Menyusun Penelitian Tindakan Kelas Berikut Referensi Tawaran Ptk Sma

 Kegiatan Pengembangan Profesi Guru yakni kegiatan Guru dalam rangka pengamalan ilmu dan  Menyusun Penelitian Tindakan Kelas Berikut Contoh Proposal PTK SMA

Kegiatan Pengembangan Profesi Guru

Kegiatan Pengembangan Profesi Guru yakni kegiatan Guru dalam rangka pengamalan ilmu dan pengetahuan, teknologi dan ketrampilan untuk peningkatan mutu baik bagi proses mencar ilmu mengajar dan profesionalisme tenaga kependidikan lainnya, maupun dalam rangka menghasilkan sesuatu yang
bermanfaat bagi pendidikan dan kebudayaan.

Terdapat lima macam kegiatan Guru yang termasuk kegiatan Pengembangan Profesi: (1) Membuat Karya Tulis Ilmiah di bidang pendidikan, (2) Menemukan Teknologi Tepat Guna, (3) Membuat alat peraga atau alat bimbingan, (4) Menciptakan karya seni, (5) Mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum, (6) Macam karya tulis/karya ilmiah yang sanggup dibentuk Guru, (7) Karya tulis ilmiah hasil penelitian, pengkajian, survei, dan atau penilaian di bidang pendidikan, (8) Karya tulis atau makalah yang berisi tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri dalam bidang pendidikan, (9) Tulisan ilmiah terkenal di bidang pendidikan dan kebudayaan yang disebarluaskan melalui media massa, (10) Prasaran yang berupa tinjauan, gagasan atau ulasan ilmiah yang disampaikan dalam pertemuan ilmiah, (11) Buku pelajaran atau modul, (12) Diktat pelajaran, (13) Karya penerjemahan buku pelajaran/karya ilmiah yang bermanfaat bagi pendidikan, (14) Karya tulis ilmiah yang berupa laporan hasil penelitian.

Semua karya tulis tersebut harus memenuhi kriteria APIK, maksudnya yakni (A)sli: karya orisinil penyusun, bukan plagiat, jiplakan atau disusun dengan tidak jujur; (P)erlu: permasalahan memang perlu, memiliki manfaat, tidak mengada-ada; (I)lmiah: penelitian dilakukan sesuai kaidah kebenaran ilmiah; (K)onsisten: sesuai dengan bidang keilmuan Guru.

Apakah Penelitian Tindakan Kelas itu?

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau disebut juga dengan Classroom Action Research (CAR) yakni penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. Fokus PTK yakni pada siswa atau pada proses mencar ilmu mengajar yang terjadi di kelas. Hasil dari PTK ini sanggup ditulis sebagai karya tulis ilmiah.

Apakah Tujuan PTK?


Tujuan utama PTK yakni untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di kelas dan meningkatkan kegiatan nyata Guru dalam pengembangan profesionalnya. Secara rinci, tujuan PTK antara lain (1) Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah, (2) Membantu Guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi duduk masalah pembelajaran, (3) Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan, (4) Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap proaktif dalam melaksanakan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan.

Mengapa dilakukan PTK?

PTK merupakan pendekatan bagi pemecahan duduk masalah yang bukan sekedar trial and error, tetapi PTK menggarap masalah-masalah faktual yang dihadapi Guru dalam pembelajaran. Dalam PTK, guru tidak perlu meninggalkan kiprah utamanya. Ia akan bekerja sebagai peneliti untuk berbagi iklim akademik dan profesionalismenya, khususnya jikalau dilakukan secara kolaboratif dengan peneliti dari Perguruan Tinggi.

Keuntungan PTK ialah (1) sanggup segera dilaksanakan pada dikala muncul kebutuhan, (2) dilaksanakan dengan tujuan perbaikan, (3) murah biayanya, (4) disain lentur/fleksibel, (5) analisis data seketika, dan (6) keuntungannya terperinci dan langsung.

Masalah Apa yang Dapat Dikaji melalui PTK?

Masalah yang dikaji yakni duduk masalah yang (1) berasal dari kondisi nyata di lapangan, (2) benar-benar mendesak untuk dilaksanakan, (3) menunjukkan

harapan (berpotensi) untuk sanggup diselesaikan, (4) penyelesaiannya merupakan perbaikan kualitas proses dan hasil pembelajaran, (5) cakupan duduk masalah untuk PTK cukup luas, diantaranya: duduk masalah mencar ilmu siswa di sekolah ibarat permasalahan mencar ilmu di kelas, kesalahan pembelajaran, miskonsepsi, mis-strategi, dan peningkatan hasil mencar ilmu siswa, (6) pengembangan profesionalisme Guru dalam peningkatan mutu perancangan, pelaksanaan dan penilaian acara pengajaran, (7) pengelolaan dan pengendalian, contohnya pengenalan teknik modifikasi perilaku, teknik memotivasi, dan teknik pengembangan potensi diri,

(8)  desain dan taktik pembelajaran di kelas, contohnya pengelolaan dan mekanisme pembelajaran, implementasi dan penemuan metode pembelajaran, atau interaksi di dalam kelas, partisipasi orangtua dalam proses mencar ilmu siswa, (9) penanaman dan pengembangan sikap serta nilai-nilai, contohnya pengembangan pola berpikir ilmiah dalam diri siswa, (10) pengembangan pribadi siswa, pendidik, dan tenaga kependidikan lainnya (termasuk dalam tema ini antara lain: peningkatan kemandirian dan tanggungjawab penerima didik, peningkatan keefektifan hubungan antara pendidik-siswa dan orangtua dalam PBM, peningkatan konsep diri penerima didik), (11) alat bantu, media dan sumber belajar, taermasuk dalam tema ini, antara lain duduk masalah penggunaan media, perpustakan, sumber mencar ilmu di dalam/di luar kelas, peningkatan hubungan antara sekolah dan masyarakat, (12) sistem asesmen dan penilaian proses dan hasil pembelajaran, termasuk dalam tema ini antara lain duduk masalah penilaian awal dan hasil pembelajaran, pengembangan instrumen asesmen berbasis kompetensi, dan (13) duduk masalah kurikulum, contohnya implementasi kurikulum, interaksi guru-siswa, siswa-materi ajar, siswa-lingkungan belajar, urutan penyajian materi pokok.

Apa yang sanggup dihasilkan dari PTK?


Dari PTK sanggup dihasilkan upaya-upaya (1) peningkatan atau perbaikan terhadap kinerja mencar ilmu siswa di sekolah, (2) peningkatan atau perbaikan mutu proses pembelajaran di kelas, (3) peningkatan atau perbaikan kualitas penggunaan media, alat bantu, dan sumber mencar ilmu lainnya, (4) peningkatan atau perbaikan kualitas mekanisme dan alat penilaian untuk mengukur proses dan hasil mencar ilmu siswa,

(5)   peningkatan atau perbaikan terhadap masalah-masalah pendidikan anak di sekolah, dan (6) peningkatan atau perbaikan kualitas penerapan kurikulum dan pengembangan kompetensi siswa di sekolah.

II. PENYUSUNAN USULAN/PROPOSAL PTK

Pada umumnya kerangka usulan PTK terdiri dari:
Judul PTK
Bab Pendahuluan
Bab Kajian/Tinjauan Pustaka
Bab Metode Penelitian

Penjelasan mengenai kegiatan pendukung (misalnya: jadwal penelitian, sarana pendukung pembelajaran dalam setiap kegiatan penelitian, kelayakan pembiayaan).

A. JUDUL PTK

Judul hendaknya singkat (biasanya tidak lebih dari 15 kata), spesifik, cukup terperinci menggambarkan duduk masalah yang akan diteliti, tindakan untuk mengatasi masalah, dan daerah penelitian. Kalau judul terlalu panjang, sanggup ditulis pokok judul dan ditambah subjudul yang memperlihatkan secara lebih rinci subyek penelitian ibarat di kelas berapa, tahun berapa, di sekolah mana, dll.


Contoh:

Peningkatan Hasil Belajar Matematika melalui Model Belajar Kelompok Kooperatif di Kelas VI SD NEGRI 2 OKU


Meminimalkan Kesalahan Siswa dalam Menggunakan Derivatif Bahasa Inggris melalui Pola Latihan Berjenjang di Sekolah Menengah Pertama NEGERI 2 OKU

Peningkatan Kreativitas Siswa melalui Model Pembelajaran CTL dalam Proses Belajar Matapelajaran Kimia di Sekolah Menengan Atas Negeri 1 OKU

Penggunaan Model Pembelajaran Learning Cycle untuk Meningkatkan Ketrampilan Siswa pada Matapelajaran TIK di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 OKU

Baca Juga :
Model-Model Penelitian tindakan Kelas
Silabus dan RPP Kurikulum 2013 Revisi 2017 SMA
Pendekatan dan Prinsip Penilaian Kurikulum 2013
Teknik bertanya,keterampilan dasar yang mesti dikuasai Guru
Kesalahan kesalahan Guru dalam Mengajar
Kelebihan kelebihan Wanita yang Berprofesi guru

B. BIDANG KAJIAN

Bidang kajian yang ditulis merupakan bidang kajian yang sesuai dengan duduk masalah yang akan diteliti, sanggup mengacu pada cakupan duduk masalah PTK ibarat dijelaskan pada kepingan sebelumnya atau mengacu hal yang digariskan ‘penyelenggara PTK’.

C. PENDAHULUAN


Pendahuluan menjelaskan Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah dan Cara Pemecahan Masalah, Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian.

Latar Belakang Masalah berisi duduk masalah PTK yang diangkat: (1) Jelas dan bukan hasil kajian teoretik, (2) Nyata terjadi di sekolah, berdasarkan pengamatan guru atau tenaga kependidikan di sekolah, dan (3) Dapat terinspirasi dari hasil penelitian terdahulu, tetapi digali dari permasalahan pembelajaran yang faktual.


Masalah harus bersifat penting dan mendesak untuk dipecahkan, serta sanggup dilaksanakan (ketersediaan waktu, biaya dan daya dukung lainnya), Identifikasi duduk masalah disertai data pendukung. Masalah dianalisis untuk memilih akar penyebabnya.

Contoh Latar Belakang Masalah :

Pembelajaran Bahasa Inggris selalu mengacu pada Kurikulum Bahasa Inggeris yang berlaku. Berdasarkan atas laporan Guru bahasa Inggris, Kurikulum Bahasa Inggris sama sekali tidak menyentuh pelajaran derivatif atau perubahan bentuk kata yaitu dari kata sifat ke dalam kata benda atau sebaliknya. Namun dalam pelajaran menulis, siswa dituntut memakai kata tersebut. Guru menyatakan bahwa 80% ketrampilan menulis siswa didukung oleh penggunaan kata derivatif tersebut. Ketidakpernahan memakai derivatif mengakibatkan banyaknya kesalahan siswa

Contoh Latar Belakang Masalah tanpa data pendukung

Banyak konsep-konsep matematika yang masih sulit dipahami siswa Sekolah dasar. Hal ini semestinya tidak perlu terjadi alasannya yakni Guru sudah mengajar dengan baik, akan tetapi nilai siswa masih juga rendah. Rendahnya pemahaman siswa terhadap konsep matematika di SD merupakan suatu duduk masalah alasannya yakni akan berdampak pada penguasaan konsep matematika di jenjang berikutnya.

Contoh Latar Belakang Masalah dengan data pendukung
………………..
2 + 4 = 6;
3 5 8

Fenomena di atas juga merupakan citra yang terjadi di Sekolah dasar Negeri 30 Poasia Kendari. Hasil perbincangan dengan Guru kelas V SD Negeri 30 Poasia Kendari dikala dilakukan studi awal pada tanggal 10 Pebruari 2005 diperoleh informasi bahwa masih banyak konsep matematika yang sulit dipahami siswa, antara lain konsep KPK dan FPB, konsep luas bangkit datar, konsep pengukuran, konsep pangkat, konsep akar. Berdasarkan pengamatan Guru, siswa kelas V Sekolah dasar Negeri 30 Poasia Kendari masih sulit memilih KPK dan FPB dari dua bilangan atau lebih, masih ada yang menjawab masih banyak siswa yang tidak sanggup memilih hasil -4+9; masih ada yang menjawab 23=6 dan sebagainya.

Perumusan Masalah dan Cara Pemecahan Masalah

Perumusan duduk masalah disusun berbentuk rumusan PTK, ada alternatif tindakan yang akan diambil dan hasil positif yang diantisipasi dengan mengajukan indikator keberhasilan tindakan, memakai kalimat tanya, dengan mengajukan alternatif tindakan yang akan dilakukan dan hasil positif yang diantisipasi dengan mengajukan indikator keberhasilan tindakan, dan cara pengukuran serta cara evaluasinya. Dalam Perumusan Masalah sanggup dijelaskan definisi, asumsi, dan lingkup yang menjadi batasan penelitian.

Contoh Perumusan Masalah:

Bagaimanakah penerapan pembelajaran remidial di sekolah untuk meningkatkan pemahaman konsep ………?

Bagaimanakah meminimalkan kesalahan siswa kelas II Sekolah Menengan Atas dalam memakai derivatif Bahasa Inggris melalui Pola Latihan Berjenjang?

Dapat pula rumusan duduk masalah diuraikan lebih rinci, misalnya:


Bagaimana penerapan pembelajaran berbantuan benda kongkrit untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas 3 SD Negeri 2 OKU dalam menghitung bilangan pecah?

Apakah dengan penerapan pembelajaran berbantuan benda kongkrit sanggup meningkatkan kegiatan mencar ilmu siswa kelas 3 SD Negeri 13 OKU.

Apakah dengan penerapan pembelajaran berbantuan benda kongkrit sanggup meningkatkan rasa bahagia siswa kelas 3 SD Negeri 10 OKU dalam belajar?

Pemecahan Masalah berisi: uraian alternatif tindakan yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah, sajian argumentasi logis terhadap pilihan tindakan, kesesuaiannya dengan masalah, kemutakhirannya, keberhasilannya dalam penelitian sejenis berdasarkan teori atau wawancara dengan ahli

Cara pemecahan duduk masalah ditentukan berdasarkan ketepatannya dalam mengatasi akar penyebab permasalahan dan dirumuskan dalam bentuk tindakan (action) yang terperinci dan terarah. Indikator keberhasilan tindakan harus realistik dan sanggup diukur (jelas cara asesmennya). Hipotesis tindakan dikemukakan bila diperlukan. Apabila diajukan hipotesis, sanggup dinyatakan dalam rumusan dengan kata “jika … maka…”, contohnya sebagai berikut:

Jika siswa SD kelas 3 SD Sabilillah dibelajarkan dengan derma benda kongkrit dalam menghitung bilangan pecah maka kegiatan belajarnya akan meningkat; Jika siswa SD kelas 3 SD Sabilillah dibelajarkan dengan derma benda kongkrit dalam menghitung bilangan pecah maka rasa bahagia belajarnya akan meningkat; Jika siswa SD kelas 3 SD Sabilillah dibelajarkan dengan derma benda kongkrit dalam menghitung bilangan pecah maka kemampuan menghitung bilangan pecah akan meningkat.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dirumuskan secara singkat dan terperinci berdasarkan permasalahan dan cara pemecahan duduk masalah yang dikemukakan, menggambarkan hasil yang akan dicapai.
Contoh Tujuan Penelitian

Menerapkan pembelajaran remidial di sekolah untuk meningkatkan pemahaman konsep learning dalam mata pelajaran Bahasa Inggeris.

Meminimalkan kesalahan siswa dalam mengubah bentuk kata bahasa Inggeris (derivatif) dari kata sifat ke kata benda atau sebaliknya melalui pola latihan berjenjang.

Meningkatkan kemampuan siswa kelas II IPA Sekolah Menengan Atas dalam memakai derivatif kata sifat dari kata kerja dalam pelajaran menulis.

Meningkatkan pemahaman konsep matematika pada siswa kelas V SD Negeri 30 Poasia Kendari melalui model konstruktivis.

Manfaat Penelitian


Manfaat penelitian diuraikan secara terperinci dan sistematis, sehingga tampak keuntungannya bagi siswa, Guru, dan komponen pendidikan terkait di sekolah. Kemukakan penemuan yang akan dihasilkan dari penelitian ini.

Contoh Manfaat Penelitian

Bagi Guru: melalui PTK ini Guru sanggup mengetahui taktik pembelajaran yang bervariasi untuk memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran serta meminimalkan kesalahan siswa dalam mengubah bentuk kata bahasa Inggeris (derivatif) dari kata sifat ke kata benda


Bagi siswa: hasil penelitian ini bermanfaat bagi siswa yang bermasalah dalam mengubah kata benda menjadi kata sifat

Bagi Sekolah: hasil penelitian ini membantu memperbaiki pembelajaran bahasa Inggris di sekolah

Untuk memudahkan dalam menuliskan secara rinci hal-hal di atas, sebaiknya ditetapkan pokok-pokok pikirannya. Contoh pada Tabel 1. mudah-mudahan sanggup membantu. 

D. KAJIAN TEORI ATAU KAJIAN PUSTAKA

Pada kepingan ini diuraikan kajian teoretis dan empiris yang menumbuhkan gagasan yang mendasari usulan PTK, temuan dan hasil penelitian terdahulu yang terkait dan mendukung pilihan tindakan untuk mengatasi permasalahan penelitian tersebut, dan kerangka pikir yang akan digunakan dalam penelitian – berdasarkan
kajian teori. Fungsi Kajian Pustaka:

(1) mengetahui sejarah duduk masalah penelitian,

(2) membantu pemilihan prosedur,

(3) memahami latar belakang teoretis duduk masalah penelitian,

(4) mengetahui manfaat penelitian sebelumnya,

(5) menghindari duplikasi, dan

(6) menawarkan pembenaran pemilihan duduk masalah penelitian.

Langkah Awal

Siapkan butir-butir yang perlu dalam mencatat informasi dari pustaka.
Siapkan sistematika pengumpulan informasi.
Mencari informasi ke perpustakaan atau Internet.
Rencana Penulisan :
1.  Gunakan duduk masalah penelitian sebagai fokus
2.  Buatlah planning urutan pencarian dan penulisan
3.  Menekankan keterkaitan pustaka dengan duduk masalah penelitian

Sebagai contoh, akan dilakukan PTK yang menerapkan model pembelajaran berkelompok (learning together), maka pada Kajian Pustaka sanggup dikemukakan hal-hal berikut.

Bagaimana teori learning together, siapa saja tokohnya, bagaimana sejarahnya, apa yang spesifik dari teori ini, apa persyaratannya, dll.

Bagaimana bentuk tindakan yang dilakukan dalam penerapan teori tersebut dalam pembelajaran, taktik pembelajarannya, skenario pelaksanaan, dsb.


Bagaimana keterkaitan atau imbas model tersebut dengan perubahan yang diharapkan atau duduk masalah yang akan dipecahkan, hal ini sanggup dijabarkan dari banyak sekali hasil penelitian yang sesuai.

Bagaimana asumsi hasil (hipotesis tindakan) dengan dilakukannya penerapan model di atas pada pembelajaran terhadaphal yang akan dipecahkan.

E. METODE PENELITIAN

Bagian ini menjelaskan Rencana dan Prosedur Penelitian. Kemukakan lokasi penelitian dan subyek penelitiannya. Pada kepingan ini juga dikemukakan rancangan penelitiannya, citra siklusnya yang dirinci dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi-refleksi. Tunjukkan siklus-siklus penelitian dengan menguraikan indikator keberhasilan yang dicapai dalam setiap siklus sebelum pindah ke siklus lainnya. Jumlah siklus diusahakan lebih dari satu siklus, namun harus diingat jadual kegiatan sekolah. Teknik pengumpulan data, kiprah peneliti, instrumen penelitian, teknik analisis datanya juga disertakan.

Contoh uraian untuk kepingan “Rancangan Penelitian”

Penelitian ini memakai rancangan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian terdiri atas lebih dari satu siklus, tergantung permasalahan atau kendala yang ditemukan selama penelitian. Masing-masing siklus melalui tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Secara umum alur pelaksanaan tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini digambarkan oleh Kemmis dan Taggart (dalam Kasbolah, 1999) sebagai berikut : Rencana tindakan.
Pelaksanaan Tindakan Observasi.
Refleksi Rencana Tindakan.
Observasi Pelaksanaan Tindakan.

Untuk memudahkan dalam menuliskan secara rinci hal-hal di atas, sebaiknya ditetapkan pokok-pokok planning kegiatan, perhatikan pola pada Tabel 2.

F. JADUAL PENELITIAN

Jadual penelitian (time schedule) berisi jadual waktu mulai dari perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan. Apabila ada penyandang dana, biasanya ada monitoring sehingga schedule pelaksanaan monitoring, seminar desain operasional, seminar hasil penelitian juga dirancang. Jadual penelitian biasanya ditunjukkan dalam bentuk –Gantt chart ibarat pola pada Tabel 3.

G. Daftar Pustaka

Daftar Pustaka ditulis secara konsisten dan alphabetis sesuai dengan salah
satu model baku. Sumber yang dicantumkan hanya yang benar-benar dirujuk di

dalam naskah. Semua sumber yang dirujuk di dalam naskah harus dicantumkan di

dalam Daftar Pustaka. Daftar Pustaka sanggup bersumber pada buku, jurnal, majalah
dan internet. Sebagai contoh, Daftar Pustaka sanggup ditulis berdasarkan tata cara
sebagai berikut.
Buku;

Nama pengarang. (tahun terbit). judul buku (cetak miring). edisi buku. kota penerbit: nama penerbit. (model American Psychology Association – APA edisi kelima).

Contoh:
Wiersma, W. (1995). Research Methods in Education: An Introduction. Boston:
Allyn & Bacon.

Artikel/Bab dalam suatu Buku:

Nama pengarang. (tahun terbit). judul artikel. In/dalam nama editor (Ed.). judul buku (cetak miring). Edisi. nama penerbit, kota penerbit, halaman.

Contoh:

Schoenfeld, A.H., (1993). On Mathematics as Sense Making: An Informal Attack on the Unfortunate Divorce of Formal and Informal Mathematics, in J.F. Voss., D.N. Perkins & J.W. Segal (Eds.). Informal Reasoning and Education. Hillsdale. NJ: Erlbaum, pp. 311-344.

Artikel dari Jurnal :
Nama pengarang, tahun, judul artikel, nama jurnal (cetak miring), volume jurnal, halaman.

Contoh:
Mikusa, M.G. & Lewellen, H., (1999). Now Here is That, Authority on Mathematics Reforms, The Mathematics Teacher, 92: 158-163.

Majalah :
Nama pengarang, tahun, judul artikel, nama majalah (cetak miring) volume terbitan, nomor terbitan, halaman.

Contoh:
Ross, D., (2001). The Math Wars, Navigator, Vol 4, Number 5, pp. 20-25.

Internet :
Nama pengarang, tahun, judul (cetak miring), alamat website, tanggal akses.

LAMPIRAN-LAMPIRAN


Lampiran memuat pola perangkat pembelajaran, instrumen penelitian, personalia peneliti, Curriculum Vitae semua peneliti, data penelitian, dan bukti lain pelaksanaan penelitian (termasuk gosip acara seminar dratf laporan).


III. KELEMAHAN USULAN PTK
(sehingga ditolak penyandang dana)

A. Evaluasi Administrasi
-  Tampilan fisik tidak sesuai aturan

-  Format lembar pengesahan
-  Kelengkapan dan sistematika usulan
-  Jadwal penelitian
-  Alokasi biaya/anggaran penelitian

-  Lampiran

-  Pengusul

B. Sistematika Usulan

1)  Latar Belakang dan Rumusan Masalah: analisis permasalahan tidak tajam - Tidak diambil dari permasalahan nyata di kelas

- Tidak menyertakan data pendukung

- Potensi untuk perbaikan pembelajaran belum tampak - Masalah terlalu luas (Rumusan tidak fokus)

- Tidak menggambarkan alasan pemilihan alternatif pemecahan

- Rumusan duduk masalah tidak mencerminkan adanya tindakan dan citra perubahan prilaku

2)  Tujuan dan Manfaat : tidak jelas
-  Rumusan tujuan tidak jelas/fokus
-   Rumusan tujuan tidak mengarah pada penyelesaian permasalahan atau pada peningkatan atau perbaikan kualitas pembelajaran

-  Tidak menggambarkan manfaat penelitian bagi siswa, Guru dan sekolah

3) Kajian Pustaka: terlalu dangkal
-  Tidak relevan dengan permasalahan

-  Tidak relevan dengan alternatif pemecahan masalah

-  Tidak mengungkap hasil-hasil penelitian yang relevan 4) Metode Penelitian

-   Pemahaman terhadap PTK masih rendah (masih rancunya pengertian siklus dan tindakan)

-  Pada penelitian tindakan belum ada citra tindakan yang direncanakan.

5) Prosedur Penelitian: pemahaman PTK masih lemah

-  Pemahaman terhadap siklus masih rendah (Siklus tidak terperinci atau tidak lengkap komponennya)

-  Satu pertemuan dianggap satu siklus

-     Rancangan rancu dengan penelitian lain, ibarat adanya sampling dalam penentuan subjek, adanya kelompok kontrol

-  Hubungan kiprah kolaboratif tak terinci dengan jelas
6) Pengumpulan dan Analisis Data
-  Terlalu difokuskan pada hasil mencar ilmu (masalah proses belum menjadi prioritas)

-   Pada PTK analisis data terlalu mengandalkan pendekatan kuantitatif (Pokoknya statistik)

-  Instrumen yang akan digunakan tidak sesuai dengan data yang diinginkan, misal untuk mengukur keterampilan kerja ilmiah digunakan tes tulis.

7) Lain-lain
-  Pengesahan/persetujuan tidak ada
-  Ketidaksesuaian jadwal penelitian dengan kalender akademik

-   Biaya penelitian terlalu banyak pada transport dan gaji (tidak sesuai dengan rambu-rambu)

-   Tidak melampirkan instrumen yang digunakan. Sangat disarankan dilampirkan pola kuesioner, format observasi, instrumen penunjang lainnya.


IV. BEBERAPA TIPS

Mulai dengan hal-hal sederhana dan dengan skala kecil; Bekerjasama dengan sejawat dan praktisi lain;
Siap menghadapi situasi yang semrawut di awal kegiatan penelitian;
Siap mengerjakan pekerjaan ini terus-menerus: mungkin sepanjang karir;
Jangan enggan mencatat kejadian-kejadian selama penelitian;
Antisipasi kebutuhan untuk mendengar pendapat pihak lain.


V. PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PTK dilaksanakan dalam bentuk siklus yang berulang, masing-masing terdiri atas empat tahapan utama yaitu (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) pengamatan,
(4) refleksi. Lihat lagi Gambar 1.
Rincian kegiatan pada setiap kegiatan yakni sebagai berikut.
SIKLUS I
1. Perencanaan

-   Susun rancangan tindakan yang menjelaskan wacana apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut akan dilakukan.

-   Kalau penelitian dilakukan secara berkelompok, harus ada kesepakatan antara guru yang melaksanakan tindakan dengan guru yang mengamati proses tindakan wacana tindakan yang dilakukan dan hal-hal yang menjadi fokus amatan.

-  Tentukan fokus amatan dengan menciptakan instrumen pengamatan utnuk merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung.

Secara rinci, kegiatan pada tahap perencanaan terdiri dari kegiatan berikut.

-Identifikasi dan analisis masalah: harus faktual, terjadi di kelas, penting, bermanfaat untuk perbaikan, terjangkau untuk dilakukan.
-Penetapan alasan mengapa penelitian dilakukan.
-Perumusan duduk masalah secara jelas.

-Penetapan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban, dimulai dengan memutuskan banyak sekali alternatif tindakan pemecahan masalah, kemudian dipilih tindakan yang paling menjanjikan hasil terbaik yang sanggup dilakukan guru.

-Penentuan cara menguji hipotesis dengan menjabarkan indikator-indikator keberhasilan serta instrumen pengumpul data yang akan digunakan untuk menganalisis indikator keberhasilan itu.
-Membuat secara rinci persiapan tindakan, misalnya
-Membuat skenario pembelajaran
-Mempersiapkan sarana pembelajaran
-Mempersiapkan instrumen penelitian
-Melakukan simulasi pelaksanaan tindakan

2. Pelaksanaan Tindakan
Implementasi skenario tindakan yang telah direncanakan, yang dilakukan bersamaan dengan observasi terhadap dampak tindakan, terutama perubahan dinamika kelompok dalam pembelajaran. PTK yang dilakukan guru umumnya dilakukan dalam waktu antara dua hingga tiga bulan, untuk sanggup menuntaskan sajian beberapa pokok bahasan matapelajaran tertentu.

Berikut ini pola ringkasan planning (skenario) tindakan yang akan dilakukan pada satu PTK.

Dirancang penerapan metode kiprah dan diskusi dalam pembelajaran X untuk pokok bahasan A, B, C, dan D.

Format tugas: pembagian kelompok kecil sesuai jumlah pokok bahasan, pilih ketua, sekretaris, dll oleh dan anggota kelompok, bagi topik bahasan untuk kelompok dengan cara random, dengan cara yang menyenangkan.


Kegiatan kelompok: mengumpulkan bacaan, melalui diskusi kelompok bekerja atau mencar ilmu memahami materi, menuliskan hasil diskusi dalam OHT untuk persiapan presentasi.

Presentasi dan diskusi pleno: masing-masing kelompok menyajikan hasil kerjanya dalam pleno kelas, guru sebagai moderator, lakukan diskusi, ambil kesimpulan sebagai hasil pembelajaran.

Jenis data yang dikumpulkan: makalah kelompok, lembar OHT hasil kerja kelompok, keaktifan siswa dalam diskusi, dll.

3. Observasi

Tahapan ini berjalan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pada tahapan ini peneliti (atau guru apabila bertindak sebagai peneliti) mengamati dan mencatat semua hal yang diharapkan dan terjadi selama tindakan berlangsung, dengan memakai format observasi yang telah disusun, atau memakai catatan lapangan yang formatnya bebas. Data yang dikumpulkan sanggup berupa data kuantitatif, contohnya hasil tes, hasil kuis, nilai tugas, , dll; atau data kualitatif yang menggambarkan keaktifan diskusi, antusias siswa, mutu diskusi yang dilakukan, dsb. Penggunaan angka dan ‘statistik sederhana’ tidak dilarang. Data yang terkumpul dicek, contohnya dengan teknik triangulasi, membandingkan data yang diperoleh dengan data lain, dan sebagainya. Data kemudian dianalisis untuk mempermudah penarikan kesimpulan sementara dan refleksi terhadap tindakan yang dilakukan.

4. Refleksi
Tahapan ini mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasar data yang telah terkumpul, kemudian dievaluasi untuk memperbaiki tindakan berikutnya. Refleksi meliputi analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Analisis data meliputi reduksi data, paparan data, dan penyimpulan. Jika terjadi duduk masalah dari proses refleksi, maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya yang meliputi empat kegiatan yang sama dengan kegiatan siklus 1.…….. ke siklus II.

SIKLUS II
Perencanaan Tindakan Lanjutan

Jika siklus pertama telah selesai PTK (biasanya) diteruskan dengan siklus kedua. Siklus ini dilaksanakan dengan langkah-langkah ibarat pada siklus sebelumnya. Siklus II sanggup berupa kegiatan yang sama dengan kegiatan sebelumnya bila ditujukan untuk mengulangi kesuksesan atau untuk meyakinkan/menguatkan hasil, namun umumnya TINDAKAN yang dilakukan merupakan PERBAIKAN dari tindakan yang dilakukan pada siklus sebelumnya. Jika masih diharapkan siklus ke tiga maka tindakan yang dilakukan yakni juga perbaikan tindakan dari siklus dua. Tidak ada ketentuan wacana berapa siklus harus dilakukan dalam PTK, tergantung dari kepuasan peneliti, namun sebaiknya tidak kurang dari dua siklus.


VI. LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Laporan Penelitian tindakan Kelas memuat :
A. HALAMAN AWAL:
1.  Halaman Judul
2.  Halaman Pengesahan
3.  Abstrak

Pada kepingan ini dituliskan dengan ringkas hal-hal pokok wacana (a) permasalahan,

(b)  tujuan, (c) mekanisme pelaksanaan PTK, dan d (hasil penelitian). 4. Kata Pengantar

5. Daftar Isi
6. Daftar Tabel/Lampiran

B. BAGIAN ISI:

BAB I PENDAHULUAN (lihat kepingan sebelumnya), berisi :
Latar Belakang Masalah
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian

BAB II KAJIAN TEORI/KAJIAN PUSTAKA (lihat kepingan sebelumnya)

BAB III PROSEDUR/METODE PENELITIAN

Deskripsikan setting penelitian secara jelas, waktu penelitian, mata pelajaran, karakteristik siswa di sekolah sebagai subyek penelitian. Jelaskan pula tahapan di setiap siklus yang memuat: rencana, pelaksanaan/tindakan, pemantauan dan penilaian beserta jenis instrumen yang digunakan, refleksi (perlu dibedakan antara metode penelitian pada proposal dengan metode yang ada pada laporan penelitian). Tindakan yang dilakukan bersifat rasional, feasible, kolaboratif (kalau penelitian dilakukan secara kolaboratif).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsikan setting penelitian secara lengkap kemudian uraian masing-masing siklus dengan disertai data lengkap beserta aspek-aspek yang direkam/diamati tiap siklus. Rekaman itu memperlihatkan terjadinya perubahan akhir tindakan yang diberikan. Ditunjukkan adanya perbedaan dengan pelajaran yang biasa dilakukan. Pada refleksi diakhir setiap siklus berisi klarifikasi wacana aspek keberhasilan dan kelemahan yang terjadi ke dalam bentuk grafik. Kemukakan adanya perubahan/kemajuan/perbaikan yang terjadi pada diri siswa, lingkungan kelas, guru sendiri, minat, motivasi belajar, atau hasil belajar. Untuk dasar analisis dan pembahasan, kemukakan hasil keseluruhan siklus ke dalam suatu ringkasan tabel/grafik. Dari tabel/grafik rangkuman itu akan sanggup memperjelas adanya perubahan yang terjadi disertai pembahasan secara rinci dan jelas.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Sajikan simpulan dari hasil penelitian sesuai dengan analisis dan tujuan penelitian yang disampaikan sebelumnya. Berikan saran sebagai tindak lanjut berdasarkan simpulan yang diperoleh, baik yang menyangkut segi positif maupun negatifnya.

C. BAGIAN PENUNJANG

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN
Berisi lampiran wacana instrumen yang digunakan dalam penelitian, pola lembar tanggapan dari siswa, ijin penelitian, dan atau bukti-bukti lain yang dipandang penting.

Demikian Semoga Bermanfaat

Sumber http://indrabayang.blogspot.com

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "Menyusun Penelitian Tindakan Kelas Berikut Referensi Tawaran Ptk Sma"

Posting Komentar