Manfaat Madu Dalam Pandangan Islam Dan Ilmu Pengetahuan

Al Qur'an bagi muslim bukan hanya sebagai pegangan hidup dan sumber ilmu agama tetapi juga contoh ilmu pengetahuan. Banyak ayat dalam Al Qur'an yang berafiliasi dengan ilmu pengetahuan astronomi, biologi dan lainnya. Ilmuwan-ilmuwan muslim banyak memperdalam dan meneliti berdasarkan pengetahuan yang didapatnya dari Al Qur'an maupun hadist yang shahih.





an bagi muslim bukan hanya sebagai pegangan hidup dan sumber ilmu agama tetapi juga contoh  Manfaat  Madu Dalam Pandangan Islam Dan Ilmu Pengetahuan
Hadist


Madu dalam Al Qur'an dan Hadits


Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah memuliakan madu dengan menjadikannya minuman untuk penduduk surga, “Dan sungai-sungai dari madu yang disaring. Dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka….” 
[QS. Muhammad: 15].


Madu dan lebah mempunyai keistimewaan yang luar biasa sehingga tercantum dalam surat tersendiri di dalam Al-Quran yaitu surah An Nahl (16) yang berarti lebah. Lebah ialah mahluk Allah yang banyak memberi manfaat dan kenikmatan kepada manusia.

"Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di daerah yang dibikin manusia." [QS. An-Nahl : 68]

"Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda kebesaran Tuhan bagi orang yang memikirkan." [QS. An-Nahl : 69]

Dari ayat diatas kita sanggup mengetahui bahwa produk lebah yang sanggup dijadikan obat tidak terbatas hanya pada madu saja. Produk perlebahan selain madu sanggup berupa royal jelly, tepung sari (bee pollen) dan propolis lebah.

Rasulullah Salallahu Alaihi Wassalam telah mengajarkan penggunaan madu dalam pengobatan. Beliau bersabda,” Hendaklah kalian memakai dua obat yaitu madu dan Al Qur’an." (lihat Sunan Ibnu Majah, j.II, h.1142, hadist no.3452, belahan Madu)

Rasulullah bersabda: “Jika ada kebaikan pada penyembuhan kalian, maka itu ada pada hijamah atau minum madu atau sengatan api. Tetapi saya tidak menyukai dengan cara kay (sundut dengan besi panas).” (Hadits shahih yang dikeluarkan oleh al-Bukhari dan Muslim. Lihat Silsilah al-Ahadits Ash-Shahihah, hadits no. 245)
.



an bagi muslim bukan hanya sebagai pegangan hidup dan sumber ilmu agama tetapi juga contoh  Manfaat  Madu Dalam Pandangan Islam Dan Ilmu Pengetahuan
Dari Al -Qur'an


Madu dalam telaah ilmu pengetahuan

Madu ialah adonan dari gula dan senyawa lainnya. Sehubungan dengan karbohidrat, madu terutama fruktosa (sekitar 38,5%) dan glukosa (sekitar 31,0%), sehingga menyerupai dengan sirup gula sintetis diproduksi terbalik, yang sekitar 48% fruktosa, glukosa 47%, dan sukrosa 5%. Karbohidrat madu yang tersisa termasuk maltosa, sukrosa, dan karbohidrat kompleks lainnya. Seperti semua aksesori bergizi yang lain, madu sebagian besar mengandung gula dan hanya mengandung sedikit jumlah vitamin atau mineral. Madu juga mengandung sejumlah kecil dari beberapa senyawa dianggap berfungsi sebagai antioksidan, termasuk chrysin, pinobanksin, vitamin C, katalase, dan pinocembrin. Komposisi spesifik dari sejumlah madu tergantung pada bunga yang tersedia untuk lebah yang menghasilkan madu


Salah satu ilmuwan muslim yang sangat dikenal di bidang kesehatan ialah Ibnu Sina (890-1037 M) atau yang populer di dunia barat dengan nama Avicenna. Telah banyak pengetahuan dan penemuan-penemuannya yang memberi imbas bagi ilmu kesehatan. Salah satu yang dia kemukakan ialah perihal manfaat madu.

Selama hidupnya Ibnu Sina banyak mengkonsumsi madu sehingga abadi muda dan berumur panjang. Madu, berdasarkan Ibnu Sina, sanggup menyembuhkan banyak sekali penyakit dari yang ringan hingga yang berat, menyerupai tekanan darah tinggi dan jantung. Madu juga sanggup menurunkan suhu tubuh serta mengatur sekresi, sehingga sanggup menghilangkan penyakit demam.



Ibnu Sina  juga telah meneliti khasiat madu untuk perawatan kecantikan tubuh. Menurut Ibnu Sina,  madu dan minyak zaitun bisa menjadi obat mujarab yang dipakai sebagai kosmetika yang memiliki  bermacam-macam khasiat.



Madu dan minyak zaitun, papar Ibnu Sina,  bisa mengencangkan kulit muka dan seluruh kulit badan. Kedua materi alami yang menerima perhatian khusus dalam Alquran itu bisa menghilangkan flek-flek hitam dan jamur kulit.  Selain itu, madu dan minyak zaitun juga bisa menghaluskan kulit dan mengurangi reutan pada wajah.



Yang tak kalah menariknya, Ibnu Sina pun telah menemukan fakta bahwa minyak zaitun dan  madu bisa menghilangkan anyir tubuh yang tak sedap, serta bisa menawarkan vitamin pada kulit dan melembabkannya. Selain untuk kosmetik, madu juga bisa dipakai untuk bearagam kegunaan lainnya. Mulai dari makanan, obat-obatan hingga materi untuk alat-alat kecantikan.

Menurut Ibnu Sina, madu mempertahankan acara di usia bau tanah dan merupakan obat yang efektif untuk penyembuhan luka dan perawatan gigi. Dia memakai madu untuk luka bakar dan abses bakteri, karies, kanker, untuk detoksifikasi dan abses jamur. Dia menyatakan dalam bukunya Canon of Medicine "Madu itu baik untuk memperpanjang umur, mempertahankan acara di hari tua. Jika Anda ingin mempertahankan masa muda, konsumsi madu. Jika Anda berusia di atas 45, makan madu secara teratur, terutama dicampur dengan abu kacang mede. Madu dan tepung bisa dipakai sebagai ganti luka. Untuk penyakit paru-paru, tahap awal tuberkulosis, gunakan kombinasi madu dan lembaran kelopak mawar. Madu bisa dipakai untuk insomnia pada suatu waktu."

Penggunaan madu tradisional termasuk madu dicampur dengan herbal dan lemon untuk sakit tenggorokan - ini melapisi tenggorokan dan mengurangi iritasi. Madu menghambat pertumbuhan kuman verbal dan Anda harus mengganti gula dengan madu kapan pun Anda bisa. Madu juga dipakai untuk sakit perut dan persoalan pencernaan. Madu sangat efektif bila dipakai dalam pengobatan tukak lambung,  radang usus, serta kesulitan buang air besar (sembelit). Makara sangat baik memang untuk mengkonsumsi madu dalam keseharian kita. 

Avicenna juga merekomendasikan madu dalam pengobatan tuberkulosis. Madu mempunyai acara bakterisida potensial melawan banyak organisme patogen, namun imbas antimycobacterial belum pernah dipelajari.

Penggunaan madu harus dikonsultasikan pada ahlinya

Dengan semakin banyaknya penelitian perihal manfaat madu, maka penggunaan madu untuk banyak sekali kebutuhan makin meluas. Namun tentu saja kita tidak sanggup menggunakannya secara serampangan terutama untuk penyembuhan penyakit. Ini dikarenakan kondisi setiap insan berbeda sehingga efeknya pun berbeda. Maka pada penggunaannya tetap harus dikonsultasikan pada ahlinya

Mari kita simak salah satu riwayat hadits berikut,

“Ada seseorang menghadap Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata: ‘Saudaraku mengeluhkan sakit pada perutnya (dalam riwayat lainnya: sakit diare).’ Nabi berkata: ‘Minumkan ia madu.’ Kemudian orang itu tiba untuk kedua kalinya, Nabi berkata: ‘Minumkan ia madu.’ Orang itu tiba lagi pada kali yang ketiga, Nabi tetap berkata: ‘Minumkan ia madu.’ Setelah itu, orang itu tiba lagi dan menyatakan: ‘Aku telah melakukannya (namun belum sembuh juga malah bertambah mencret).’
Nabi bersabda: ‘Allah Maha Benar dan perut saudaramu itu dusta. Minumkan lagi madu.’ Orang itu meminumkannya lagi, maka saudaranya pun sembuh.”

Dokter dan ulama besar Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullah menjelaskan mengenai hadits ini,
“Memberikan minum madu dengan berulang kali memperlihatkan mengenai ilmu kedokteran yaitu obat harus sesuai takaran  dan jumlahnya sesuai dengan keadaan penyakitnya.”

Ibnu hajar Al-Asqalani rahimahullahu menjelaskan hadits ini,
“Seluruh tabib telah setuju bahwa pengobatan suatu penyakit berbeda-beda, sesuai dengan perbedaan umur, kebiasaan, waktu, jenis kuliner yang biasa dikonsumsi, kedisiplinan dan daya tahan fisik…karena obat harus sesuai kadar dan jumlahnya dengan penyakit, jika dosisnya berkurang maka tidak bisa menyembuhkan dengan total dan bila dosisnya berlebih sanggup menjadikan ancaman yang lain.”

Jadi Madu ialah penyembuh dan memang benar serta harus kita yakini, akan tetapi tidak sembarangan mengobati ada caranya dan perlu ilmunya. Dalam hal ini perlu pengalaman thabib. Di zaman kini ini perlu penelitian ilmiah mengenai hal ini.


Sumber :


Sumber http://d1ahk.blogspot.com

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "Manfaat Madu Dalam Pandangan Islam Dan Ilmu Pengetahuan"

Posting Komentar