√ Tradisi Sejarah Masyarakat Aksara

Versi materi oleh Marwan S


Perkembangan penulisan sejarah di Indonesia dimulai dengan adanya penulisan sejarah dalam bentuk naskah. Beberapa sebutan untuk naskah-naskah yaitu babad, hikayat, kronik, tambo, dan lain-lain. Bentuk penulisan sejarah pada naskah-naskah tersebut, sebagaimana mana telah dikemukakan, termasuk dalam katagori historiografi tradisional. Sebutan historiografi tradisional, untuk membedakan historiografi moderen. Historigrafi moderen sudah lebih dahulu berkembang di Barat. Ciri utama historiografi modern dan yang membedakan dengan historiografi tradisional yaitu penggunaan fakta. Sebagaimana telah dikemukakan di atas bahwa historiografi tradisional tidak terlalu mementingkan kebenaran fakta. Sedangkan historiografi modern sangat mementingkan fakta.

Di beberapa tempat di Indonesia terdapat dongeng yang bersumber dari historiografi tradisional perihal asal seruan tempat tersebut. Di dalam sumbersumber tersebut contohnya diceritakan bahwa sebelum terbentuknya suatu tatanan kehidupan yang teratur dalam tempat tersebut, keadaannya krisis atau serba tidak menentu. Dalam keadaan yang demikian, maka sang ilahi menurunkan utusannya untuk memperbaiki keadaan krisis. Utusan ilahi tersebut kemudian menikah dengan wanita yang ada di tempat tersebut. Setelah turunnya utusan ilahi maka kemudian keadaan di tempat itu menjadi baik dan mulailah tersusun suatu pemerintahan atau kerajaan. Hasil perkawinan antara utusan ilahi dengan wanita yang dinikahinya ini yang kemudian menjadi pewaris atau silsilah penguasa kerajaan.

Rekaman tertulis yang dimaksud di sini merupakan salah satu bentuk kesadaran masyarakat Indonesia pada masa kemudian dalam merekam apa yang terjadi di masa kemudian dan dianggap sebagai insiden penting yang patut diketahui. Cara yang dilakukan untuk merekam insiden itu yaitu dengan cara menulisnya yang biasanya dalam suatu goresan pena yang biasanya disebut dengan naskah. Di Indonesia banyak sekali tersebar naskah-naskah, hampir di banyak sekali daerah. Naskah-naskah tersebut ditulis dengan banyak sekali bahasa, terutama bahasabahasa tempat menyerupai bahasa Sunda, Jawa, Bugis, Melayu, Aceh, Minang dan sebagainya. Tersebarnya naskah dalam banyak sekali bahasa tempat tersebut, mengatakan bahwa bangsa Indonesia sudah semenjak usang mempunyai kesadaran sejarah yang cukup tinggi. Beberapa sebutan perihal naskah menyerupai babad, tambo, hikayat, kronik, dan lain-lain.



Naskah-naskah tersebut disebut dengan naskah usang atau naskah kuno. Disebut naskah kuno, alasannya naskah tersebut ditulis pada masa lampau. Di daerah-daerah Indonesia, naskah-naskah kuno itu sudah banyak yang berusia ratusan tahun. Bahan yang dipakai untuk menulis kertas sangat beragam. Selain ditulis pada kertas menyerupai umumnya karyakarya buah pikiran, ada pula yang ditulis pada bambu, kulit kayu, rotan, daun nipah, dan lain-lain. Naskah kuno merupakan sumber warta kebudayaan tempat masa lampau yang sangat penting dan mempunyai makna yang sangat berarti. Di dalamnya mengandung ide-ide, gagasan, dan banyak sekali macam pengetahuan perihal alam semesta berdasarkan persepsi budaya masyarakat yang bersangkutan, ajaran-ajaran moral, filsafat, keagamaan dan unsur-unsur lain yang mengandung nilai-nilai luhur.

Isi dari naskah-naskah kuno tersebut tidak semuanya merupakan dongeng sejarah. Beberapa materi yang menjadi kandungan isi naskah-naskah kuno tersebut contohnya pedoman agama, hukum, moral istiadat, filsafat, politik, sastra, astronomi, pedoman moral, mantera, doa, obat-obatan, mistik, bahasa, bangunan dan tumbuhtumbuhan. Naskah-naskah kuno yang tidak berisi perihal dongeng sejarah, bermanfaat pula untuk dijadikan materi dalam menulis sejarah. Hal-hal yang sanggup kita kaji dari naskah-naskah tersebut, contohnya sistem kemasyarakatan, nilai-nilai budaya, pelaksanaan pedoman agama dan lain-lain. Untuk melacak halhal tersebut, maka kita sanggup memakai naskah-naskah yang berisi perihal pedoman agama, hukum, moral istiadat, politik, pedoman moral dan lain-lain. Pengunaan rujukan naskah-naskah tersebut alasannya biasanya apa yang ditulis oleh naskah tersebut yaitu sesuatu hal yang berlaku pada ketika itu. Apalagi menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan problem budaya. Dalam setiap zaman biasanya terjadi perubahan-perubahan nilai-nilai budaya yang berlaku dalam suatu masyarakat.

Naskah sebagai bentuk historiografi tradisional mempunyai karakteristikkarakteristiknya yaitu pertama, uraiannya dipengaruhi oleh ciri-ciri budaya masyarakat pendukungnya. Di Indonesia hampir setiap tempat mempunyai naskahnaskah usang yang bercerita perihal sejarahnya. Kebudayaan dari tempat setempat akan besar lengan berkuasa terhadap isi dari naskah tersebut, contohnya bahasa yang digunakan, gaya bahasa, moral istiadat, dan lain-lain. Naskah-naskah yang di Jawa Barat tentu banyak memakai bahasa Sunda.

Naskah-naskah usang merupakan bentuk citra bagaimana masyarakat merekam terhadap pengalaman masa lalunya atau sejarahnya. Dalam merekam pengalaman masa lalunya, akan senantiasa diwarnai dengan pandangan-pandangan hidup masyarakat pada ketika itu atau disebut jiwa zaman. Salah satu pandangan penting masyarakat pada ketika itu yaitu melihat sosok penguasa atau raja sebagai figur yang mempunyai kedudukan sakral yang dicirikan dengan mempunyai kesaktian.

Sumber http://www.ssbelajar.net/

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "√ Tradisi Sejarah Masyarakat Aksara"

Posting Komentar