√ Teori Perdagangan Internasional

Versi materi oleh Ismawanto


Teori Perdagangan Internasional - Sebelum membahas teori perdagangan internasional, terlebih dahulu perlu kau ketahui manfaat mempelajari teori perdagangan internasional. Manfaat mempelajari teori perdagangan internasional, di antaranya sebagai berikut.
1. Membantu menjelaskan arah dan komposisi perdagangan antarnegara, serta efeknya terhadap struktur perekonomian suatu negara.
2. Dapat memberikan adanya laba yang timbul dari adanya perdagangan internasional (gains from trade).
3. Dapat mengatasi permasalahan neraca pembayaran yang defisit.

Adapun teori-teori perdagangan internasional sanggup diuraikan sebagai berikut.


1. Pandangan Kaum Merkantilisme

Merkantilisme merupakan suatu kelompok yang mencerminkan harapan dan ideologi kapitalisme komersial, serta pandangan wacana politik kemakmuran suatu negara yang ditujukan untuk memperkuat posisi dan kemakmuran negara melebihi kemakmuran perseorangan. Teori Perdagangan Internasional dari Kaum Merkantilisme berkembang pesat sekitar kala ke-16 berdasar pedoman menyebarkan ekonomi nasional dan pembangunan ekonomi, dengan mengusahakan jumlah ekspor harus melebihi jumlah impor.

Dalam sektor perdagangan luar negeri, kebijakan merkantilis berpusat pada dua inspirasi pokok, yaitu:

a. pemupukan logam mulia, tujuannya ialah pembentukan negara nasional yang besar lengan berkuasa dan pemupukan kemakmuran nasonal untuk mempertahankan dan menyebarkan kekuatan negara tersebut;

b. setiap politik perdagangan ditujukan untuk menunjang kelebihan ekspor di atas impor (neraca perdagangan yang aktif). Untuk memperoleh neraca perdagangan yang aktif, maka ekspor harus didorong dan impor harus dibatasi. Hal ini dikarenakan tujuan utama perdagangan luar negeri ialah memperoleh komplemen logam mulia.

Dengan demikian dalam perdagangan internasional atau perdagangan luar negeri, titik berat politik merkantilisme ditujukan untuk memperbesar ekspor di atas impor, serta kelebihan ekspor sanggup dibayar dengan logam mulia. Kebijakan merkantilis lainnya ialah kebijakan dalam perjuangan untuk monopoli perdagangan dan yang terkait lainnya, dalam usahanya untuk memperoleh daerah-daerah jajahan guna memasarkan hasil industri. Pelopor Teori Merkantilisme antara lain Sir Josiah Child, Thomas Mun, Jean Bodin, Von Hornich dan Jean Baptiste Colbert.


2. Teori Keunggulan Mutlak (Absolut Advantage) oleh Adam Smith

Dalam teori keunggulan mutlak, Adam Smith mengemukakan ide-ide sebagai berikut.

a. Adanya Division of Labour (Pembagian Kerja Internasional)
dalam Menghasilkan Sejenis Barang Dengan adanya pembagian kerja, suatu negara sanggup memproduksi barang dengan biaya yang lebih murah dibanding negara lain, sehingga dalam mengadakan perdagangan negara tersebut memperoleh keunggulanmutlak.

b. Spesialisasi Internasional dan Efisiensi Produksi
Dengan spesialisasi, suatu negara akan mengkhususkan pada produksi barang yang mempunyai keuntungan. Suatu Negara akan mengimpor barang-barang yang bila diproduksi sendiri (dalam negeri) tidak efisien atau kurang menguntungkan, sehingga keunggulan mutlak diperoleh bila suatu Negara mengadakan spesialisasi dalam memproduksi barang.

Keuntungan mutlak diartikan sebagai laba yang dinyatakan dengan banyaknya jam/hari kerja yang diperlukan untuk menciptakan barang-barang produksi. Suatu negara akan mengekspor barang tertentu sebab sanggup menghasilkan barang tersebut dengan biaya yang secara mutlak lebih murah daripada negara lain. Dengan kata lain, negara tersebut mempunyai laba mutlak dalam produksi barang.

Jadi, laba mutlak terjadi bila suatu negara lebih unggul terhadap satu macam produk yang dihasilkan, dengan biaya produksi yang lebih murah kalau dibandingkan dengan biaya produksi di negara lain.


 Sebelum membahas teori perdagangan internasional √ TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL


Berdasarkan tabel di atas sanggup diketahui, bahwa Indonesia lebih unggul untuk memproduksi rempah-rempah dan Jepang lebih unggul untuk produksi elektronik, sehingga negara Indonesia sebaiknya berspesialisasi untuk produk rempah-rempah dan negara Jepang berspesialisasi untuk produk elektronik. Dengan demikian, seandainya kedua negara tersebut mengadakan perdagangan atau ekspor dan impor, maka keduanya akan memperoleh keuntungan.

Besarnya laba sanggup dihitung sebagai berikut.

a. Untuk negara Indonesia, Dasar Tukar Dalam Negeri (DTD) 1 kg rempah-rempah akan mendapat 1 unit elektronik, sedangkan Jepang 1 kg rempah-rempah akan mendapat 4 unit elektronik. Dengan demikian, kalau Indonesia menukarkan rempah-rempahnya dengan elektronik Jepang akan memperoleh laba sebesar 3 unit elektronik, yang diperoleh dari (4 elektronik – 1 elektronik).

b. Untuk negara Jepang Dasar Tukar Dalam Negerinya (DTD) 1 unit elektronik akan mendapat 0,25 rempah-rempah, sedangkan di Indonesia 1 unit elektronik akan mendapat 1 kg rempah-rempah. Dengan demikian, kalau negara Jepang mengadakan perdagangan atau menukarkan elektroniknya dengan Indonesia akan memperoleh laba sebesar 0,75 kg rempah-rempah, yang diperoleh dari ( 1 kg rempahrempah – 0,25 elektronik).


3. Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage) oleh David Ricardo

David Ricardo memberikan bahwa teori keunggulan mutlak yang dikemukakan oleh Adam Smith mempunyai kelemahan, di antaranya sebagai berikut.

a. Bagaimana bila suatu negara lebih produktif dalam memproduksi dua jenis barang dibanding dengan Negara lain?

Sebagai citra awal, di satu pihak suatu negara mempunyai faktor produksi tenaga kerja dan alam yang lebih menguntungkan dibanding dengan negara lain, sehingga negara tersebut lebih unggul dan lebih produktif dalam menghasilkan barang daripada negara lain. Sebaliknya, di lain pihak negara lain tertinggal dalam memproduksi barang. Dari uraian di atas sanggup disimpilkan, bahwa kalau kondisi suatu negara lebih produktif atas dua jenis barang, maka negara tersebut tidak sanggup mengadakan korelasi pertukaran atau perdagangan.

b. Apakah negara tersebut juga sanggup mengadakan perdagangan internasional?

Pada konsep keunggulan komparatif (perbedaan biaya yang sanggup dibandingkan) yang dipakai sebagai dasar dalam perdagangan internasional ialah banyaknya tenaga kerja yang dipakai untuk memproduksi suatu barang. Jadi, motif melaksanakan perdagangan bukan sekadar mutlak lebih produktif (lebih menguntungkan) dalam menghasilkan sejenis barang, tetapi berdasarkan David Ricardo sekalipun suatu negara itu tertinggal dalam segala rupa, ia tetap sanggup ikut serta dalam perdagangan internasional, asalkan Negara tersebut menghasilkan barang dengan biaya yang lebih murah (tenaga kerja) dibanding dengan lainnya.

Jadi, laba komparatif terjadi bila suatu negara lebih unggul terhadap kedua macam produk yang dihasilkan, dengan biaya tenaga kerja yang lebih murah kalau diban-dingkan dengan biaya tenaga kerja di negara lain.



 Sebelum membahas teori perdagangan internasional √ TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL


Berdasarkan tabel di atas sanggup diketahui, bahwa negara Jepang unggul terhadap kedua jenis produk, baik elektronik maupun rempah-rempah, akan tetapi keunggulan tertingginya pada produksi elektronik. Sebaliknya, negara Indonesia lemah terhadap kedua jenis produk, baik rempah-rempah maupun elektronik, akan tetapi kelemahan terkecilnya pada produksi rempah-rempah.

Jadi, sebaiknya negara Jepang berspesialisasi pada produk elektronik dan negara Indonesia berspesialisasi pada produk rempah-rempah. Seandainya kedua negara tersebut mengadakan perdagangan, maka keduanya akan mendapat keuntungan.

Besarnya laba sanggup dihitung sebagai berikut.

a. Di Jepang 1 unit elektronik = 0,625 kg rempah-rempah, sedangkan di Indonesia 1 unit elektronik = 1 kg rempahrempah. Jika negara Jepang menukarkan elektronik dengan rempah-rempah di Indonesia, maka akan mendapat laba sebesar 0,375, yang diperoleh dari (1 rempahrempah – 0,625 rempah-rempah).

b. Di Indonesia 1 kg rempah-rempah = 1 unit elektronik, sedang di Jepang 1 kg rempah-rempah = 1,6 unit elektronik. Jika negara Indonesia menukarkan rempah-rempahnya dengan elektronik, maka Jepang akan mendapat laba sebesar 0,6, yang diperoleh dari (1,6 elektronik – 1 elektronik).

Teori yang dikemukakan oleh Kaum Klasik dalam teori perdagangan internasional, berdasarkan atas perkiraan berikut ini.
a. Memperdagangkan dua barang dan yang berdagang dua negara.
b. Tidak ada perubahan teknologi.
c. Teori nilai atas dasar tenaga kerja.
d. Ongkos produksi dianggap konstan.
e. Ongkos transportasi diabaikan (= nol).
f. Kebebasan bergerak faktor produksi di dalam negeri, tetapi tidak sanggup berpindah melalui batas negara.
g. Persaingan tepat di pasar barang maupun pasar factor produksi.
h. Distribusi pendapatan tidak berubah.
i. Perdagangan dilaksanakan atas dasar barter.


4. Teori Permintaan Timbal Balik (Reciprocal Demand) oleh John Stuart Mill

Teori yang dikemukakan oleh J.S. Mill bahwasanya melanjutkan Teori Keunggulan Komparatif dari David Ricardo, yaitu mencari titik keseimbangan pertukaran antara dua barang oleh dua negara dengan perbandingan pertukarannya atau dengan memilih Dasar Tukar Dalam Negeri (DTD). Maksud Teori Timbal Balik ialah menyeimbangkan antara undangan dengan penawarannya, sebab baik undangan dan penawaran memilih besarnya barang yang diekspor dan barang yang diimpor.

Jadi, berdasarkan J.S. Mill selama terdapat perbedaan dalam rasio produksi konsumsi antara kedua negara, maka manfaat dari perdagangan selalu sanggup dilaksanakan di kedua negara tersebut. Dan suatu negara akan memperoleh manfaat apabila jumlah jam kerja yang diperlukan untuk menciptakan seluruh barangbarang ekspornya lebih kecil daripada jumlah jam kerja yang diperlukan seandainya seluruh barang impor diproduksi sendiri.

Sumber http://www.ssbelajar.net/

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "√ Teori Perdagangan Internasional"

Posting Komentar