√ Sempat Mati Suri, Suandewi Bangkitkan Lagi Perjuangan Kerajinan Kepompong

Sempat terpuruk dan vakum hingga beberapa tahun √ Sempat Mati Suri, Suandewi Bangkitkan Lagi Usaha Kerajinan Kepompong

Putu Suandewi dan hasil kreasi-bunga yang ia buat dari kepompong ulat.


Sempat terpuruk dan vakum hingga beberapa tahun, Putu Suandewi sekarang bertekad menghidupkan kembali perjuangan kerajinan berbahan baku kepompong ulat sebagai materi baku membuat tas dan dompet, jepit rambut, hiasan sanggul, serta bermacam-macam aksesoris lainnya.


Usaha kerajinan yang memakai kepompong ini, sudah dirintis Suandewi semenjak Mei 2006 di daerah Jalan Pulau Misol-Denpasar. Modal awal yang disiapkan sebesar Rp 500 ribu. Modal ini dipakai untuk membeli kepompong dan lem, mengingat kerajinan ini memang tidak memakai peralatan yang lain.


Dapat Ide Bisnis Setelah Berkenalan Dengan Bule Perancis


Sempat terpuruk dan vakum hingga beberapa tahun √ Sempat Mati Suri, Suandewi Bangkitkan Lagi Usaha Kerajinan Kepompong

Rangkaian bunga ini terlihat elegan meski dibentuk dari limbah kepompong ulat.


“Ada dongeng unik, mengapa saya menggeluti perjuangan ini. Dulu, saya bertemu dengan Julian dari Prancis. Julian membawakan saya beberapa kepompong yang masih utuh, belum diapa-apakan. Julian lantas meminta supaya saya mempelajari dulu cara pembuatan kerajinan, yang materi bakunya memakai materi kepompong. Nanti bila sudah bisa, Julian akan memesan,” ujar perempuan kelahiran Singaraja.


Suandewi yang dasarnya suka membuat kerajinan, menjadi tertarik mendengar proposal itu dan pribadi mempelajari dengan semangat. Membuat kerajinan, memang bukan hal absurd bagi Suandewi. Sejak sekolah di Sekolah Menengah Pertama dan SMA, Suandewi sudah biasa membuat produk kerajinan dan menjualnya. Semasa kuliah di Yogyakarta pun, beliau rajin membuat kerajinan dan dititip jual kepada sejumlah toko.


“Makanya saya antusias dikala ada proposal membuat kerajinan dari Julian. Ketika sudah dapat membuat banyak sekali macam bunga dari kepompong, eh saya gres menyadari bila Julian tidak ada kabar info lagi,” ucapnya.


Baca Juga Artikel Ini :

style="display:block"
data-ad-client="ca-pub-6037247388376359"
data-ad-slot="5485024081"
data-ad-format="link">



Dari Hobi Menempel Tisu, Ria Hasilkan Uang Dari Kerajinan Decoupage


Perajin Kipas Tradisional Bali, Bertahan Meski Harga Semurah Kacang


Namun, Suandewi tidak berkecil hati. Dia justru menganggapnya kehadiran Julian merupakan petunjuk dari Tuhan supaya dirinya menekuni kerajinan dari kepompong. Maka mulailah Suandewi membuat banyak sekali kreasi dari kepompong, yang dijual kepada beberapa kenalannya. Kreasi dari kepompong itu ternyata diminati, sehingga Suandewi membuat lebih banyak lagi kerajinan dan getol pula mempromosikannya.


“Saat ini sudah tersedia cincin, banyak sekali macam jepit rambut, bros, hiasan sanggul, atau giwang. Saya pun bereksperimen membuat dompet atau clutch dari kepompong. Bahan baku kepompong dipesan dari Jawa Tengah dan Makassar,” ujarnya.


Harga kerajinan ini mulai paling murah Rp 10 ribu untuk banyak sekali jenis cincin. Sedangkan produk termahal berupa clutch yang harganya dapat mencapai Rp 300 ribu. Dulu dikala sedang ‘booming’, maka omzet kerajinan kepompong ini dapat mencapai Rp 30 juta per bulan.


Sempat Mati Suri Karena Masalah Pribadi


Sempat terpuruk dan vakum hingga beberapa tahun √ Sempat Mati Suri, Suandewi Bangkitkan Lagi Usaha Kerajinan Kepompong

Hiasan sanggul dari kepompong ini paling laku dipesan konsumen dari Jakarta.


Pesanan kerajinan kepompong ramai tiba kepada Suandewi, sehingga beliau hingga merekrut pegawai hingga 16 orang. Sayangnya, perjuangan yang digeluti Suandewi sempat merosot. Sempat perempuan ini mengalami banyak sekali problema, sehingga tidak konsentrasi mengurus bisnisnya. Akhirnya bisnis sempat terabaikan dan kemudian vakum pada tahun 2010.


Mulai tahun lalu, Suandewi telah mengukuhkan niat untuk membangkitkan kembali perjuangan kepompong ini supaya kembali berkibar ibarat dulu. Wanita ini juga berencana memaksimalkan media umum sebagai ajang mempromosikan produk-produknya.


“Ajang bazar pun akan digencarkan mulai 2017 dan seterusnya, perjuangan kepompong ini semoga dapat berjaya kembali. Saya juga segera meluncurkan produk baru, jadi masyarakat dapat menentukan produk kerajinan kepompong sebagai alternatif aksesoris yang menarik. Malah hiasan sanggul dari kepompong ini banyak dipesan ibu-ibu dari Jakarta,” katanya.


Dibantu dengan tiga orang karyawan, Suandewi sekarang mulai menggencarkan pembuatan produk. Meski omzet yang diperoleh belum sebesar dulu, namun Suandewi tidak berkecil hati dan tetap ingin menggeluti kerajinan ini.

style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-6037247388376359"
data-ad-slot="7037953167">



Wanita ini malah terpikir ingin membuat buku ihwal cara membuat kerajinan dari materi baku kepompong, supaya masyarakat lebih mengenal dan dapat membuatnya sebagai objek bisnis. “Kalau bisnis kerajinan dari materi pelepah pisang, enceng gondok, akar-akaran, sudah banyak yang buat. Tapi rasanya belum ada yang membuat buku yang mengupas kerajinan dari kepompong, nah saya jadi terpikir untuk membuatnya,” katanya. (Vivi)


Tim Liputan BisnisUKM

(/Vivi)

Kontributor BisnisUKM.com Wilayah Bali



Sumber aciknadzirah.blogspot.com

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "√ Sempat Mati Suri, Suandewi Bangkitkan Lagi Perjuangan Kerajinan Kepompong"

Posting Komentar