Konsep Dasar Toksikologi



Toksikologi  merupakan studi mengenai imbas yang merugikan dari biro fisik dan kimia pada organisme makhluk hidup.  Ilmu ini ialah multidisiplin yang meliputi banyak bidang keahlian ilmiah, termasuk biologi, biokimia, kimia, patologi, dan fisiologi. Toksikologi menunjukkan donasi untuk kedokteran klinis, aturan kedokteran, kedokteran kerja dan kebersihan, kedokteran hewan, patologi eksperimental, pengembangan kimia gres dan penilaian keselamatan.

sumber gambar: http://fyruzrahman.blogspot.com/


Agen kimia sanggup berupa alami atau sintetik. Bahan kimia sintetik dikategorikan ke dalam beberapa kelas-biasanya terkait dengan acara atau termasuk paparan zat farmasi, materi embel-embel makanan, pestisida, materi kimia industri, dan materi kimia dalam negeri. Bahan kimia alami meliputi aneka macam zat yang biasanya ditemukan di lingkungan, ibarat arsenik, timbal dan biologi berasal dari tumbuhan, binatang atau racun mikrobiologi . Contoh racun tumbuhan alkaloid pyrrolizidine dihasilkan dari aneka macam spesies ibarat komprei, glikosida jantung pada oleander dan morfin dalam tumbuhan opium. Contoh racun binatang ialah racun-racun yang dihasilkan oleh aneka macam spesies binatang darat dan laut, ibarat platypuses, ular, laba-laba, lebah dan ikan batu. Botulinum toksin dan enterotoksin stafilokokal ialah pola dari racun mikroba, sedangkan aflatoksin ialah pola dari racun jamur.

Agen fisik termasuk radiasi, panas, debu, getaran dan suara.

Perbedaan antara toksisitas dan risiko
Toksisitas (atau bahaya) ialah kemampuan yang menempel dari biro untuk menyebabkan kerusakan. Properti ini hanya akan berubah jikalau biro diubah dalam beberapa cara. Ini tidak akan berubah dengan perubahan kondisi penggunaan atau eksposur. Risiko merupakan suatu probabilitas yang terjadi pada paparan biro dalam kondisi tertentu akan sanggup menyebabkan cedera atau bahaya. Risiko akan selalu bergantung pada toksisitas biro dan sifat dan tingkat eksposur. Sesuatu dari toksisitas rendah sanggup berisiko tinggi jikalau takaran besar, dan sesuatu toksisitas yang tinggi sanggup berisiko rendah jikalau dosisnya cukup kecil.

Pra-kondisi untuk imbas toksik
Untuk mengerahkan imbas toksik, biro harus sanggup mencapai jaringan rentan, organ, sel, atau kompartemen selular sub atau struktur dalam konsentrasi yang cukup pada waktu yang memadai pula. Artinya, suatu paparan atau takaran yang sempurna diperlukan. Dosis kecil alkohol tidak akan ada pengaruhnya, tetapi takaran besar selama waktu yang usang sanggup mempengaruhi organ rentan ibarat hati dan karenanya menyebabkan sirosis. Dosis optimal dari parasetamol akan menghilangkan rasa sakit, tetapi takaran yang melebihi jumlah ini sanggup menyebabkan kerusakan hati. Di sisi lain, jumlah yang jauh lebih rendah daripada takaran yang optimal tidak akan menunjukkan besar lengan berkuasa sama sekali.

Exposure bisa dikatakan akut, kronis, sub akut dan sub kronis atau. Tingkatan akut mengacu pada eksposur tunggal, ibarat overdosis obat kronis yang sementara  berlaku paparan  untuk eksposur yang berulang-ulang  selama jangka waktu usang (lebih dari tiga bulan). Sub akut berlaku untuk paparan berulang (sampai satu bulan), dan kronis sub selama periode antara (yaitu, satu hingga tiga bulan).

Source :  Langley, A., Di Marco, P., and Neville, G., 2006, Toxicology, Environmental Health in Australia and New Zealand, Edd.  Cromar, N., Cameron, S.,& Fallowfield, H., Oxford University press, p.21-22.

Sumber http://rimantho.blogspot.com

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "Konsep Dasar Toksikologi"

Posting Komentar