut (baca; Al-A’raf ayat 172), tapi juga terdapat perintah untuk kita meningkatkannya dari waktu ke waktu, supaya kita tidak menjadi orang yang fasik, sebagaimana yang Allah maksud di penghujung surat Al-Hadid ayat 16.


Lalu bagaimana cara kita meningkatkan kadar kepercayaan tersebut? Jawabannya sudah Allah siapkan dalam surat Adz-dzariyat ayat 56.


وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ


Dan saya tidak membuat jin dan insan melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.


Yaitu dengan cara beribadah kepada-Nya. Apapun yang kita lakukan haruslah kita niatkan untuk beribadah. Dan ini merupakan dua dari dua amanah kehidupan yang harus ayah sampaikan dan ajarkan kepada anak-anaknya.


Jadi amanah kehidupan yang harus ayah sampaikan dan ajarkan kepada anak-anaknya yang pertama yaitu IMAN, pengukuhan terhadap ke-esa-an Allah melalui dua kalimat syahadat.


أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ


Kemudian, amanah yang kedua yang harus ayah sampaikan dan ajarkan yaitu IBADAH. Yaitu Sholat, Zakat, Puasa dan Haji (jika mampu). Oleh lantaran itu, saat Allah berfirman perihal perintah Sholat, Zakat, Puasa selalu disandingkan dengan “orang-orang yang beriman / telah beriman”.


Dan dua amanah kehidupan tersebut merupakan satu paket yang disebut dengan ISLAM, satu-satunya agama yang di-ridhai oleh Allah (Ali-Imran ayat 19). Yang terdiri dari Syahadat, Sholat, Zakat, Puasa dan Haji (jika mampu).


Sebagaimana juga yang diwasiatkankan oleh Nabi Ibrahim alaihissalam dan Ya’qub alaihissalam kepada anak-anaknya. Yaitu,


وَوَصَّىٰ بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَا بَنِيَّ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَىٰ لَكُمُ الدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ


Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah menentukan agama ini bagimu, maka janganlah kau mati kecuali dalam memeluk agama Islam”.


Sebagai penutup, goresan pena ini tidak lain yaitu untuk menjadi pengingat buat diri saya pribadi khususnya dan para pembaca pada umumnya.


Semua firman Allah dalam Al-Qur’an yang setiap hari kita baca dan kita dengarkan itu merupakan kebenaran mutlak yang harus kita imani sebagai seorang muslim, dan semoga kita bukan termasuk orang-orang fasik yang juga sering Allah singgung dalam Al-Qur’an.



Sumber https://carajuki.com

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "√ 2 Amanah Kehidupan Yang Harus Ayah Sampaikan"

Posting Komentar