Sejarah Menjadi Indonesia (17): Kapal Titanic 1912 Dan Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck 1936; Kapal Tampomas Ii, 1980


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Kapal Titanic ialah kapal raksasa. Kapal yang karam dari pelayaran dari Towns ke New York tangga 14 April 1912. Tenggelamnya kapal Titanic juga menjadi isu besar di koran-koran di Hindia Belanda ibarat Batavia, Soerabaja, Semarang, Bandoeng, Padang dan Medan. Mengapa isu tenggelamnya kapal Titanic begitu heboh di Hindia Belanda? Berita tenggelamnya kapal juga terjadi di Hindia Belanda, Kapal tersebut ialah kapal van der Wijck.

Kapal Van der Wjick (Soerabaijasch handelsblad, 20-10-1936)
Tenggelamnya kapal Titanic dan juga tenggelamnya kapal van der Wijck menjadi isu yang menarik di Hindia dan menerima liputan yang luas. Itu sebab orang-orang Belanda yang ada di Hindia tiba dari Belanda ke Hindia memakai pelayaran jarak jauh. Tidak itu saja, di Hindia sebagai wilayah kepulauan, pelayaran ialah moda transportasi utama. Oleh karenanya, orang-orang Belanda di Hindia sangat paham betul wacana urusan pelayaran. Berita tenggelamnya kapal Titanic dan kapal Van der Wijck dengan sendirinya menjadi pembicaraan semua orang.

Lantas bagaimana sejarah kapal Titanic itu sendiri? Itu sudah banyak ditulis. Lantas apa perlunya ditulis kembali? Itu dia. Artikel ini tidak mengulang goresan pena sejarah Titanic secara keseluruhan, tetapi mendeskripsikan detail yang tidak pernah diceritakan. Selain itu, artikel ini juga memperkaya dengan berita-berita yang terkait sebelum dan sehabis bencana di aneka macam kawasan sehingga menunjukkan citra kontekstual pada waktu bencana tenggelamnya kapal. Lalu bagaimana dengan sejarah kapal Van der Wijck? Sangat minim informasinya. Untuk kedua kapal itu, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Itu terjadi pada era kolonial Belanda. Pada era kemerdekaan Indonesia, juga pernah terjadi petaka di maritim yakni tenggelamnya Kapal Tampomas II tahun 1980. Kapal Tampomas II ialah kapal raksasa untuk ukuran kapal Indonesia ketika itu.

Kapal Titanic

Nama Titanic sudah usang digunakan. Yang pertama kali memakai nama Titanic ialah perusahaan baja Mushets Titanic Steel di Dresden, Jerman (lihat Nieuwe Rotterdamsche courant : staats-, handels-, nieuws- en advertentieblad, 30-01-1868). Lalu muncul nama kapal. Kapal Titanic kali pertama terdeteksi di pelabuhan Mobile, Alabama, USA tahun 1890 (lihat Algemeen Handelsblad, 27-01-1890). Kapal dengan nama Titanic ini kemudian terdeteksi di pelabuhan Bremen, Jerman (Algemeen Handelsblad, 26-01-1892). Demikian seterusnya kapal Titanic ini terdeteksi di aneka macam pelabuhan dalam kurun waktu hingga tahun 1900 di Rio de Jeneiro, Tampa, Florida, Duitschland, Barbados, Liverpool, Harmburg, Trinidad, Liverpool, London, Trinidad, Barbados, West Indie dan terakhir di pelabuhan Lota (lihat Algemeen Handelsblad, 04-12-1900).

Sejak berada di pelabuhan Lota tahun 1900, kapal Titanic tidak terdeteksi lagi. Kapal Titanic ini diduga sebagai kapal dagang. Sebelumnya kapal Titanic ini ialah kapal internasional yang melayari lautan di benua Amerika Utara, Eropa dan Amerika Selatan. Sejak 1900 kapal internasional Titanic diduga telah turun kelas menjadi kapal pelayaran regional di Amerika Selatan.

Setelah menghilangnya kapal dagang Titanic dari publikasi internasional, pada tahun 1908 muncul kabar di Inggris bahwa White-Star Company akan membangun dua kapal raksasa yang diberi nama Olympic dan Titanic (lihat De Maasbode, 13-06-1908). Surat kabar yang terbit di Belanda tersebut menyebutkan bahwa dua kapal yang beritonase 45.000 GT ini akan melampaui dua kapal raksasa sebelumnya yang dimiliki Cunard Company, Mauretania dan Lusitania yang masing-masing dengan bobot 31,000 GT. Kapal terbesar Belanda sendiri ialah kapal Het Nieuwe Schipp dengan tonase 32,500 GT dan kapal Rotterdam dengan tonase 24.149 GT.

Saat itu, di Belanda sudah terdapat sebanyak 20 mahasiswa pribumi asal Hindia (baca: Indonesia). Salah satu diantaranya, mahasiswa senior Radjioen Harahap gelar Soetan Casajangan menggagas didirikan organisasi mahasiswa. Organisasi teresebut didirikan pada tanggal 25 Oktober 1908 di Leiden yang mana Soetan Casajangan didaulat sebagai Presiden pertama. Soetan Casajangan berangkat dari Batavia 5 Juli 1905 dan tiba di Rotterdam 30 Juli 1905 dengan kapal Prinses Juliana. Pada tahun 1908 kapal Prinses Juliana ini akan digantikan dengan kapal gres yang lebih besar dengan bobot 3.000 GT (panjang 363 kaki,  yang akan mulai dipoerasikan pada tahun 1910.

Juga disebutkan kapal Titanic akan dibangun di dermaga Harland and Wolffdan di Belfast dan akan selesai dalam 21 bulan. Kapal Titanic itu berukuran panjang 810 kaki (sekitar 275 M) dan lebar 78 kaki (40 M). Kapal Titanic akan jauh lebih besar dari kapal Lusitania, tetapi dari segi kecepatan lebih cepat Lusitania. Kapal Titanic dibentuk dengan konsumsi batubara yang lebih sedikit.

Kapal Lusitania panjang 210 M dengan kekuatan mesin sebesar 65.000 tenaga kuda pada kecepatan rata-rata 24,5 knot dengan perpindahan air 36.000 ton. Kapal Titanic dengan pemindahan air sebsar 50,000 ton. Satu permasalahan kapal Lusitania ialah konsumsi batubara yang besar. Lusitania dalam perjalanannya dari Queenstown (Inggris) ke Sandy Hook (Amerika) yang ditempuh dalam perjalanan 4 hari 18 jam dan 40 menit telah mengkonsumsi 1.090 ton watu bara per hari untuk semua mesin dan instalasi mesin yang secara keseluruhan perjalanan menghabiskan 4.996 ton watu bara (lihat Middelburgsche courant, 25-06-1908).  

Perkejaan kapal Olympic telah dimulai, sementara kapal Titanic gres dimulai pada isu terkini semi mendatang. Dua kapal ini direncanakan melayani Trans-Atlantic dari Southhampton ke New York dan sebelaiknya (De Telegraaf, 17-09-1908).

Kapal Titanic tidak unggul dalam kecepatan, tetapi unggul dalam ukuran dan bahkan disebut kapal Titanic sanggup dengan memudah menyimpan Menara Eiffel berada di dalamnya. Kapal uap Jerman mengambil rekor kecepatan selama beberapa tahun; tetapi sejauh menyangkut ukuran, kapal-kapal White Star Line yang berada di garis depan. Kapal Titanick juga akan dilengkapi keindahan yang akan jauh melebihi segalanya, yang bahkan sebagian besar kesenangan wisatawan dimana sanggup bermimpi. Kapal Titanic dirancang sebagai istana terapung dengan kecepatan 21 knot. Kapal Titanic ditaksir akan menelan biaya pembuatan berkisar antara 40 dan 50 juta Gulden (lihat Rotterdamsch nieuwsblad, 02-10-1908).

Rotterdamsch nieuwsblad, 29-01-1912
Akhirnya kapal Titanic selesai dibangun. Sambil mempersiapkan administrasi kapal yang akan melaksanakan pelayaran pertama dari Southampton menuju Newyork yan dijadwalkan pada tanggal 10 April 1912, tiket sudah mulai dipasarkan semenjak bulan Januari di seluruh Eropa termasuk di Belanda (lihat Rotterdamsch nieuwsblad, 29-01-1912). Disebutkan di dalam iklan bahwa kapal Titanic akan menempuh 4.5 hari ke New York dan 6 hari ke Canada. Iklan ini dipasang di aneka macam surat kabar dan bahkan iklan yang sama masih dimuat sejumlah surat kabar hingga jelang keberangkatan, ibarat surat kabar Rotterdamsch nieuwsblad edisi tanggal 09-04-1912.

Kapal Titanic di pelabuhan Southampton (April 1912)
Kapal Titanic benar-benar berangkat dari Southampton tepat waktu pada tanggal 10 April 1912. Kapal Titanic lebih dahulu menuju pelabuhan Cherbourg di Prancis untuk mengambil penumpang kemudian kemudian singgah di pelabuhan Queenstown (kini Qobh) di Ireland dan selanjutnya mengarungi Samudra Atlantik menuju New York.

Saat pemberangkatan di pelabuhan Southampton terjadi suatu bencana yang tidak terduga (De Telegraaf, 11-04-1912). Disebutkan kapal New York yang tengah berlabuh di dekatnya terhisap oleh gelombang air yang ditimbulkan kapal Titanic pada ketika pemberangkatan. Tujuh tali tambang yang menambat kapal New York di pelabuhan putus yang menyebabkan kapal terseret ke laut. Peristiwa serupa juga pernah terjadi sebelumnya dimana kapal yang tertambat putus oleh gerakan air yang ditimbulkan kapal Olympic dan kapal tersebut menabrak kapal Olyimpic yang tengah beringsui menuju maritim lepas.

Tunggu deskripsi lengkanya

Kapal Van der Wijck

Pagi tanggal 20 Oktober 1936 pukul delapan pesan diterima oleh redaksi surat kabar yang terbit di Hindia (baca: Indonesia) bahwa kapal Van der Wijck telah karam di Tandjong Pakis. Surat kabar tersebut antara lain surat kabar yang terbit di Soerabaja yakni Soerabaijasch handelsblad dan De Indische courant; surat kabar yang terbit di Batavia yakni Bataviaasch nieuwsblad dan Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie. Juga pesan diterima surat kabar yang terbit di Medan, De Sumatra post. Semua surat kabar tersebut hingga siang hari sangat sibuk mengumpulkan isu dan menempatkannya pada halaman depan (headline) untuk terbit siang tanggal 20-10-1936.

Bataviaasch nieuwsblad, 20-10-1936
Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 20-10-1936 menulis ratapan di kolom pertama: ‘Selama berabad-abad, kami orang Belanda berjuang melawan laut. Dengan tanggul dan kunci kami telah mendorongnya kembali dari daratan, Anda tahu kami mempunyai kapal yang semakin besar dan semakin besar, kami memilikinya dengan semangat, dan menaklukkan lautan dan dalam periode teknologi ini struktur kapal kami semakin kuat, layanan radio yang tepat telah memberi kami rasa aman. Namun, tetap saja maritim menang lagi’.

Berita tenggelamnya kapal Van der Wijck juga dengan cepat hingga ke Belanda. Puluhan surat kabar di Belanda pada hari yang sama (20-10-1936) memberitakan tenggelamnya kapal Van der Wjick. Ada perbedaan waktu antara Batavia dan Amsterdam selama tujuh jam sehingga surat kabar yang terbit di Belanda juga memberitakan pada hari yang sama tanggal 20-10-1936.

Tenggelamnya kapal Van der Wijck sangat cepat hanya dalam tempo lima menit semenjak sinyal SOS ‘kapal miring berat’ diterima pukul 1.03 di pangkalan Angkatan Laut di Soerabaja. Tidak ada sinyal berikutnya yang diterima. Meski tidak ada sinyal berikutnya, segera kapal dan pesawat bergegas membantu mereka di tengah lautan malam yang masih gelap gulita.

Kapal Van der Wijck ialah pelayaran jarak pendek Batavia-Makassar (pp) via Buleleng, Soerabaya dan Semarang. Pada pukul 9 malam hari Senin (19-10-1936) berangkat dari pelabuhan Tandjong Perak, Soerabaja dengan tujuan Semarang dan Batavia, sehabis sebelumnya dari Buleleng dan Makassar.  
   
Tunggu deskripsi lengkanya

Kapal Tampomas

Tunggu deskripsi lengkanya


*Dikompilasi oleh Akhir Matua Harahap menurut sumber-sumber tempo doeloe. Sumber utama yang dipakai lebih pada ‘sumber primer’ ibarat surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya dipakai sebagai pendukung (pembanding), sebab aku anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam setiap penulisan artikel tidak semua sumber disebutkan lagi sebab sudah disebut di artikel aku yang lain. Hanya sumber-sumber gres yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.
Sumber http://poestahadepok.blogspot.com

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "Sejarah Menjadi Indonesia (17): Kapal Titanic 1912 Dan Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck 1936; Kapal Tampomas Ii, 1980"

Posting Komentar