Rumah Honai, Salah Satu Kekayaan Arsitektur Papua

Arsitektur masa kini memang identik dengan kesederhanaan, baik dalam konsep maupun wujudnya. Namun jauh sebelum itu, di Indonesia telah berkembang arsitektur dengan kesederhanaan dan kejujuran material yang digunakan. 

Hampir di setiap suku di Indonesia mempunyai kekayaan arsitektur lokal. Salah satu yang akan saya bahas kali ini yaitu Rumah Honai sebagai salah satu kekayaan Arsitektur Papua yang masih tergolong jarag diangkat media.

 

LOKASI
Papua yaitu kawasan paling timur Indonesia yang mempunyai keunikan tersendiri. Kekayaan alam yang berlimpah menyediakan bahan-bahan bangunan alami yang berkualitas dan siap pakai. Walaupun demikian, Papua dikala ini belum sepadat jawa, arsitektur yang berkembang cenderung pada arsitektur vernakular.

Honai, merupakan sebutan untuk rumah budpekerti suku Dani yang tinggal di Lembah Baliem, Kabupaten Jayawijaya, Papua. Rumah Honai yaitu rumah budpekerti tradisional dengan kesederhanaan arsitektur yang sanggup ditemukan di lembah-lembah dan pegunungan di tengah pulau Papua terutama di ketinggian 2500 meter di atas permukaan air laut.


Rumah budpekerti di Papua atau yang disebut Honai merupakan salah satu pembiasaan arsitektur di kawasan hutan tropis yang mempunyai fungsi melindungi penghuni dari kondisi alam di kawasan tersebut. Berikut akan dibahas satu persatu elemen arsitektur pada Honai.

BENTUK 
 
Honai mempunyai bentuk menyerupai jamur, mempunyai bentuk dasar bulat dengan rangka kayu berdinding anyaman dengan atap kerucut yang terbuat dari jerami. Ukurannya relatif kecil dan sempit, hal ini bertujuan untuk mencegah udara cuek masuk ke badan penghuni. 

Tingginya hanya 2,5 meter saja dan di tengah-tengah terdapat tempat untuk menciptakan perapian sebagai penghangat dikala malam. Tidak ada elemen jendela, alasannya yaitu dengan kondisi udara yang demikian tidak efisien untuk menciptakan jendela. Biasanya terdapat satu pintu untuk kanal masuk dengan ventilasi kecil yang masih kondusif dari masuknya hewan liar.

JENIS
Honai diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu honai untuk pria (honai), untuk perempuan (Ebei), dan babi (Wamai). Honai biasanya mempunyai dua tingkatan lantai yang dihubungkan dengan tangga. 



FUNGSI


Selain sebagai tempat tinggal, honai juga dipakai sebagai tempat untuk menyimpan alat-alat perang, mendidik dan mengajarkan bawah umur untuk menjadi orang yang berkhasiat di masa depan, merencanakan atau mengatur seni administrasi perang dan tempat untuk menyimpan alat atau simbol masyarakat budpekerti yang disegani.

MATERIAL

Material yang dipakai dalam menciptakan Honai 100% berasal dari materi alami yang sanggup diperbaharui. Lantai tanah, dinding anyaman dan atap jerami merupakan materi yang sangat ramah lingkungan. Hal ini menjadi referensi bagi arsitektur generasi kini bahwa jauh sebelum dikenalnya ilmu arsitektur hijau, nenek moyang kita di Indonesia sudah menerapkannya.


Demikianlah klarifikasi Rumah Honai yang dikutip dari aneka macam sumber, bila ada penulisan yang keliru mohon maaf, dan jikalau ada isu suplemen mohon dikomentari, terima kasih.

Note : Share & Copy Artikel harap menyertakan sumber

Sumber http://www.arsitur.com

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "Rumah Honai, Salah Satu Kekayaan Arsitektur Papua"

Posting Komentar