√ Konsep Pendapatan Nasional


Versi materi oleh Ismawanto


Masih ingatkah kamu, bahwa tolok ukur yang paling baik untuk memperlihatkan keberhasilan ekonomi suatu negara ialah pendapatan nasional (produksi nasional), tingkat kesempatan kerja, tingkat harga barang, dan posisi neraca pembayaran luar negeri, serta pendapatan per kapitanya.

Jika faktor-faktor yang memengaruhi tersebut memperlihatkan posisi yang sangat menguntungkan atau positif, maka tingkat keberhasilan atau tingkat kemajuan ekonomi suatu negara akan gampang tercapai. Dari aneka macam tolok ukur tersebut, yang menjadi pokok bahasan kali ini ialah pendapatan nasional (national income) atau produksi nasional (national product).


Pendapatan nasional ialah jumlah pendapatan yang diterima oleh masyarakat/pemilik faktor produksi suatu Negara selama kurun waktu tertentu (biasanya digunakan ukuran waktu 1 tahun). Bila kita lihat kembali pada materi pokok perihal arus bulat acara ekonomi, rumah tangga konsumsi menyerahkan jasa faktor produksi kepada perusahaan dan mereka akan mendapatkan pendapatan berupa sewa sebagai balas jasa tanah, upah dan honor sebagai balas jasa tenaga, bunga sebagai balas jasa modal, dan keuntungan perjuangan atau keuntungan sebagai balas jasa pengusaha. Makara semua pendapatan sebagai balas jasa atas penyerahan faktor produksi disebut pendapatan nasional.


1. Metode Penghitungan Pendapatan Nasional

Pendapatan nasional sanggup dihitung sesuai data yang terkumpul dari fakta yang ada di masyarakat. Penghitungan pendapatan nasional harus dilakukan secara cermat dan akurat alasannya sangat penting artinya bagi masyarakat. Ada tiga pendekatan dalam menghitung pendapatan nasional, yaitu pendekatan produksi, pendapatan, dan pengeluaran.

Marilah kita membahas masing-masing pendekatan tersebut lebih mendalam.

a. Pendapatan Nasional dari Pendekatan Produksi (Product Approach) Dengan pendekatan produksi, penghitungan pendapatan nasional dilakukan dengan cara mengumpulkan data perihal hasil simpulan barang-barang dan jasa-jasa untuk suatu periode tertentu dari semua unit produksi yang menghasilkan barangbarang dan jasa-jasa tersebut. Makara pendapatan nasional berdasarkan pendekatan produksi ialah jumlah nilai tambah semua barang dan jasa selama satu tahun. Barang dan jasa yang dimaksud ialah barang terakhir (final goods) atau barang jadi (finished goods), artinya barang yang pribadi sanggup diterima konsumen.

b. Pendapatan Nasional dari Pendekatan Pendapatan (Income Approach) Ditinjau dari pendekatan pendapatan, penghitungan pendapatan nasional dilakukan dengan cara mengumpulkan data pendapatan yang diperoleh oleh rumah tangga keluarga. Atau dengan cara menjumlahkan pendapatan yang diterima oleh pemilik faktor produksi dalam suatu masyarakat selama satu tahun. Pendapatan ini berupa sewa, upah dan gaji, bunga, dan keuntungan usaha.

c. Pendapatan Nasional dari Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach) Ditinjau dari pendekatan pengeluaran, penghitungan pendapatan nasional dengan menjumlahkan seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh masyarakat dalam perekonomian, sektor konsumen, perusahaan (investasi), pemerintah dan sektor perdagangan luar negeri. Atau dengan cara menjumlahkan seluruh pengeluaran/belanja masyarakat dalam kurun waktu satu tahun.


2. Komponen Pendapatan Nasional

Oleh alasannya penentuan pendapatan nasional suatu Negara dihitung melalui tiga pendekatan yaitu pendekatan produksi, pendapatan, dan pengeluaran, maka komponen yang diperhitungkan dalam pendapatan nasional juga terdapat perbedaan.

Untuk lebih jelasnya, berikut ini diuraikan komponen pendapatan nasional yang ditinjau dari tiga sisi.

a. Komponen Pendapatan Nasional dari Sisi Produksi Sebagaimana kau ketahui, penghitungan pendapatan nasional dengan metode produksi dilakukan dengan menjumlahkan nilai tambah semua barang-barang dan jasajasa. Ambil saja pola produk ke-1 ditandai dengan Q1, produk ke-2 ditandai Q2, maka produk ke-n ditandai dengan Qn. Dan bila produk tersebut dijual kepada konsumen, maka harga jual produk ke-1 ditandai dengan P1, harga produk ke-2 ditandai dengan P2, dan harga produk ke-n ditandai dengan Pn, Dari aneka macam identifikasi kompopnen di atas akan dihasilkan bentuk persamaan sebagai berikut.



Makara komponen pendapatan nasional dari sisi produksi, yaitu: macam produk, jumlah produk yang terjual dari aneka macam macam produk, dan harga jual produk. Secara singkat sanggup dirumuskan sebagai berikut.




Keterangan:
PN= pendapatan nasional
Pn = harga jual suatu produk
Qn = hasil produksi
Contoh penghitungan nilai tambah produksi tampak pada tabel berikut ini.






b. Komponen Pendapatan Nasional dari Sisi Pengeluaran Dari sisi pengeluaran, pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan pengeluaran (expenditure) masing-masing sektor perekonomian berikut ini.
1) Sektor keluarga atau sektor konsumen Pengeluaran yang dilakukan oleh sektor keluarga disebut pengeluaran untuk konsumsi (consumption expenditure).
2) Sektor perusahaan atau sektor produsen Pengeluaran yang dilakukan oleh sektor perusahaan akan membentuk apa yang disebut investasi (investment expenditure).
3) Sektor pemerintah Pengeluaran yang dilakukan oleh pemerintah disebut pengeluaran pembelian pemerintah (government expenditure).
4) Sektor perdagangan luar negeri Pengeluaran dari sektor luar negeri disebut ekspor neto, yakni selisih antara jumlah ekspor dikurangi dengan jumlah impor.

Perhatikan tabel nilai ekspor berikut ini.






Adapun komponen pendapatan nasional dari sisi pengeluaran mencakup berikut ini.
1) Pengeluaran konsumsi (C), mencakup semua pengeluaran rumah tangga keluarga dan perseorangan serta forum swasta bukan perusahaan untuk membeli barang dan jasa dalam memenuhi kebutuhan.
2) Pengeluaran investasi (I) mencakup semua pengeluaran domestik (dalam negeri) yang dilakukan oleh swasta untuk mendirikan bangunan, mesin-mesin, perlengkapan, dan jumlah persediaan perusahaan.
3) Pengeluaran pembelian pemerintah (G), terdiri pembayaran pensiun, beasiswa, subsidi dalam aneka macam bentuk, dan transfer pemerintah.
4) Ekspor neto (X–M), mencakup keseluruhan jumlah barang dan jasa yang diekspor dan diimpor. Jika ekspor lebih besar dari impor, maka ekspor neto bertanda nyata (+).
Sebaliknya bila ekspor lebih kecil dari impor, maka ekspor neto bertanda negatif (–). Bila komponen-komponen tersebut dituliskan dalam bentuk persamaan, maka akan tampak sebagai berikut.




Berikut ini tabel pola penghitungan pendapatan nasional dari sisi pengeluaran.





c. Komponen Pendapatan Nasional dari Sisi Pendapatan
Dari sisi pendapatan, pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi, yang terdiri atas sewa, upah dan gaji, bunga, dan laba.

Jadi, komponen pendapatan nasional dari sisi pendapatan adalah:
1) sewa (rent income) atau disingkat r,
2) upah dan honor (wage and salary income) atau disingkat w,
3) bunga (interest income) atau disingkat i, dan
4) keuntungan perjuangan (profit income) atau disingkat p.
Dalam bentuk persamaan sanggup dirumuskan sebagai berikut.




Berikut ini tabel pola penghitungan pendapatan nasional dari sisi pendapatan.




d. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pendapatan Nasional Setiap komponen pendapatan nasional suatu negara sangat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu pihak pembeli dan pihak penjual.
1) Pihak pembeli atau konsumen, artinya pendapatan yang diterima oleh setiap konsumen dikeluarkan kembali untuk membeli barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/produsen. Pengeluaran untuk pembelian tersebut dinamakan pengeluaran konsumsi (C = consumption), dan pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk konsumsi dinamakan tabungan (S = saving). Dengan demikian sanggup dirumuskan bahwa:




2) Pihak penjual atau produsen, artinya barang-barang yang dihasilkan oleh produsen terdiri atas barang-barang konsumsi atau consumption (C) dan barang-barang modal atau investasi (I). Barang modal yang dimaksud di antaranya gedung, pabrik, jalan, alat angkut, mesin, dan barang konsumsi persediaan.

Dengan demikian pendapatan nasional dari pihak produsen sanggup dirumuskan sebagai berikut.



Dari kedua rumus tersebut sanggup dianalisis, apabila nilai Y tetap dan terjadi peningkatan nilai C, maka hal ini berarti menurunkan nilai S sebesar kenaikan C. Sementara itu apabila I meningkat dan C tetap, maka sanggup dipastikan Y nilainya naik. Dengan demikian S nilainya juga meningkat, masingmasing sebesar kenaikan I. Jadi, sanggup disimpulkan bahwa besarnya I selalu diikuti oleh besarnya S, atau sanggup dikatakan besarnya S sama dengan besarnya I. Bila ditulis akan didapat rumus berikut ini.





3. Cara Penghitungan Pendapatan Nasional

Dalam penghitungan pendapatan nasional suatu negara dikenal beberapa konsep pendapatan nasional, di antaranya sebagai berikut.

a. Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto (PDB)
ialah jumlah seluruh produksi yang dihasilkan masyarakat, baik masyarakat gila yang berada di dalam negeri, maupun masyarakat nasional dalam waktu satu tahun.
b. Gross National Product (GNP) atau Produk Nasional Bruto (PNB)
ialah jumlah seluruh produk yang dihasilkan oleh masyarakat suatu negara tanpa menghitung produk yang dihasilkan oleh masyarakat gila di dalam negeri dalam waktu satu tahun.
c. Nett National Product (NNP) atau Produk Nasional Bersih
ialah GNP sesudah dengan penyusutan dan perbaikan barang modal.
d. Net National Income (NNI) atau Pendapatan Nasional Bersih
ialah NNP sesudah dikurangi pajak tidak langsung, yang merupakan pendapatan nasional yang dihitung berdasarkan balas jasa yang diterima para pemilik faktor produksi.
e. Personal Income (PI) atau pendapatan perseorangan
ialah NNI dikurangi dengan dana sosial, pajak perusahaan, keuntungan yang ditahan dan ditambah transfer payment pemerintah. Transfer payment (pembayaran tambahan) yang merupakan pendapatan yang diterima oleh masyarakat atau rumah tangga.
f. Disposible Income (DI) atau pendapatan yang siap dibelanjakan
ialah pendapatan yang benar-benar diterima oleh masyarakat dan siap untuk dibelanjakan. DI dipergunakan untuk dua sektor, yaitu:
- saving (tabungan) ialah pendapatan yang tidak dikonsumsi,
- consumption (konsumsi) ialah pendapatan yang
dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumen atau seseorang.

Besar DI yaitu PI dikurangi pajak langsung/pajak personal/ pajak perseorangan. Untuk menawarkan citra perihal penghitungan pendapatan nasional, di bawah ini diberikan pola cara menghitung pendapatan nasional pada suatu negara. Angka berikut hanya merupakan pola saja, semoga memudahkan cara berpikir.





Untuk lebih memperjelas citra perihal besarnya PDB negara Indonesia, berikut ini disajikan data pertumbuhan PDB dari tahun 1999 hingga dengan 2004.





4. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Produk Domestik Regional Bruto merupakan produksi yang dihasilkan oleh suatu masyarakat yang berada di daerah/regional tertentu dalam kurun waktu 1 tahun. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator ekonomi yang memuat aneka macam instrumen ekonomi yang di dalamnya terlihat dengan terperinci keadaan makro ekonomi suatu tempat dengan pertumbuhan ekonominya, pendapatan per kapita, dan aneka macam instrumen lainnya.

Dengan adanya data-data tersebut akan sangat membantu pengambil kebijakan dalam perencanaan dan penilaian sehingga pembangunan tidak salah arah. Angka PDRB sangat diharapkan dan perlu disajikan, alasannya selain sanggup digunakan sebagai materi analisis perencanaan pembangunan juga merupakan barometer untuk mengukur hasil-hasil pembangunan yang telah dilaksanakan. Untuk menawarkan citra lebih terperinci perihal Produk Domestik Regional Bruto, berikut ini disajikan PDRB untuk Kota Semarang.


5. Distribusi Pendapatan Nasional

Distribusi pendapatan nasional merupakan unsur penting untuk mengetahui tinggi rendahnya kesejahteraan atau kemakmuran suatu negara. Distribusi pendapatan yang merata

kepada masyarakat akan bisa membuat perubahan dan perbaikan, menyerupai peningkatan pertumbuhan ekonomi, pengentasan kemiskinan, mengurangi pengangguran, dan sebagainya. Sebaliknya distribusi pendapatan yang tidak merata perubahan atau perbaikan suatu negara tidak akan tercapai. Hal menyerupai inilah yang akan memperlihatkan adanya ketimpangan distribusi pendapatan.

Berikut ialah data penduduk miskin perkotaan dan pedesaan di Indonesia.






Untuk mengetahui tingkat pemerataan distribusi pendapatan suatu negara sanggup diketahui dari grafik yang dinamakan Kurva Lorenz, artinya kurva yang menggambarkan korelasi antara distribusi jumlah penduduk dengan distribusi pendapatan. Sedangkan indikator untuk mengukur tingkat ketimpangan distribusi pendapatan ialah Koefisien Gini atau Indeks Gini. Semakin tinggi atau besar indeks Gini, semakin tinggi tingkat ketidakmerataannya (distribusi pendapatannya tidak merata). Begitu pula bila semakin kecil indeks Gini semakin rendah tingkat ketidakmerataannya (distribusi pendapatannya semakin merata).

Untuk lebih jelasnya, perhatikan Kurva Lorenz pada Gambar 5.5.





Sumbu tegak (vertikal) pada Kurva Lorenz memperlihatkan persentase jumlah pendapatan dan sumbu mendatar (horizontal) memperlihatkan persentase jumlah penduduk. Kurva Lorenz ditunjukkan oleh garis lengkung OA. Garis diagonal OA merupakan garis kemerataan tepat artinya persentase jumlah penduduk sama dengan persentase penerimaan pendapatan. Semakin jauh jarak garis Kurva Lorenz dari garis diagonal, semakin tinggi ketimpangannya dan semakin bersahabat garis Kurva Lorenz dari garis diagonal, semakin tinggi tingkat pemerataan distribusi pendapatan.

Adapun kriteria nilai indeks Gini atau koefisien Gini sanggup kau lihat pada tabel berikut.



Sumber http://www.ssbelajar.net/

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "√ Konsep Pendapatan Nasional"

Posting Komentar