(Don’T) Get Lost!
“We travel, initially, to lose ourselves, and we travel, next, to find ourselves. We travel to open our hearts and eyes. And we travel, in essence, to become young fools again—to slow time down and get taken in, and fall in love once more.” Pico Iyer
Tidak ada yang sanggup menyamai perasaan berangasan ketika pertama kali tiba di puncak bukit yang gres pertama kali kita datangi. Bagaimana langit terasa berbeda kelihatannya dari ketika kita pandang ia dari dataran rendah. Atau, bagaimana angin di ketinggian terasa ibarat sudah usang kita kenal. Tidak ada pula yang sanggup mengalahkan perasaan berdebar-debar ketika kita pertama kali mencoba terjun dari ketinggian atau menyelam di kedalaman maritim yang gelap.
Perasaan “hilang” di alam semesta memang selalu mengatakan pengalaman yang mencerahkan, dan sanggup jadi bikin nagih. Perasaan excited alasannya yaitu traveling tanpa ada rencana atau bahkan tanpa ada tujuan, kerapkali menciptakan perjalanan lebih menarik. Karena itu, banyak orang yang menggemari perjalanan berulang-ulang kali bilang, “Let’s get lost.”
Saya sendiri yaitu tipikal orang yang bahagia pada perjalanan yang penuh petualangan, ke tempat yang tidak melulu populer, hingga bertemu lebih banyak warga lokal dengan budaya yang otentik. Tiba-tiba menemukan keindahan kain tenun yang belum pernah dilihat sebelumnya. Atau, menemukan nirwana masakan di sebuah kawasan yang tidak pernah orang bicarakan sebelumnya. Tapi, meski demikian, saya gampang takut jikalau tidak tahu arah yang dituju, kehilangan jalan, atau terbentur jalan buntu di hari yang gelap. Saya sangat bersemangat pada petualangan, pada semangat “lost” yang digadang-gadangkan banyak pejalan. Tapi, saya tidak pernah suka perasaan-perasaan ngeri ketika “lost” dalam artian tersesat.
Jika di antara kalian juga mencicipi hal yang sama, artinya perlu juga mempunyai panduan aksesori ibarat saya yang tidak membatasi kita untuk berpetualang, tapi juga mencegah kita dari ketersesatan. Berikut aplikasi-aplikasi navigasi pada ponsel yang sanggup membantu kita untuk hal ini.
Google Maps
Aplikasi yang satu ini terang sudah sangat familiar di pendengaran kita. Beberapa ponsel bahkan sudah dibenamkan aplikasi ini semenjak awal. Jika belum ada, aplikasi ini sanggup kita unduh gratis di Play Store.
Google Maps membantu kita untuk menemukan jalan bagi kita dari tempat asal ke tempat tujuan. Baik itu dengan kendaraan pribadi, transportasi umum, bahkan jalan kaki. Kalau tidak sanggup terus-menerus melihat ponsel ketika berkendara, ada derma bunyi untuk mengarahkan kita.
Aplikasi ini juga memberi tahu kita jalan-jalan mana yang sedang padat atau macet dengan warna kuning untuk padat dan merah untuk macet. Ia juga memberi kita alternatif jalan yang kemungkinan lebih lancar.
Waze
Tidak ibarat Google Maps yang ‘hanya’ sebatas aplikasi untuk navigasi, Waze juga sekaligus yaitu aplikasi jaringan sosial. Kita sanggup berteman dengan pengguna Waze yang lain. Dan, di antara pengguna, kita sanggup saling membuatkan warta jalan raya, kemacetan, rute-rute alternatif, hingga letak SPBU.
Kalaupun kita tidak ingin terlibat dalam jejaring sosialnya, kita sanggup tetap memakai layanan navigasi dari Waze. Interface petanya jauh lebih playful ketimbang Google Maps. Jadi, lebih menarik di mata.
Akurasi peta dari Waze tidak berbeda dengan Google Maps. Sebab, memang Waze juga yaitu milik Google. Tambahan menarik yang ada di Waze tapi tidak ada di Google Maps yaitu kita sanggup mengunduh bunyi artis sebagai bunyi navigator. Kekurangan Waze hanyalah kadang kala ada iklan pop-up yang mengganggu ketika kita di tengah perjalanan, di tengah navigasi. Iklan tersebut terang sanggup mengganggu pengarahan dari Waze. Siapa yang butuh diganggu iklan ketika sedang berkonsentrasi di jalan?
Sygic
Senada dengan layanan navigasi lainnya, aplikasi Sygic ini menyediakan peta yang memudahkan kita sanggup menuju suatu tempat. Tapi, Sygic tersedia dalam versi offline. Jadi, ia sanggup bekerja hanya dengan GPS, tanpa koneksi internet. Sygic mempunyai kelebihan yaitu keunggulan rincian pada petanya, ibarat wilayah luar Eropa atau Amerika Utara.
Maverick
Aplikasi ini tidak hanya menyediakan layanan navigasi dan peta (online dan offline), tapi juga memenuhi kebutuhan para pengguna yang ingin tahu ihwal tempat-tempat yang menyediakan acara outdoor, mulai dari hiking hingga berlayar, di dalam peta. Maverick bekerja sama dengan beberapa peta online, ibarat Bing, Yandex, OSM Cycle, OSM Public Transport, Multimap (Inggris), OutdoorActive (Germany, Austria, South Tyrol), Cykloatlas, HikeBikeMap (Germany), atau Open Piste Map, NearMap (Australia).
Peta offline sanggup digunakan, hanya dengan menyalakan GPS. Kita bahkan sanggup menyimpan tempat-tempat yang sudah kita kunjungi, dan sewaktu-waktu kita sanggup lihat kembali.
Along the Way
Aplikasi yang satu ini tidak hanya membiarkan kita menikmati layanan navigasi ihwal bagaimana untuk tiba dari satu tempat ke tempat lain. Along the Way mengakomodasi lebih dari itu. Lewat aplikasi ini, kita sanggup tahu tempat atau tujuan yang bahkan tidak populer. Kita sanggup menemukan banyak sekali tempat, mulai dari taman, bar, restoran, toko, hingga landmark, di sepanjang perjalanan kita dari satu tujuan ke tujuan lain.
Kita bahkan sanggup sekaligus mengecek promo yang tersedia (special deals atau kupon) dari tempat-tempat tersebut. Along the Way sanggup dipakai di seluruh dunia. Memungkinkan kita untuk menemukan tempat-tempat gres sepanjang waktu road trip kita.
Findery
Aplikasi ini lebih ibarat peta harta karun. Jadi, kita sanggup melihat rekomendasi para pengguna lain ihwal tempat-tempat diam-diam yang ternyata mempunyai keindahan. Kita sanggup menemukan permata tersembunyi, atau dalam hal ini mungkin tempat makan favorit rekomendasi orang lokal atau tempat diam-diam lain, lewat Findery.
Semua orang sanggup membuatkan tempat-tempat favoritnya, beserta cerita-cerita menarik ihwal tempat tersebut, lewat aplikasi ini. Semua pengguna sanggup meninggalkan catatan dan membaginya dengan teman-teman, ihwal masakan yummy yang pernah diicip, spot indah yang tidak sengaja ditemukan, dan banyak sekali diam-diam lain.
CityMaps2Go
Tidak gratis, memang, dan hanya tersedia untuk iOS, tapi CityMaps2Go patut masuk dalam bahasan ini. Aplikasi ini tidak hanya mengatakan layanan navigasi, tapi juga terpercaya menjadi panduan bagi para pengguna yang hendak menjelajah wilayah perkotaan, terutama kota-kota besar macam New York, Paris, London, Roma, Berlin, dan lain-lain. Tidak hanya tempat-tempat yang patut didatangi di sebuah kota, CityMaps2Go menginformasikan jadwal transportasi selain kendaraan beroda, ibarat subway.
Lewat CityMaps2Go, kita sanggup menemukan jalan-jalan, restoran, hotel, local nightlife, hingga tempat-tempat terdekat yang menarik. Tempat-tempat yang sudah pernah kita kunjungi dan temukan lewat CityMaps2Go sanggup kita simpan, atau sekadar kita tandai “like” sebagai tempat yang kita rekomendasikan.
Tidak peduli sejauh mana kita pergi, tidak akan ada artinya jikalau kita tidak menikmatinya. Untuk itu, aplikasi-aplikasi navigasi di atas ada untuk memudahkan kita untuk hilang dalam petualangan, tapi tidak hilang dalam ketersesatan. So, let’s get lost!
Sumber https://www.acerid.com
0 Response to "(Don’T) Get Lost!"
Posting Komentar