Makalah “Debat” “Saya Gembira Menjadi Anak Indonesia”


MAKALAH

“DEBAT”
“SAYA BANGGA MENJADI ANAK INDONESIA”


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia, rahmat, dan rido-Nya sehingga penulis sanggup menuntaskan penyusunan makalah ini hingga selesai.
Dalam penyusunan kiprah atau bahan ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi dan kami  merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan bahan ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang-orang terdekat kami, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi sanggup teratasi.
Semoga bahan ini sanggup bermanfaat dan menjadi sumbangan pedoman bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang dibutuhkan sanggup tercapai, Amiin.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan yang letaknya sangat strategis dalam melaksanakan perdagangan. Sejak zaman dahulu negara kita yang tercinta ini banyak dikunjungi oleh negara lain yang mencari rempah-rempah. Pada ketika itu aktivitas perekonomian Indonesia masih memakai sistem barter, yaitu jual-beli dilakukan dengan tukar-menukar barang. Banyak sekali kesulitan yang dialami, diantaranya penjual dan pembeli sulit untuk memilih nilai komoditi yang akan dijual, sulit melaksanakan transaksi dalam jumlah besar, sulit melaksanakan pembayaran yang tertunda, dan sulitnya mempertemukan dua atau lebih pihak yang memiliki impian yang sama.
Seiring perkembangan zaman, cara menyerupai itu sudah tidak dipergunakan lagi, lantaran insan telah membuat alat pembayaran untuk melaksanakan transaksi yang kita kenal ketika ini sebagai uang. Dengan diberlakukannya uang dalam aktivitas ekonomi tentunya mempercepat perkembangan perekonomian di semua negara di dunia ini, termasuk Indonesia.
Perkembangan ekonomi negara kita mengalami pasang surut dan selalu menghadapi masalah-masalah yang tidak ringan. Banyak sekali faktor-faktor yang menghambat majunya perekonomian kita, beberapa diantaranya ialah duduk kasus KKN, kemiskinan, politik, dan lain-lain. Dari semua duduk kasus yang dialami tentu kita lebih menyoroti duduk kasus Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, lantaran bahwasanya duduk kasus negara kita yang terbesar ialah KKN. Dari duduk kasus tersebut banyak menjadikan masalah-masala gres menyerupai pengangguran, kemiskinan, kriminalitas, dan bahkan menimbulkan rakyat Indonesia sulit untuk mempercayai kinerja pemerintah. Mengapa demikian? Karena rakyat telah bosan mendengar janji-janji dari para wakil rakyat dan semua pegawanegeri yang katanya merupakan pengayom masyarakat. Banyak para wakil rakyat yang menjanjikan kehidupan yang sejahtera, memberantas kemiskinan, dan memerangi korupsi, tapi kenyataanya merekalah yang melanggar janji-janji tersebut. Semua berlawanan dengan janji-janji mereka, kemiskinan semakin gampang kita jumpai dalam kehidupan di masyarakat, korupsi semakin terang terlihat, dan suap-menyuap sudah menjadi hal yang biasa di nergri kita tercinta ini. Sebenarnya bukan hanya hal di atas saja yang menghambat majunya perekonomian kita, masih banyak hal-hal lain yang menyababkannya.
Dalam mengatasi masalah-masalah tersebut pemerintah harus bekerja ekstra. Memang bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Maka dari itu mari kita membantu pemerintah dalam membanngun negri kita yang tercinta ini. Sebagai mahasiswa tentunya kita lebih melihat ini sebagai sesuatu yang harus dijalani bersama. Bukan melaksanakan demo-demo yang justru memperkeruh suasana dengan merusak fasilitas-fasilitas umum yang merugikan negara kita sendiri. Janganlah menutup mata, kita semua tahu bahwa dibandingkan dengan negara lain, negara kita masih harus banyak-banyak mencar ilmu lagi dalam hal perekonomiannya.
Terlepas dari itu semua saya sebagai penulis merasa besar hati terhadap negara ini, lantaran dari kekurangan-kekurangan itu niscaya terdapat banyak kelebihannya. Dan itu akan menjadi bahasan dalam penggalan lain makalah ini. Aku Bangga Indonesia.
1.2.Rumusan Masalah
1.      Bagaimana upaya Pemerintah Indonesia dalam mengatasi masalah-masalah perekonomian Indonesia?
2.      Apa yang menimbulkan Perekonomian Indonesia sulit untuk maju ke tahap yang lebih baik?
3.      Bagaimana kemajuan perekonomian Indonesia dari tahun ke tahun?
4.      Bagaimana kedudukan perekonomian Indonesia di antara negara-negara lain?
5.      Kebijakan apa yang telah dilakukan Pemerintah Indonesia dalam mengatasi masalah-masalah perekonominya?
1.3. Maksud dan Tujuan
1.      Untuk mengetahui upaya-upaya yan dilakukan oleh Pemerintah Indonesia dalam mengatasi masalah-masalah perekonomian Indonesia.
2.      Untuk mengetahui penyebab sulitnya Perkonomian Indonesia ,aju ke tahap yang lebih baik.
3.      Untuk mengetahui kemajuan perekonomian Indonesia dari tahun ke tahun.
4.      Untuk mengetahui kedudukan perekonomian Indonesia di antara negara-negara lain.
5.      Untuk mengetahui kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah dalam mengatasi masalah-masalah perekonomian.
1.4. Manfaat Penulisan
Makalah ini disusun untuk mengetahui perkembangan Perekonomian Indonesia, membahas lebih akrab perihal kelebihan-kelebihan Perekonomian Indonesia disamping kelemahannya, dan untuk memenuhi kiprah mata kuliah Perekonomian Indonesia dengan tema “Aku Bangga Indonesia”.
Penulis berharap makalah ini sanggup berkhasiat bagi semua orang yang ingin mengetahui perihal Perekonomian Indonesia serta kelebihan dan kekurangan yang terdapat didalamnya.

BAB II
PEMBAHASAN


2.1.Sejarah Perekonomian Indonesia
Perekonomian Indonesia pada ketika pertama kali merdeka sangat buruk, hal ini lantaran tingkat inflasi yang sangat tinggi, penyebabnya ialah pada ketika itu beredar lebih dari satu mata uang yaitu mata uang De Javasche Bank, mata uang pemerintah Hindia Belanda, dan mata uang pendudukan Jepang. Dengan keadaan perekonomian yang menyerupai ini sangatlah jelek bagi kelangsungan perekonomian Negara Indonesia.
Yang menimbulkan perekonomian Indonesia sangat jelek selain inflasi ialah lantaran Indonesia dijajah oleh Portugis, Belanda, Inggris, dan Jepang dalam jangka waktu yang amat lama, kurang lebih 350 tahun. Mereka mengeksploitasi kekayaan alam negeri ini dengan skala yang sangat besar. Pada ketika itu para penjajah dengan seenaknya memilih sistem perekonomian negeri ini, contohnya “cultuurstelste” yang membuat keringat rakyat kita pada ketika itu terkuras habis dan tentunya hasil dari kerja keras mereka tidak sebanding dengan apa yang mereka dapatkan terlebih sistem kerja paksa “rodi” ketika itu masih berlaku.
Pada masa demokrasi liberal perekonomian Indonesia kian terpuruk. Perekonomian diserahkan seutuhnya kepada pasar. Padahal ketika itu pengusaha pribumi masih sangat lemah, dan balasannya mereka kalah bersaing dengan pengusaha nonpribumi.
Dari tahun ke tahun Indonesia berjuang demi memperbaiki perekonomiannya hingga ketika ini, dan tentunya ini bukanlah merupakan pekerjaan yang mudah. Banyak perjuangan yang dilakukan dalam rangka memperbaiki perekonomian Indonesia. Misal pada ketika pemerintahan SBY tahun 2006 yang menaikan harga BBM (mencabut subsidi BBM) dan BLT (Bantuan Langsung Tunai). Hal ini banyak mengundang kontroversi dari banyak sekali kalangan. Yang sangat terang terlihat ialah agenda BLT. Bantuan tunai dari pemerintah justru tidak hingga ke tangan rakyat yang membutuhkan secara menyeluruh. Banyak dari rakyat kecil yang tidak menikmati pinjaman tunai dari pemerintah itu.
2.2.Masalah Perekonomian Indonesia
Dalam perekonomian sering kita dengar istilah duduk kasus ekonomi. Sebenarnya setiap negara memiliki masalah-masalah ekonominya sendiri, termasuk Indonesia. Lalu apa saja inti masalah-masalah ekonomi yang hingga ketika ini masih belum optimal?
1.      KKN
2.      Kepadatan penduduk
3.      Lapangan pekerjaan
4.      Pengangguran
5.      Kemiskinan
6.      Kriminalitas
Mengapa KKN yang pertama? Karena itulah duduk kasus terbesar negara ini. Dari zaman Soekarno hingga SBY kini KKN masih benar-benar belum bisa dihilangkan dari negeri ini. Masalah ini seolah telah mendarah daging dan tentunya sulit untuk dihilangkan. Pemerintah pun tidak tinggal diam. Komisi Pemberantasan Korupsi merupakan sebuah uasaha yang dilakukan oleh pemerintah dalam menangani hal ini. Tapi, mengapa ini semua belum cukup? Masih ingatkah duduk kasus yang sempat memanas di negeri ini perihal perdebatan antara “cicak vs buaya”? Yang terlihat ketika itu justru “mereka” yang dipercaya oleh rakyat justru hanya sibuk memikirkan duduk kasus “mereka” sendiri.
Masalah yang berikutnya ialah kepadatan penduduk. Ini bermula dari anggapan rakyat Indonesia yang menyampaikan bahwa “banyak anak banyak rejeki”. Karena anggapan itulah ketika ini pertumbuhan penduduk sulit dikontrol. Bila anggapan tersebut digunakan ketika zaman dulu mungkin masih masuk akal, lantaran pada zaman dulu logikanya semakin banyak anak maka semakin cepat mereka mengurus ladangnya. Inilah jadinya bila anggapan tersebut masih digunakan dizaman yang sudah modern menyerupai kini ini. Akibatnya lantaran penduduk yang semakin banyak maka lapangan pekerjaan yang tersedia pun menjadi semakin berkurang. Timbul lah duduk kasus gres yaitu pengangguran. Pengangguran ialah seseorang yang sudah memasuki usia kerja (produktif) tetapi belum/sedang mencari pekerjaan. Pengangguran setiap tahunnya bertambah. Bayangkan, dari setiap perguruan tinggi tinggi meluluskan beribu-ribu mahasiswa yang siap kerja tapi tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang ada. Masalah ini sangat diperhatikan oleh pemerintah. Pemerintah membuat agenda peminjaman modal untuk membuka suatu perjuangan dengan tujuan mengarahkan masyarakat untuk menjadi amsyarakat enerpreneur yang kemudian sanggup membuat lapangan kerja baru. Dalam hal ini kita harus melihat ke negeri sebrang yaitu singapur. Negara mereka kecil, dibandingkan dengan jawa barat masih lebih kecil negara mereka. Tapi mengapa perekonomian mereka bagus? Karena sebagian besar masyarakatnya merupakan seorang entrepreneur. Dengan demikian sanggup menjadikan pendapatan masyarakat mereka sangat tinggi.
Kembali lagi ke duduk kasus pengangguran. Andai pemerintah hirau pada hal ini, tentu akan menjadikan duduk kasus kemiskinan. Tetapi yang harus kita banggakan ialah pemerintah kita telah bekerja dengan keras memerangi duduk kasus ini. Sebagai contohpenurunan angka kemiskinan yang terjadi semenjak tahun 2006 dari 39,3 juta menjadi 31,02 juta bukanlah hasil yang serta merta, melainkan pekerjaan yang bersiklus dan terukur. Upaya dilakukan dalam bentuk penetapan kebijakan dan pelaksanaannya dalam bentuk program-program aksi. Terkait dengan hal tersebut, terdapat peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan dan dilaksanakan untuk mengurangi eksklusif kemiskinan dan terdapat peraturan perundang-undangan yang tidak langsung, tetapi mendukung pengurangan kemiskinan.
Peraturan perundang-undangan yang eksklusif dilaksanakan untuk mengurangi kemiskinan, antara lain:
1.      Inpres Nomor 3 Tahun 2010 perihal Program Pembangunan yang Berkeadilan;
2.      Perpres Nomor 15 Tahun 2010 perihal Percepatan Penanggulangan Kemiskinan;
3.      Inpres Nomor 1 Tahun 2009 perihal Pelaksanaan Program Bantuan untuk Rumah Tangga Sasaran Dalam Rangka Penanggulangan Kemiskinan;
4.      Perpres 13 Nomor Tahun 2009 perihal Koordinasi Penggulangan Kemiskinan; dan
5.      Inpres Nomor 3 Tahun 2008 perihal Pelaksanaan Program Bantuan eksklusif Tunai untuk Rumah Tangga Sasaran
Semua peraturan di atas merupakan planning agenda dan desain agresi yang dilaksanakan pemerintah dalam mengurangi kemiskinan. Di samping itu, terdapat peraturan mengenai kelembagaan yang mendukung pelaksanaan pengurangan kemiskinan yakni :
1.      Keppres Nomor 10 Tahun 2006 Tentang Tim Nasional Pengembangan Bahan Bakar Nabati Untuk Percepatan Pengurangan Kemiskinan dan Pengangguran;
2.      Perpres Nomor 56 Tahun 2005 perihal Tim Monitoring dan Evaluasi Program Subsidi Langsung Tunai Kepada Rumah Tangga Miskin; dan
3.      Perpres Nomor 54 Tahun 2005 perihal Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan.
Peraturan-peraturan di atas dibarengi pula dengan pelaksanaan undang-undang terkait dengan kemiskinan yang merupakan kesepakatan bersama pemerintah dan rakyat Indonesia. Undang-undang tersebut antara lain UU Nomor 36 Tahun 2009 perihal Kesehatan, UU Nomor 11 Tahun 2009 perihal Kesejahteraan Sosial, dan UU Nomor 40 Tahun 2004 perihal Sistem Jaminan Sosial Nasional.
Politik perundang-undangan pemerintah yang dipilih pemerintah dalam mengurangi kemiskinan sepertinya telah menampakkan hasil. Sekali lagi kita patut besar hati terhadap pemerintah yang telah bekerja ekstra demi kesejahteraan rakyatnya.
Sesuai dengan apa yang telah saya jabarkan di atas, bahwa salah satu inti duduk kasus perekonomian yang masih belum terselesaikan ialah kriminalitas. Saya tempatkan di paling bawah lantaran duduk kasus ini sudah berkurang. Dari kriminalitas yang terjadi lantaran faktor ekonomi sudah bisa dibilang bahwa pemerintah telah berhasil menanganinya. Adapun perbuatan kriminal yang terjadi ketika ini menyerupai terroris bukanlah imbas dari ekonomi Indonesia.
2.3.Kemajuan Ekonomi Indonesia
Mungkin masih banyak dari kita yang menganggap bahwa perekonomian Indonesia ini sangat buruk. Tetapi disini saya mendapat bukti berupa artikel bahwa perekonomian Indonesia tidaklah seburuk yang kita pikirkan.
1.      Siapa bilang perekonomian Indonesia terpuruk? Komentar itu mungkin hanya tiba dari orang-orang yang tak bahagia dengan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono saja. Tapi analisis objektif untuk mengukurnya, bisa dilihat dari ukuran Bank Dunia. Lembaga internasional itu justru menuji habis pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 6,2 persen pada kuartal II 2010. Bahkan, Bank Dunia menilai ini merupakan pertumbuhan pesat semenjak krisis global. "Ini ialah pertumbuhan pesat semenjak krisis, bahkan lebih besar dibandingkan banyak perekonomian besar lainnya," ucap Ekonom Senior Bank Dunia Enrique Blanco Armas dalam Indonesia Economic Quarterly di Jakarta Selasa 28 September 2010. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia didorong oleh seruan domestik terutama konsumsi pribadi yang menjadikan tingkat impor meningkat.
Bank Dunia menilai sasaran pertumbuhan 7 persen pada 2014 merupakan sasaran yang realistis jikalau pemerintah melaksanakan investasi lebih besar pada infrastruktur, membangun keterampilan dan meningkatkan produktivitas. "Investasi diperkirakan akan meningkat seiring dengan perbaikan kanal kredit bagi investor, serta peningkatan belanja modal yang direncanakan pada 2011,"ucapnya.
Kepercayaan terhadap Indonesia telah mengalami pemulihan ditandai dengan masuknya arus modal sebesar US$ 7,3 miliar selama Juni-Agustus 2010. Tantangan ke depan, berdasarkan Enrique, ialah bagaimana menghadapi tekanan inflasi dan memastikan capital inflow stabil dan berkelanjutan. "Capital inflow dibutuhkan bisa membantu memenuhi potensi pertumbuhan Indonesia," tandasnya lagi. (irw)
indonesiarayanews.com
2.      Selama tiga tahun dari 2005, 2006, dan 2007 perekonomian Indonesia tumbuh cukup signifikan (rata-rata di atas 6%), menjadikan Indonesia ketika ini secara ekonomi cukup dipertimbangkan oleh perekonomian dunia. Hal ini sanggup dilihat dengan diundangnya Indonesia ke pertemuan kelompok 8-plus (G8plus) di Kyoto Jepang pada bulan Juli 2008 bersama beberapa negara yang disebut BRIICS (Brasil, Rusia, India, Indonesia dan South Africa). Pada tahun 2008 pendapatan per kapita Indonesia sudah meliwati US$ 2.000, bahkan pada tahun 2009, GDP Indonesia ditetapkan di atas angka 5.000 triliun Rupiah atau setara dengan US$ 555 milyar. Angka-angka ini cukup mendukung estimasi bahwa pada tahun 2015 Indonesia sudah menjadi salah satu raksasa ekonomi dunia dengan GDP di atas US$ 1 triliun. Namun masih banyak hambatan yang dihadapi oleh perekonomian Indonesia untuk menuju kesana, misalnya; kondisi infrastruktur perekonomian (seperti jalan, jembatan, pelabuhan dan listrik), tingginya angka pengangguran (kisaran 9%), tingginya inflasi yang disebabkan oleh meningkatnya harga energi dunia (sudah menyentuh 11,,%), belum optimalnya kedatangan FDI ke Indonesia, belum optimalnya peranan APBN sebagai stimulus ekonomi (belum ekspansif).

Melihat hal tersebut seharusnya kita menunjukkan respon positif. Karena bahwasanya maju tidaknya negara tergantung dari masyarakat nya sendiri. Mari kita bantu pemerintah biar semua duduk kasus ini sanggup teratasi. Karena sejujurnya masalah-masalah yang  terdapat disuatu negara bukanlah hanya duduk kasus pemerintahnya sendiri, tetapi juga merupakan duduk kasus dari masyarakat yang terdapat didalamnya.
2.4.PDB Indonesia semakin meningkat
Dari informasi yang saya dapatkan melalui browsing ternyata PDB Indonesia menempati urutan ke-18 pada tahun 2009. SBY sangat besar hati terhadap hasil ini dan dia juga berkata bahwa Indonesia termasuk G-20. G-20 merupakan 20 negara dengan volume ekonomi terbesar di dunia. Pada tahun 2009 Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia mencapai angka US$ 700 miliar. Dengan meningkatnya PDB Indonesia ini juga membuktikan bahwa Indonesia termasuk negara yang ikut serta dalam menangani krisis global di dunia dan kiprah Indonesia menjadi meningkat dalam kekerabatan Internasional. Dan jikalau mengacu pada data tahun 2010 indonesia menempati urutan ke-16 dari 20 negara.
Selain PDB, Indonesia juga patut besar hati terhadap pencapaian yang mencapai rekor menyerupai pendapatan per kapita yang mencapai US$3000 per tahun, cadangan devisa sebesar US$96,2 miliar per 31 Desember 2010, Indeks Harga Saham Gabungan mencatat rekor terbaik se-Asia Pasifik.
Ini ialah urutan data dari 20 negara yang PDB nya terbesar di Dunia
PDB 20 Negara Terbesar di Dunia
NO
Negara
Jumlah (US$ Miliar)
1
Amerika Serikat
14.119
2
Jepang
5.069
3
China
4.985
4
Jerman
3.330
5
Prancis
2.649
6
Inggris
2,174
7
Italia
2.112
8
Brazil
1.573
9
Spanyol
1.460
10
Kanada
1.336
11
India
1.310
12
Rusia
1.231
13
Australia
924,8
14
Meksiko
874,8
15
Korea Selatan
832,5
16
Belanda
792,1
17
Turki
614,6
18
Indonesia
540,3
19
Swiss
491,9
20
Belgia
471,2
Selama tahun 2009, semua sektor ekonomi mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada Sektor Pengangkutan dan Komunikasi yang mencapai 15,5 persen, diikuti oleh Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih 13,8 persen, Sektor Konstruksi 7,1 persen, Sektor Jasa-jasa 6,4 persen, Sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 5,0 persen, Sektor Pertambangan dan Penggalian 4,4 persen, Sektor Pertanian 4,1 persen, dan Sektor Industri Pengolahan 2,1 persen, serta Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran 1,1 persen. Pertumbuhan PDB tanpa migas pada tahun 2009 mencapai 4,9 persen yang berarti lebih tinggi dari pertumbuhan PDB secara keseluruhan yang besarnya 4,5 persen. Dan tentunya ekonomi Indonesia akan semakin membaik dari tahun ke tahun seiring dengan kinerja pemerintah yang makin membaik dan mencar ilmu dari pengalaman.


Sumber http://gad0-gado.blogspot.com/

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "Makalah “Debat” “Saya Gembira Menjadi Anak Indonesia”"

Posting Komentar