Teori Pertukaran Sosial
Teori pertukaran sosial mengasumsikan bahwa sikap seseorang ditentukan oleh hasil interaksi sosial dengan orang lain yang membawa untung-rugi atau penghargaan-hukuman yang akan diperoleh. Teori ini menyampaikan sebuah model dalam menginterpretasi sikap sosial yang berbasis pada pertukaran.
Pertukaran yang dimaksud di sini sanggup digambarkan sebagai adanya persepsi untung-rugi sebagaimana yang disebutkan di atas, untuk ”dipertukarkan” dengan sikap yang sedang atau akan diperbuatnya. Sebagai contoh, kau menyukur rambut model undercut, kemudian orang bilang kau menyerupai CR7. Pandangan orang bahwa kau menyerupai CR7 diinterpretasi sebagai sanjungan sehingga esoknya kau cenderung akan tampil dengan model rambut undercut lagi.
Postingan ini akan membahas secara ringkas wacana apa itu teori pertukaran sosial khususnya dalam sosiologi dan menyerupai apa misalnya dalam kehidupan sehari-hari. Perlu diingat bahwa teori merupakan sebuah alat bantu untuk memahami, membaca dan menginterpretasi dunia yang kita lihat. Di sini kita akan coba menginterpretasi sikap sosial seseorang dari kacamata teori pertukaran sosial.
Baca juga Sosiologi: Sebuah Pengantar Singkat
Salah satu gagasan inti teori ini yaitu perkiraan bahwa orang cenderung akan mengulangi perilakunya apabila sikap sebelumnya menerima penghargaan (reward) sebagai hasil dari proses interaksi dengan orang lain. Dengan kata lain, sikap tersebut menerima persetujuan (approval).
Sebaliknya, kalau tindakan atau sikap tersebut menghasilkan interaksi yang tidak disetujui (disapproval), seseorang cenderung tidak akan mengulanginya. Teori pertukaran sosial berada dalam barisan teori yang menganggap bahwa individu merupakan makhluk rasional yang bertindak dan berperilaku atas dasar pertimbangan kalkulasi rasional.
Baca juga Proses Sosial: Definisi dan Contohnya
Sebagai contoh, kau mengajak kencan seseorang, namun ditolak, bahkan ditertawakan oleh teman-teman kamu. Penolakan itu menghasilkan rasa malu. Dengan kata lain, tindakanmu menghasilkan eksekusi berupa rasa aib ditolak dan ditertawakan. Teori pertukaran sosial memberi kesempatan kita untuk memprediksi bahwa kedepan kau cenderung tidak akan mengajak kencan atau tidak akan mengulangi perbuatanmu lagi.
Rumus bekerjanya teori ini sanggup diilustrasikan sebagai berikut:
Penghargaan dari interaksi – Hukuman dari interaksi = Perilaku sosial.
Perilaku sosial sanggup diprediksi melalui penghitungan cost-benefit atau untung-rugi.
Baca juga Interaksi Sosial: Pengertian dan Contohnya
Teori pertukaran sosial ketika ini cukup banyak ditemukan dalam studi ekonomi dan psikologi. Namun fondasi teoritis gagasan ini dirumuskan oleh sosiolog klasik George Homans. Homans menulis esai yang menjadi wangsit teori ini dengan judul ”Social Behaviour as Exchange”. Sosiolog Peter Balu dan Richard Emerson kemudian menyebarkan teori ini.
Dalam sosiologi, teori pertukaran sosial selalu dikategorikan ke dalam teori mikro sosiologi. Analisis teori ini sering ditempatkan dalam tataran individual, yaitu pada sikap individu. Bahkan pada level yang lebih dalam, teori ini cukup sering berupaya mengungkap sisi psikologis dari seseorang yang bertindak sehingga tak masuk pada studi psikologi-sosial.
Perlu diingat bahwa implementasi teori ini melibatkan analisis interaksi sosial. Perilaku yang ”dipertukarkan” dengan penghargaan atau eksekusi tidak sanggup dipahami melainkan melalui interpretasi terhadap interaksi sosial.
Baca juga: Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Meskipun cukup populer, teori ini sering dikritik oleh banyak kalangan. Teori pertukaran sosial berpijak pada anggapan bahwa insan yaitu makhluk rasional yang mengambil keputusan menurut kalkulasi rasional. Salah satu kritik yang ditujukan pada teori ini menyampaikan bahwa sisi emosional dari insan dalam mengambil keputusan kerap diabaikan. Padahal selain makhluk rasional, insan juga merupakan makhluk emosional.
Sebagai pola seseorang tidak mau lagi cukur rambut dengan model undercut alasannya yaitu kecewa CR7 pindah klub. Padahal ia fans berat Real Madrid. Alasan tersebut lebih relevan dipahami secara emosional ketimbang rasional.
Selain itu, teori ini juga sering disebut mengabaikan adanya kekuatan dalam struktur sosial yang memilih tindakan atau sikap seseorang. Misalnya, anak muda yang joget tik-tok meraih laba popularitas dari videonya yang viral. Anak muda tersebut kemudian meratapi perbuatannya alasannya yaitu selain unfaedah, juga tidak sejalan dengan nilai-nilai yang diyakininya.
Baca juga: Teori-Teori Sosiologi
Sumber aciknadzirah.blogspot.com
0 Response to "Teori Pertukaran Sosial"
Posting Komentar