√ Metode Pendekatan Geografi


Versi materi oleh Dibyo S


Ruang lingkup geografi sanggup dikatakan sangat luas. Metode pendekatan yang sanggup dipakai tidak lagi hanya dari aspek keruangannya saja, melainkan juga aspek sistem-sistem lainnya. Ada beberapa pendekatan geografi berdasarkan Nursid Sumaatmadja, yaitu pendekatan keruangan, ekologi, historis, dan pendekatan sistem.



1. Pendekatan Keruangan (Spatial Approach)

Pendekatan keruangan merupakan metode pendekatan yang khas dalam geografi. Pada pelaksanaan pendekatan keruangan ini harus tetap berdasarkan prinsip-prinsip yang berlaku. Prinsip-prinsip tersebut antara lain: prinsip penyebaran, interelasi, dan deskripsi, sedangkan yang termasuk pendekatan keruangan, yaitu pendekatan topik, pendekatan acara manusia, dan pendekatan regional. Secara teoretis pendekatan itu sanggup dipisahkan satu sama lain, akan tetapi pada kenyataan praktisnya, bekerjasama satu sama lain.

a. Pendekatan Topik

Dalam mempelajari suatu duduk perkara geografi di wilayah tertentu, kita sanggup mengadakan pendekatan dari topik tertentu yang menjadi perhatian utama. Misalnya di tempat tertentu, topik yang menjadi perhatian utama ialah kelaparan maka kelaparan inilah yang menjadi sorotan utama dalam pendekatan topik.

Yang menjadi pegangan pokok dalam melaksanakan pendekatan topic ini, yaitu dihentikan dilepaskan hubungannya dengan ruang yang menjadi wadah tanda-tanda atau topik yang kita dekati. Faktor-faktor geografi menyerupai manusianya dan keadaan fisisnya dihentikan diabaikan. Dengan landasan keruangan ini, kita akan sanggup mengungkapkan karakteristik kelaparan di tempat yang bersangkutan kalau dibandingkan dengan tanda-tanda atau kelaparan di wilayah yang lainnya. Kelaparan di tempat tersebut diungkapkan jenis-jenisnya, sebabsebabnya, penyebarannya, intensitasnya, dan interelasinya dengan tanda-tanda yang lain dan dengan duduk perkara secara keseluruhan.

b. Pendekatan Aktivitas Manusia (Human Activities)

Aktivitas penduduk ini sanggup ditinjau dari penyebarannya, interelasinya, dan deskripsinya dengan gejala-gejala lain yang berkenaan dengan acara tadi. Ditinjau dari penyebarannya, kita akan sanggup membedakan jenis acara tadi sehubungan dengan mata pencarian penduduk. Apakah acara itu berlangsung di tempat pegunungan, apakah di dataran rendah, apakah bersahabat dengan sungai, apakah dari sungai, apakah di pantai, dan seterusnya.

Dari kegiatan penyebaran penduduk tadi, kita sanggup mengungkapkan interelasinya dengan keadaan kesuburan tanah, dengan hidrografi, dengan keadaan komunikasi-transportasi, dengan keadaan tinggi-rendah permukaan, dan dengan faktor-faktor geografi lainnya. Oleh lantaran itu, kita sanggup menciptakan suatu deskripsi wacana acara penduduk tadi berdasarkan interelasi keruangan dengan gejala-gejala lain dan dengan banyak sekali duduk perkara sebagai sistem keruangannya.



2. Pendekatan Regional

Pendekatan regional berarti mendekati suatu tanda-tanda atau suatu duduk perkara dari regional, wilayah tempat tanda-tanda atau duduk perkara tersebut tersebar. Tekanan utama pendekatannya bukan kepada topik atau acara manusianya, melainkan kepada region yang merupakan tempat atau wadahnya. Jadi, wilayah dan ekologinya bangun sendiri dalam satu ruangan. Misalnya dalam melaksanakan studi wacana duduk perkara kelaparan, kita sanggup melaksanakan pendekatan regional wacana tanda-tanda kelaparan tadi. Dalam hal ini meninjau kelaparan berdasarkan wilayahnya. Pertanyaan yang sanggup dikemukakan, yaitu di wilayah-wilayah mana saja kelaparan terjadi? Kita kesudahannya sanggup mengungkapkan penyebaran tanda-tanda atau duduk perkara kelaparan di permukaan bumi.

Berdasarkan penyebarannya kita sanggup pula mengungkapkan apa sebabnya kelaparan itu terjadi di region/wilayah yang bersangkutan. Selanjutnya kita sanggup mengungkapkan interelasi dan interaksi tanda-tanda kelaparan itu dengan gejala-gejala yang lain pada region yang sama. Dalam hal ini berarti bahwa kita telah mengungkapkan interelasi dan interaksi keruangan tanda-tanda kelaparan dengan tanda-tanda atau faktor geografi lainnya, menyerupai faktor acara penduduknya. Selanjutnya, dari hasil pendekatan regional dengan didasarkan atas prinsip-prinsip geografi, kita akan sanggup mengadakan deskripsi tanda-tanda atau duduk perkara kelaparan tadi pada region/wilayah yang bersangkutan.



3. Pendekatan Ekologi (Ecological Approach)

Geografi dan ekologi ialah dua bidang ilmu yang berbeda satu sama lain. Geografi berkenaan dengan interelasi kehidupan insan dengan faktor fisisnya yang membentuk sistem keruangan yang menghubungkan suatu region dengan region lainnya. Sedangkan ekologi, khususnya ekologi insan berkenaan dengan interelasi antara insan dengan lingkungannya yang membentuk suatu sistem ekologi atau ekosistem. Prinsip dan konsep yang berlaku kedua bidang ilmu tersebut, berbeda satu sama lain. Karena ada kesamaan pada objek yang digarapnya, kedua ilmu tersebut pada pelaksanaan kerjanya sanggup saling menunjang dan saling membantu.

Pendekatan ekologi ialah suatu metodologi untuk mendekati, menelaah, dan menganalisis suatu tanda-tanda atau duduk perkara dengan menerapkan konsep dan prinsip ekologi. Dalam hal ini, metodologi pendekatan, penganalisisan, dan penelaahan tanda-tanda dan duduk perkara geografi.

Pandangan dan penelaahan ekologi diarahkan kepada korelasi antara insan sebagai makhluk hidup dengan lingkungan alam. Pandangan dan penelaahan ini dikenal sebagai pendekatan ekologi, yang sanggup mengungkapkan duduk perkara korelasi penyebaran dan acara insan dengan lingkungan alamnya. Pada pendekatan ekologi suatu tempat pemukiman, tempat pemukiman tersebut ditinjau sebagai suatu bentuk ekosistem hasil interaksi penyebaran dan acara insan dengan lingkungan alamnya. Demikian pula kalau kita mengkaji tempat pertanian, tempat perindustrian, tempat perkotaan, dan lain-lain.

Geografi sanggup dikatakan juga sebagai ilmu wacana ekologi insan yang bermaksud menjelaskan korelasi antara lingkungan alam dengan penyebaran dan acara manusia. Pokok dari geografi ialah berkenaan dengan studi wacana ekologi insan pada area/daerah yang khusus. Pengertian geografi pada konteks ini bukan merupakan Pengertian geografi secara keseluruhan, melainkan kepada geografi regional.
Meninjau region sebagai suatu bentuk ekosistem hasil korelasi dan adaptasi penyebaran acara insan dengan lingkungannya pada area atau tempat tertentu. Interelasi insan dengan alam lingkungan di sekitarnya dikaji berdasarkan konsep dan prinsip ekologi.



4. Pendekatan Historis (Pendekatan Kronologi)

Menurut Preston E. James, sejarah dan geografi merupakan ilmu yang dwitunggal. Tempat dan waktu menyajikan kerangka kerja yang di dalamnya sanggup dijelaskan pranata insan dan proses perubahan kebudayaan yang sanggup ditelusuri. Hartshorne mengemukakan pentingnya dimensi sejarah pada geografi. Jika dimensi tempat menjelaskan interelasi keruangannya maka dimensi sejarah sanggup menjelaskan dimensi waktunya dan sanggup menjelaskan pertumbuhan dan perkembangannya.

Pada studi geografi, metodologi dengan memakai dimensi urutan waktu atau dimensi sejarah, dikenal sebagai pendekatan historis atau pendekatan kronologi. Dengan menerapkan pendekatan historis suatu tanda-tanda atau suatu duduk perkara pada ruang tertentu, kita sanggup mengkaji perkembangannya dan sanggup pula melaksanakan prediksi proses tanda-tanda atau duduk perkara tadi pada masa-masa yang akan datang. Melalui pendekatan historis ini, kita sanggup melaksanakan pengkajian dinamika dan perkembangan suatu tanda-tanda geografi di tempat atau di wilayah tertentu.

Meneliti, menganalisis, dan mengadakan interpretasi peta suatu wilayah dengan memakai pendekatan historis, artinya dengan memakai peta perkembangan tempat berdasarkan urutan waktunya, kita akan sanggup melihat kecenderungan ke arah mana kota itu tumbuh berkembang beserta apa penunjangnya.



5. Pendekatan Sistem (System Approach)

Sistem itu mempunyai pengertian konotatif yang luas. Konsep sistem ini sanggup diterapkan kepada rangkaian gejala, sanggup diterapkan kepada alat atau pesawat elektronik, sanggup diterapkan kepada susunan jasmaniah manusia. Kriteria utama dari suatu sistem bahwa komponen atau subsistem yang membentuk sistem tersebut, harus membentuk suatu rangkaian atau kesatuan yang tidak terpisah-pisahkan. Pada suatu sistem, rangkaian komponen itu nilainya lebih tinggi daripada komponen yang terpisahpisah.

Pendekatan sistem merupakan metode berpikir sintetik yang diterapkan pada duduk perkara yang merupakan suatu sistem, sedangkan yang dimaksud dengan mode berpikir sintetik, yaitu mode berpikir yang didasarkan atas iktikad ekspansionisme. Doktrin ekspansionisme ialah cara meninjau suatu benda atau suatu hal sebagai pecahan dari keseluruhan yang besar. Gejala yang berkaitan dengan tanda-tanda yang menjadi sorotan utama tadi sanggup ditetapkan sebagai subsistem dari gejala-gejala utamanya.

Pendekatan dan penelaahan tanda-tanda geografi utama dengan subsistemnya, ditinjau sebagai satu kebulatan yang tidak terpisahkan satu sama lain. Sebagai ilustrasi contohnya kita menelaah suatu jenis pertanian yang kita menetapkan sebagai satu sistem. Jika pertanian kita menetapkan sebagai satu sistem, gejala-gejala yang bekerjasama dengan pertanian tadi, kita menetapkan sebagai subsistemnya. 

Contoh, tanah dengan kesuburannya, keadaan hidrografi dengan distribusi dan fluktuasi airnya, cuaca dengan segala unsur dan perubahannya, insan dengan segala aktivitasnya, teknologi dengan segala perlengkapannya, dan lain-lain. Pendekatan sistem menyerupai di atas, sanggup ditetapkan pada sistem keruangan industri, pemukiman, perkotaan, pelabuhan, jaringan komunikasitransportasi, dan lain-lainnya.



6. Objek Geografi

Hal-hal yang harus dikuasai oleh orang-orang yang berkecimpung dalam penelitian geografi antara lain observasi lapangan, menciptakan dan memakai banyak sekali peta, memakai dan menyusun suatu dokumentasi, menyusun dan menciptakan model, dan lain-lainnya.

Langkah-langkah penelitian geografi pelaksanaannya sebagai berikut.
a. Perumusan dan pernyataan duduk perkara penelitian.
b. Perumusan dan tujuan penelitian.
c. Penyusunan hipotesis penelitian.
d. Penentuan populasi dan penarikan sampel.
e. Teknik pengumpulan data.
f. Analisis dan interpretasi data.
g. Penarikan kesimpulan hasil penelitian.

Sumber http://www.ssbelajar.net/

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "√ Metode Pendekatan Geografi"

Posting Komentar