√ Keterkaitan Corak Kehidupan Dan Ekonomi Dengan Muka Bumi


Versi materi oleh D Endarto


Keterkaitan antara Corak Kehidupan dan Kegiatan Ekonomi Penduduk dengan Bentuk Muka Bumi - Bentuk muka bumi menawarkan kenampakan (dataran pantai, dataran rendah, dataran tinggi, dan daerah pegunungan) hal ini diakibatkan oleh acara tenaga eksogen dan endogen yang bekerja di bumi. Secara ringkas sanggup dikatakan bahwa seluruh acara kehidupan insan sangat dipengaruhi oleh bentu-bentuk muka bumi di mana mereka berada (bermukim) baik mencakup corak kehidupan dan kegiatan ekonomisnya.


Di bawah ini akan dijabarkan perihal beberapa corak kehidupan di aneka macam daerah yang bentuk-bentuk muka buminya berbeda-beda.



  • Kaitan Corak Kehidupan Penduduk dengan Bentuk Muka Bumi


Keberadaan bentuk muka bumi yang bermacam-macam dapt menjadikan keragaman corak kehidupan penduduk yang ada. Namun juga sanggup terjadi pada suatu bentuk muka bumi yang sama, namun faktor-faktor fisik yang lain berbeda, corak kehidupan penduduknya pun jadi berbeda pula.

Sebagai citra adanya keragaman corak kehidupan yang timbul akhir adanya imbas bentuk muka bumi yang berbeda, yaitu sebagai berikut.


1) Corak Kehidupan Penduduk di Dataran Pantai

Kehidupan penduduk di daerah dataran pantai meskipun sama-sama tinggal di tepi pantai pun akan berbeda-beda. Sebagai contoh, corak kehidupan penduduk yang tinggal di tepi pantai yang curam dan berombak besar akan berbeda dengan corak kehidupan penduduk di tepi pantai yang landai dan ombak lautnya yang tenang.

Oleh alasannya itu daerah pantai utara Jawa yang relatif landai dan ombaknya damai relatif dikembangkan sebagai sawah pasang surut, tambak ikan dan udang, juga berkembang dermaga-dermaga baik kecil dan sedang, bahkan berkembang pelabuhanpelabuhan besar (Tanjung Priok, Tanjung Perak, Tanjung Mas). Sedangkan di daerah Pantai Selatan Jawa dengan kondisi ombak yang besar dan daerah pantai yang berdinding terjal sulit dikembangkan sebagai daerah pelabuahn atau dermaga.

Kondisi laut dan perairan yang relatif lebih menantang di daerah pantai Jawa serpihan utara juga membawa konsekuensi sebagai berikut.
a) Rata-rata para nelayan di Jawa selatan mempunyai keberanian yang tinggi dalam mengarungi samudra yang lebih berbahaya daripada laut Jawa yang relatif damai di Jawa serpihan utara.
b) Perahu-perahu nelayan di daerah pantai selatan Jawa rata-rata baknya lebih lancip dan panjang, bercadik, dan dilengkapi dengan layar yang relatif lebih kecil. Sedangkan perahu-perahu nelayan di daerah pantai utara Jawa ukuranya relatif besar, tanpa cadik, dan ukuran layarnya juga besar.


2) Corak Kehidupan Penduduk di Dataran Rendah

Wilayah dataran rendah yakni mencakup daerah pantai hingga pada ketinggian sekitar 700 meter di atas permukaan laut merupakan suatu daerah konsentrasi penduduk, hal ini diakibatkan sarana dan prasarana yang menunjang kehidupan sanggup dimaksimalkan untuk dikembangkan di wilayah dataran rendah.

Bentuk wilayah yang relatif datar juga dimungkinkan untuk pengemban prasarana transportasi berupa jalan raya dan jalan kereta api secara optimal, sehingga di daerah dataran rendah acara perekonomian penduduk sanggup berjalan lancar. Oleh lantaran itu kota-kota yang ada di Indonesia lengkap dengan segala kemudahan sosial ibarat pusat perbelanjaan, pusat pemerintahan sarana pendidikan yang lebih banyak di dataran rendah.

Wilayah dataran rendah cukup potensial dilihat dari sektor pertanian, transportasi, pemukiman, dan perindustrian. Tentu saja potensi ini akan lebih baik kalau diikuti kondisi cuaca dan iklim serta kualitas tanah yang baik. Corak kehidupan penduduk (pemukiman) yakni bercorak memusat.


3) Corak Kehidupan Penduduk di Dataran Tinggi

Dataran tinggi umumnya merupakan wialayah yang beriklim sejuk dengan cadangan air yang sudah banyak berkurang. Rumah-rumah terbuat dari kayu-kayu keras, bambu, ataupun batu-bata. Dipakai bahan-bahan tersebut yakni untuk menghindari imbas iklim yang perbedaannya sangat menyolok terutama pada daerah pedalaman. Namun pada dataran tinggi flora budidayanya akan berbeda-beda tergantung pada iklim, cuaca setempat, jenis flora setempat, dan ketersediaan transportasi. Corak pemukiman di dataran tinggi tidak lagi memusat ibarat dataran rendah, tetapi sudah mulai terpencar mendekati lahan-lahan pertanian mereka. Metode terasering sering diterapkan oleh penduduk untuk menghindari kerusakan lahan pertanian akhir erosi, sehingga laju pemikiran air yang sanggup mengikis lapisan tanah sanggup dikurangi.


4) Corak Kehidupan Penduduk di Daerah Pegunungan

Daerah pegunungan mempunyai corak kehidupan penduduknya yang khas. Persediaan air yang relatif sedikit menciptakan terjadinya konsentrasi pemukiman penduduk pada lembah-lembah dan alur sungai. Hal ini terjadi lantaran penduduk berusaha biar memperoleh sumber air yang relatif lebih gampang didapat di daerah tersebut. Ladang ladang yang diusahakan penduduk biasanya terletak di daerah lembah pegunungan.

Sungai-sungai yang ada dipergunakan untuk keperluan sehari-hari (MCK) dan tidak dipergunakan untuk budidaya lantaran arusnya deras dan erosinya berkembang secara intensif. Kesulitan yang paling besar lengan berkuasa di daerah ini yakni dari segi transportasi, keadaan jalan yang tidak rata, naik turun, dan sempit yang menimbulkan relasi antara dua buah desa jadi terhambat.



  • Kaitan Kegiatan Ekonomi Penduduk dengan Bentuk Muka Bumi


Tidak hanya corak kehidupan penduduk saja yang dipengaruhi oleh bentuk muka bumi namun juga mencakup kegiatan ekonomi penduduknya. Untuk lebih jelasnya akan diterangkan keterkaitan kegiatan ekonomi penduduk dengan bentuk muka bumi berikut.


1) Kegiatan Penduduk di Dataran Pantai

Untuk daerah pantai dengan ombak dan arus yang besar (kawasan pantai selatan Jawa) serta pantai yang berdinding curam menimbulkan acara perikanan dan melaut tidak berkembang ibarat di daerah pantai yang landai dengan gelombang yang relative tenag (kawasan pantai utara Jawa). Oleh lantaran itu di daerah pantai dengan ombak dan arus yang besar mata pencaharian penduduknya sebagai nelayan hanya untuk pekerjaan sampingan, sedangkan pekerjaan utamanya yakni bertani dan berkebun. Mereka hanya melaut pada saat-saat tertentu di mana gelombang laut tidak begitu tinggi.

Sedangkan di daerah pantai dengan relief landai dan gelombang yang tenang, mata pencaharian nelayan yakni merupakan pekerjaan utama. Pekerjaan sampingan mereka yakni sebagai petani garam dan perikanan tambak (udang dan bandeng). Kawasan dataran pantai juga merupakan daerah yang cocok untuk dijadikan areal perkebunan kelapa serta pisang, alasannya flora tersebut sanggup tumbuh subur dengan suhu udara tinggi.

Kawasan pantai biasanya mempunyai pemandangan yang indah dan sanggup dikembangkan untuk pariwisata bahari. Contoh wilayah dataran pantai yang dikembangkan sebagai daerah wisata bahari.
a) Pantai Parangtritis di Yogyakarta
b) Pantai Teleng Ria di Teluk Pacitan Jawa Timur
c) Pantai Ancol Binaria di Kepulauan Seribu di DKI Jakarta
d) Pantai Pelabuhan Ratu di Jawa Barat
e) Pantai Anyer dan Pangandaran di Jawa Barat

Di wilayah daerah wisata laut inilah penduduk setempat seringkali berbagi industri kerajinan rakyat sebagai cindera mata bagi para wisatawan, membuka restoran, membuka hotel dan penginapan.


2) Kegiatan Ekonomi Penduduk di Dataran Rendah

Daerah dataran rendah mempunyai cadangan air yang cukup serta didukung oleh iklim yang cocok yakni merupakan potensi alam yang sangat membantu untuk sanggup dikembangkan menjadi daerah pertanian, khussunya sawah dengan irigasi teknis. Kondisi semacam ini sesuai dengan kondisi penduduk Indonesia yang agraris, misalnya di daerah Cikampek, Purwakarta, Karawang, Bekasi, Subang, dan Indramayu yang merupakan daerah lumbung padi di Pulau Jawa yang terdapat di dataran rendah. Selain dikembangkan sebagai pertanian (khususnya padi) daerah dataran rendah juga dikembangkan sebagai daerah perkebunan tebu (bahan utama untuk menciptakan gula pasir) yang diusahakan dalam jumlah besar. Contoh perkebunan tebu yang ada di Jawa Tengah (Pemalang, Brebes, Tegal, Pekalongan), di Jawa Timur di daerah Jatiroto, dan di Jawa Barat terdapat di daerah Cirebon.


3) Kegiatan Ekonomi Penduduk di Dataran Tinggi

Dengan mengandalkan iklim sejuk dan memperhatikan jumlah cadangan air yang semakin berkurang, maka sistem pertanian yang diusahakan yakni sistem pertanian lahan kering dan hortikultura, ibarat buah-buahan, sayur mayur, dan flora hias. Budidaya perkebunan khas di dataran tinggi yakni flora karet dan kopi. Karena keterbatasan air, maka areal sawah yang diusahakan yakni jenis sawah tadah hujan yang penggarapannya tergantung dari curah hujan atau pun sistem ladang (huma) dengan jenis padi gebug/padi gogo.


4) Kegiatan Ekonomi Penduduk di Kawasan Pegunungan

Pemerintah memanfaatkan daerah pegunungan ini untuk areal hutan (baik hutan lindung maupun hutan produksi). Hutan produksi yakni jenis hutan yang dibudidayakan untuk keperluan-keperluan hemat dan sekaligus menjaga kelestarian hidup. Sedangkan hutan lindung yakni jenis hutan yang berfungsi untuk menjaga kelestarian hidup saja. Di Indonesia jenis kayu yang ditanam pada daerah hutan lindung yakni pinus, meranti, dan albozia (sengon). Sedangkan untuk daerah perkebunan daerah pegunungan dibudidayakan flora teh dan kina. Banyak penduduk di kawasan-kawasan perkebunan bekerja sebagai buruh perkebunan. Contoh: perkebunan teh di daerah puncak di daerah Bogor, Jawa Barat yang buruh pemetiknya yakni penduduk di sekitar perkebunan teh tersebut.



Itulah materi mengenain Keterkaitan antara Corak Kehidupan dan Kegiatan Ekonomi Penduduk dengan Bentuk Muka Bumi Semoga Bermanfaat.

Sumber http://www.ssbelajar.net/

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "√ Keterkaitan Corak Kehidupan Dan Ekonomi Dengan Muka Bumi"

Posting Komentar