Contoh Pidato Hari Jagoan 10 November

Hari Pahlawan yaitu salah satu kejadian penting yang masuk kedalam daftar Hari Besar Nasional yang tentu saja niscaya ada di setiap negara di dunia ini. Termasuk tanah air tercinta NKRI. Nah, di Indonesia Acara peringatan Hari Pahlawan biasa dilaksanakan pada tanggal 10 November setiap tahunnya. Bersangkutan dengan hal tersebut, bagi anda yang membutuhkan contoh pidato hari pahlawan, berikut ini saya telah menyiapkannya. Insya Allah tema dan bahasannya mempunyai kualitas yang baik sama halnya dengan contoh pidato lulus sekolah.

Assalamu'alaikum Wr.Wb

(Pilih Muqaddimah Pidato yang Anda Sukai)

Saudara-saudara sebangsa dan setanah air
Tiada ucapan yang layak untuk kita ucapkan pada kesempatan ini kecuali ucapan syukur dan tahmid kehadirat Allah SWT. yang telah memperlihatkan taufiq dan hidayat-Nya kepada kita sekalian, sehingga kita sanggup menjadi bangsa yang merdeka, yang hingga ketika ini kita masih diberikan kesempatan oleh-Nya untuk hidup di Negara tercinta ini, yaitu di bumi Indonesia.

Saudara-saudara sebangsa dan setanah air.
Kemerdekaan itu yaitu rahmat Allah, yang oleh hasilnya pantaslah sekiranya kita mengucapkan puji syukur, sebagai pernyataan terima kasih kita kepada Tuhan yang memberinya. Pernyataan syukur kepada Allah tidaklah cukup dengan ucapan-ucapan atau semoboyan-semboyan saja, akan tetapi harus dibuktikan dengan perbuatan-perbuatan/tingkah laris yang nyata, ialah dengan memelihara rahmat yang telah dianugrahi itu dengan sebaik-baiknya, dengan cara-cara yang adil dan bebas dari kedzaliman-kedzaliman dan penindasa.

Saudara-saudara sebangsa dan setanah air.
Di bulan November ini kita menghadapi satu kejadian yang amat penting bagi kita semua bangsa Indonesia, khususnya bagi arek-arek Surabaya pada tanggal 10 November 1945 yang kemudian kita di ingatkan kembali oleh semangat kepahlawanan bangsa kita didalam mempertahankan tanah air dari segala model dan macam penjajahan, sejak........... tahun yang lalu, teringatlah kita berapa banyak para p0juang yang telah gugur dalam membela tanah air dan kehormatan bangsa. Teringat pula bagi kita akan beberapa anak yang menjadi yatim alasannya yaitu ditinggal mati oleh bapak-bapaknya di medan pertempuran. Teringat pula berapa banyak istri-istri yang ditinggal mati oleh suaminya yang mempertaruhkan nyawanya demi tanah air. Kita sanggup mengetahui betapa susah dan bersedih hati mereka dalam menanggung penderitaan dan cobaan.

Teringat akan hal itu semua, pantaslah jika sekiranya setiap saat, utamanya setiap tanggal 10 November kita bersyukur kepada Allah yang telah menyelamatkan kita dari cengkraman penjajah, dan tidak melupakan jasa-jasa para satria yang gugur di medan pertempuran yang dilandasi oleh rasa cintanya kepada tanah air Indonesia. Bersangkutan dengan hal ini Rasulullah saw. bersabda:

"HUBBUL WATHON MINAL IIMAANI"

Artinya:
"Cinta Tanah Air yaitu sebagian daripada iman"

Berangkat dari hadist itu dapatlah dimengerti bahwa tanpa menyayangi tanah air tidaklah tepat kepercayaan seseorang. Dan sudah barang tentu bahwa setiap muslim yang taat menyayangi perintah Allah dan Rasul-Nya, niscaya ia mempunyai rasa cinta (patriotisme) terhadap tanah air.

Kita sanggup menyimak sejarah pada masa kemudian yang dialami oleh para sahabat Rasulullah dalam mempertahankan tanah airnya, agamanya atau aqidahnya, alasannya yaitu dalam hati mereka sudah tertanam kecintaan dan ketaatan akan Rasulullah saw. Maka demi tanah airnya, agamanya dan demi Tuhan dan Rasul-Nya mereka pertaruhkan jiwa dan raga serta harta bendanya.

Saudara-saudara sebangsa dan setanah air.
Sudah kita maklumi bersama, bahwa para satria kita yang gugur di medan pertempuran itu berhadapan dengan musuh yang saling mengadu kekuatan dan senjata, dan sehabis kemerdekaan kita peroleh kemudian para penjajah kita usir dan kita pulangkan ke tanah airnya masing-masing. Maka apakah usaha itu sudah selesai? tidaklah demikian berdasarkan Rasulullah saw.

Pada suatu waktu para sahabat  Rasulullah pulang dari peperangan yang maha besar yang belum dijumpai oleh para sahabat ketika itu, namun demikian Rasulullah masih menyatakan kepada para sahabat dengan sabdanya:

"ROJA'NAA MINAL JIHAADIL ASHQHORI ILAAA JIHAADH AKBARI, QIILA : AYYUL JIHAADIL AKBARI YA ROSUULALLOOHI? QOOLA : JIHAADUN NAFSI"

Artinya:
"Kita gres saja kembali dari peperangan yang kecil menuju peperangan yang lebih besar, yakni usaha peperangan dalam melawan hawa nafsu"

Dengan melihat makna dari hadist Rasulullah di atas, bahwa usaha melawan hawa nafsu itulah usaha dan musuh yang paling kuat. Kaprikornus pertempuran yang dialami oleh bangsa Indonesia Terhadap para penjajah itu belum apa-apa bila dibandingkan dengan makna hadist di atas, sebelum para satria serta generasi-generasi penerus bangsa itu sanggup menaklukan hawa nafsu yang menyelubungi dirinya.

Demikianlah pidato yang sanggup kami sampaikan pada kesempatan ini dalam rangka memperingati hari satria 10 november yang ke......., tahun.......... biar ada keuntungannya bagi kita semua. Akhirnya...

WABILLAAHITTAUFIQWALHIDAYATWASSALAMU'ALAIKUM WATOHMATULLOOHI WABAROKAATUHU.
Sumber http://pidatu.blogspot.com

Berlangganan Informasi Terbaru: