√ Memulai Bisnis Kuliner Tak Harus Berkantong Tebal, Ini Beliau Kiatnya!

Memulai Bisnis Kuliner Tak Harus Berkantong Tebal √ Memulai Bisnis Kuliner Tak Harus Berkantong Tebal, Ini Dia Kiatnya!

Iming-iming prospek nan cerah dan kesuksesan di masa mendatang mendorong banyak orang ikut memulai bisnis kuliner. (Foto : www.ngenetyuk.com)


Bisnis masakan memang langgeng sepanjang peradaban manusia. Tak heran, para pengusaha kuliner terus bermunculan kolam cendawan di animo hujan.


Iming-iming prospek nan cerah dan kesuksesan di masa mendatang mendorong banyak orang ikut memulai bisnis kuliner. Tapi sayangnya, hingga hari ini tak sedikit orang yang mengurungkan niat ikut memulai bisnis masakan hanya sebab alasan modal.


Bukan diam-diam lagi, salah satu alasan banyak orang membatalkan niat membuka usaha, baik perjuangan masakan maupun perjuangan lainnya, yaitu pandangan yang mengidentikkan pengusaha dengan orang yang mempunyai kantong tebal. Maklum, membangun perjuangan hingga sukses memang membutuhkan modal yang tidak sedikit.


Namun, pandangan tersebut juga tidak sepenuhnya benar. Kenyataannya, tidak sedikit pengusaha sukses yang memulai bisnis dengan modal dengkul. Karena itu, keliru jikalau ketiadaan modal jadi alasan utama Anda mengurungkan niat membangun bisnis kuliner.


Henky Eko Sriyantono, pakar dan praktisi bisnis, mengatakan, modal memang acap kali jadi penghambat alias mental block untuk memulai usaha. Padahal, modal utama dalam memulai perjuangan sebetulnya: keberanian untuk memulai.


Erwin Halim, pengamat waralaba dari Proverb Consulting, mengamini, uang bukanlah modal utama dalam membangun sebuah bisnis. Keahlian, jaringan atau korelasi yang baik, dan pengetahuan juga bisa menjadi modal dalam membangun sebuah bisnis kuliner.


Jika tak mempunyai dana yang cukup sebagai modal usaha,  Erwin bilang, Anda bisa bekerja sama dengan orang yang mempunyai modal namun tak punya kemampuan, pengetahuan, atau jaringan.


“Jika mempunyai keahlian di bidang kuliner, Anda bisa mengajak kawan yang mempunyai modal dengan pola kerjasama bagi hasil,” imbuh Henky, pendiri jaringan waralaba Bakso Malang Kota Cak Eko.


Toh, Hendy Setiono, Pendiri sekaligus Chief Executive Officer (CEO) Baba Rafi Enterprise, menyatakan, tugas modal bagi calon pengusaha masakan tidak besar. Modal hanya berperan sekitar 10% dalam menjamin keberhasilan bisnis kuliner.


“Selebihnya, ditentukan oleh pengalaman, pengetahuan, keahlian, keberanian, kreativitas, dan inovasi, serta semangat,” ungkap Hendy.


Modal juga tidak selalu harus dalam bentuk dana segar. Para pengusaha masakan sepakat, banyak sekali aset yang Anda miliki dikala ini bisa jadi modal usaha. Misalnya, resep warisan maupun resep diam-diam bisa menjadi modal berharga dalam membangun bisnis kuliner.


Begitu pula dengan peralatan dapur yang sudah Anda miliki bisa menjadi modal alih-alih Anda harus membeli peralatan baru. Begitu pula dengan keahlian dan pengetahuan memasak atau mengelola kedai. Aset lain ibarat rumah juga bisa Anda manfaatkan sebagai daerah membuka kedai.


Menyiapkan Modal untuk Memulai Bisnis Kuliner 


Berbekal kepercayaan bahwa perjuangan bisa dibangun tanpa anggaran dalam jumlah besar, semestinya Anda tak perlu lagi ragu membangun bisnis kuliner. Toh, modal uang yang besar tak menjamin perjuangan Anda bakal sukses dan langgeng.


Meski begitu, modal usaha, apa pun bentuknya, harus dipersiapkan semenjak awal. Tentu, modal tersebut tidak harus berasal dari kocek Anda sendiri.


Sebab, dikala ini tersedia cukup banyak kemudahan permodalan dengan persyaratan yang cukup mudah. Ini sangat membantu bagi Anda yang mempunyai keterbatasan modal dalam merencanakan perjuangan kuliner.


Nah, sebelum memulai usaha, Hendy menuturkan, Anda sebaiknya mempunyai planning bisnis yang jelas. Misalnya, Anda ingin membuka kedai makanan. Anda mau tidak mau harus harus menghitung berapa modal yang cukup untuk membangun dan menjalankan perjuangan itu.

style="display:block"
data-ad-client="ca-pub-6037247388376359"
data-ad-slot="5485024081"
data-ad-format="link">



Erwin mengatakan, Anda sebaiknya memulai perjuangan dengan menyusun modal bisnis terlebih dahulu. Sebuah modal bisnis yang baik akan memperlihatkan nilai yang unik dan mempunyai nilai lebih dibanding kompetitor.


Tentu, dalam planning bisnis ini ada seni administrasi bisnis, keunikan produk, penyampaian produk, serta perencanaan pemasaran dan perencanaan organisasi. Termasuk dalam hal ini perencanaan keuangan.


“Perhatikan titik balik modal, periode yang diharapkan untuk menutup modal investasi, dan profitabilitas usaha,” katanya.


Nah, ibarat apa langkah mempersiapkan permodalan dalam membangun perjuangan kuliner? Simak kiat berikut:


1. Jenis permodalan


Dalam membangun bisnis kuliner, ada tiga jenis kebutuhan modal.


Pertama, modal investasi. Modal jenis ini merupakan modal yang harus Anda penuhi di masa-masa awal merintis bisnis dan biasanya dipakai untuk jangka panjang. Contoh, aset baik bergerak maupun tidak bergerak, ibarat bangunan restoran, peralatan dapur, perabotan resto.


Kedua, modal kerja yakni modal yang dipakai untuk membeli atau menciptakan produk yang Anda jual. Ambil contoh, Anda membuka kedai bubur ayam. Maka, Anda membutuhkan modal kerja berupa beras, daging ayam, dan bahan-bahan lainnya yang dipakai untuk meracik bubur ayam.


Ketiga, modal operasional. Modal jenis ini yaitu dana yang Anda keluarkan untuk membayar biaya operasional bulanan usaha. Misalnya, membayar honor karyawan, biaya listrik, biaya telepon, membeli gas, dan lain sebagainya.


Dari ketiga jenis permodalan tersebut, biasanya modal investasi menyedot kebutuhan dana dalam jumlah paling besar. Selain itu, modal investasi juga merupakan jenis modal yang pertama kali harus Anda siapkan terlebih dahulu.



 2. Persiapan modal



Setelah mengetahui perhitungan kebutuhan modal dan biaya bulanan, Anda mesti mempersiapkan anggarannya sesuai perhitungan tersebut. Namun, modal yang disiapkan enggak cuma modal untuk kebutuhan satu bulan, lo.


Henky bilang, Anda setidaknya harus mempersiapkan modal untuk memenuhi kebutuhan selama tiga bulan di masa-masa awal. Sebab, masa krisis bisnis masakan biasanya berlangsung di periode satu bulan hingga enam bulan pertama.


Persiapan modal sebanyak tiga kali pengeluaran bulanan ini sebagai langkah antisipasi untuk mengurangi risiko kegagalan.


Agar lebih aman, Hendy menyarankan, Anda sebaiknya menyiapkan modal  untuk memenuhi kebutuhan dalam jangka enam bulan. Jika dalam enam bulan pertama bisnis berjalan lancar, Anda bisa meningkatkan cadangan modal untuk kebutuhan selama setahun.


“Pendanaan harus siap minimal untuk enam bulan. Jika hingga pendanaan tertunda atau berhenti di tengah jalan, bisnis bisa tutup,” tegas Erwin.



3. Sumber permodalan



Jika mempunyai dana yang mencukupi, enggak ada salahnya, lo, modal perjuangan berasal dari kantong sendiri. Ingat, aset yang Anda miliki bisa disulap menjadi modal usaha.


Nah, jikalau dana pribadi terbatas, Anda bisa bisa memanfaatkan sumber pendanaan pihak lain. Menurut Erwin, ada banyak sekali sumber modal yang bisa Anda manfaatkan. Misalnya, dana dari kerabat atau teman.


Anda juga bisa memperoleh permodalan dari forum keuangan, ibarat bank atau forum keuangan non-bank. Solusi lainnya, Anda bisa memperlihatkan kerjasama atau kemitraan dengan pihak lain yang punya modal dalam jumlah besar.


Tentu, banyak sekali sumber permodalan itu mempunyai nilai plus dan minus. Jika menentukan modal dari kocek sendiri, Anda tentu harus mengumpulkan uang terlebih dahulu. Keuntungannya adalah, Anda bisa menikmati keuntungan secara penuh.


Jika modal bersumber dari dana kerabat atau teman, kemudahan atau kesulitan tentu bergantung pada kondisi kerabat atau sahabat Anda. Juga korelasi Anda dengan mereka.


Terkait derma forum keuangan, Anda harus siap untuk melalui mekanisme yang tidak mudah. Selain itu, Anda juga harus membayar bunga derma sebagai kompensasi atas derma tersebut.


Sementara, jikalau menentukan kerjasama atau kemitraan, Anda harus terlebih dahulu menciptakan konsep kerjasama atau kemitraan yang jelas. Prosesnya ini memang tidak sebentar.


Namun, kerjasama atau kemitraan biasanya bisa berlangsung dalam jangka panjang serta tidak ada beban bunga. Tapi ingat, Anda tentu harus siap membagi keuntungan kepada mitra.


Meski ada sumber permodalan dari pihak lain, Anda tetap harus mempunyai modal yang berasal dari kantong sendiri. Henky mengungkapkan, persentase modal awal dari kantong sendiri setidaknya sebesar 30%.


Erwin menambahkan, persentase modal dari pihak lain juga bergantung pada sumber permodalan yang Anda pilih. Jika menentukan sumber permodalan dari perbankan, biasanya bank bisa menyampaikan derma maksimal sebanyak 70% dari aset yang Anda miliki.


Tapi, berdasarkan Hendy, kalau Anda bisa menyediakan separuh modal dari dana pribadi, hal itu akan lebih baik. Dengan begitu, Anda tidak perlu terbebani dengan pokok derma dan bunga utang yang besar.



4. Membelanjakan modal



Nah, sesudah menghitung kebutuhan modal dan memperoleh modal yang cukup sesuai kebutuhan, saatnya membelanjakannya. Menurut Hendy, Anda harus membagi modal yang dimiliki sesuai kebutuhan.


Kebutuhan pertama yaitu ruang usaha. Biasanya, pos anggaran untuk menyewa atau membeli ruang perjuangan cukup menguras kantong.


Karena itu, Anda meski cermat menentukan lokasi perjuangan yang sesuai dengan segmen pasar yang Anda sasar. Jangan hingga Anda salah menentukan lokasi sehingga perjuangan tidak berkembang sesuai harapan.


Namun, Hendy mengingatkan, daerah perjuangan yang Anda sewa juga harus sesuai bujet yang ada di kantong.


Kemudian, modal lainnya dipakai untuk membeli banyak sekali peralatan dapur dan perabotan usaha. Saran Hendy, pilihlah peralatan dan perabotan yang berkualitas sebab itu akan sangat membantu Anda dalam menjalankan usaha.

style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-6037247388376359"
data-ad-slot="7037953167">



Nah, silakan menyiapkan modal dan membuka usaha.


SUMBER



Sumber aciknadzirah.blogspot.com

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "√ Memulai Bisnis Kuliner Tak Harus Berkantong Tebal, Ini Beliau Kiatnya!"

Posting Komentar