Sejarah Jakarta (39): Berlan, Sekarang Nama Kampung, Dulu Nama Beeren Laan; Sejarah Benteng-Benteng Tempo Doeloe Di Jakarta


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Jakarta dalam blog ini Klik Disini

Ada nama kampung berjulukan Berlan di Jakarta. Kampung Berlan populer alasannya yakni berada diantara Jalan Matraman dan sungai Ciliwung. Dari namanya, Berlan bukan berasal dari nama kampung orisinil (lama), tetapi nama gres yang muncul kemudian. Nama kampung Berlan merujuk pada nama jalan tempo doeloe yakni Beeren Laan. Dalam perkembangan jaman, nama jalan Beeren Laan mereduksi menjadi Berlan.

Jalan Beeren Laan (Peta 1930)
Kampung Berlan kini termasuk Kelurahan Kebon Manggis, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur, Di kampung Berlan pernah menjadi perumahan TNI, Akan tetapi pada masa ini perumahan tersebut telah berganti penghuni, sebagian anak cucu anggota Tentara Nasional Indonesia Zeni dan sebagian yang lain warga biasa. Nama kampung Berlan masih dikenal pada masa ini.

Bagaimana nama Beeren Laan muncul? Di ujung jalan Beeren Laan ini dulu terdapat sebuah benteng kuno. Benteng ini berada di sisi sungai Tjiliwong. Lantas apa kekerabatan benteng dengan Beeren Laand? Mungkin sepintas terkesan tidak penting, tetapi bekerjsama ceritanya menjadi penting di masa lampau. Mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Benteng: Dari Casteel Batavia Hingga Fort Padjadjaran

Benteng pertama Belanda yakni Casteel Batavia. Benteng ini dibangun semenjak rezim Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen (1619). Casteel Batavia tidak hanya sekadar benteng, tetapi menjadi sentra pemerintahan di Hindia. Sehubungan dengan perkembangan pedagang-pedagang Eropa/Belanda, terbentuk pemukiman di sekitar benteng dan semakin meluas sampai ke hulu. Wilayah pemukiman Eropa/Belanda di sisi timur sungai Tjiliwong ini disebut kota Batavia (Stad Batavia).

Batavia, 1657
Untuk mengawal kota gres ini dibangun empat benteng baru, yakni: dua di sisi selatan (Noordwijk dan Risjwijk), masing-masing satu benteng di barat (Angke) di timur (Jacatra). Area benteng Risjwijk menjadi pemukiman (sekitar Harmoni sekarang) dan Noordwijk (sekitar stasion Juanda sekarang). Benteng Jacatra berada di sekitar Pasar Mangga dua yang sekarang.

Setelah ekspedisi Sersan Scipio ke hulu sungai Tjiliwong pada tahun 1687 dibangun benteng diantara sungai Tjiliwong dan sungai Tjisadane. Benteng ini kemudian disebut Fort Padjadjaran. Benteng di pedalaman ini sempat diberi nama Fort Philipine. Lokasi benteng Fort Padjadjaran ini kini yakni lokasi dimana Istana Bogor.

Firt Padjadjaran (Perta 1695)
Pada era ini (akhir masa ke-17) sejumlah benteng dibangun, antara lain: benteng di Chirebon, benteng Misier di Tegal, benteng Rotterdam di Makassar, benteng-benteng lainnya di Padang dan Baroes. Pada fase berikutnya dibangun antara lain benteng di Semarang (1705) dan Soerabaja (1706).

Dalam perkembangannya sebuah benteng gres dibangun ke arah hulu sungai Tjiliwong yang sempurna berada di sisi timur sungai Tjiliwong di kampung Berlan yang sekarang. Benteng ini dibangun berada dilekukan sungai dan sungai menjadi barier. Benteng ini menjadi benteng penghubung sepanjang jalan poros antara Risjwijk dan Noordwijk di hilir dan benteng Fort Padjadjaran di hulu sungai Tjiliwong. Peta jalan yang diidentifikasi oleh Scipio di sisi timur sungai Tjiliwong antara Fort Padjadjaran dengan Casteel Batavia menjadi cikal bakal jalan poros utama di sisi timur sungai Tjiliwong (kelak menjadi jalan trans-Java Daendels).

Stad Batavia, Rjswijk, Noordwijk (Peta 1682)
Sebelum benteng di Berlan dibangun, di wilayah hulu sudah mulai muncul pemukiman gres yang kemudian disebut Meester Cornelis. Pemukiman ini awalnya dirintis oleh Cornelis Senen yang lambat laun di sekitar muncul sentra perdagangan (pasar). Perkebunan Eropa juga sudah mulai ada sampai ke Tjililitan.

Selanjutnya di sisi barat sungai Tjiliwong mulai ada rintisan perkebunan yang dilakukan oleh Cornelis Chastelein di Sringsing (kini Lenteng Agung) dan Sersan St, Martin di Tjiniere dan Tjitajam. Cornelis Chastelein pada tahun 1704 membuka lahan gres di Depok. Akses ke Sringsing, Tjitajam dan Depok dilakukan melalui sungai di pelabuhan (sungai) di Tjililitan. Juga dari pelabuhan Tjililitan terusan darat ke Tjiniere. Sersan St Martin yakni pimpinan ekspedisi meredakan perlawanan di Banten. Terhadap prestasinya, pemerintah (Gubernur Jenderal) memperlihatkan hadiah lahan subur kepada St Martin di Tjiniere dan Tjitajam.

Sehubungan dengan semakin intensnya perdagangan yang didahului oleh introduksi kopi semasa Gubernur Jenderal van Reebieck (1709-1711) di hulu sungai Tjiliwong dan wilayah Preanger (Priangan), Gubernur Jenderal van Imhoff (1745) mulai membangun villa di hulu sungai Tjiliwong. Villa ini dibangun di atas Fort Padjadjaran. Untuk mengganti benteng ini dibangun garnisun militer di sekitar villa. Wilayah sekitar villa inilah kemudian muncul nama Buitenzorg.

Fort Meester Cornelis, 1770 (Insert peta benteng 1764)
Di antara jalan poros antara Casteel Batavia dengan Villa Imhoff di Fort Padjadjaran dibangun stasion-stasion gres untuk pemberhentian. Stasion ini mempunyai kegunaan untuk daerah peristirahatan apakah untuk sekadar beristirahat atau untuk menginap. Jarak antar stasion ini sekitar jarak kemampuan kereta kuda. Stasion ini berada di Bidara Tjina, Tjimanggis, Tjibinong dan Tjiloear. Stasion Bidara Tjina (Meester Cornelis) dan stasion Tjilioear (Buitenzorg) berkembang pasar. Satu buah jembatan penghubung yang terbuat dari kayu dibangun di atas sungai Tjiliwong di sekitar Warung Jambu yang sekarang. 

Bersamaan dengan pembangunan villa di Buitenzorg, untuk mendukung keamanan wilayah antara Meester Cornelis dengan villa Buitenzorg, benteng di Messter Cornelis ditingkatkan. Pemerintah VOC selain meningkatkan pertahanan dengan memperkuat garnizun Buitenzorg juga membangun garnisun di Meester Cornelis. Benteng Meester Cornelis ini sudah diketahui keberadaannya paling tidak tahun 1709. Benteng ini hanya mempunyai dua bastion di sisi sungai sehingga benteng Meester Cornelis hanya memilik tujuh bastion.

Fort di Meester Cornelis (Peta 1825)
Untuk memperkuat ganisun di Meester Cornelis, benteng di Meester Cornelis diperkuat. Benteng Meester Cornelis ini sebelumnya dibangun sebagai pengganti benteng di Berlan yang dianggap tidak memadai lagi. Benteng (Fort) Meester Cornelis ini dibangun tahun 1709 di sisi timur sungai Tjiliwong tidak jauh dari permukiman Eropa/Belanda di Meester Cornelis. Peta 1825

Lokasi benteng di Meester Crnelis ini berada di erat jembatan ke arah Bukit Duri yang sekarang. Dengan dibangunnya Fort Meester Cornelis, maka benteng di Berlan tamat (diabaikan). Demikian juga dengan dibangunnya garnizun di Weltevreden (Gambir) benteng Risjiwick dan benteng Noordwijk juga tamat, Garnizin militer Weltevreden, Meester Cornelis dan Buitenzorg menjadi satu garis continuum pertahanan di sekitar sungai Tjiliwong (dari hilir ke hulu). Garnizun Meester Cornelis menjadi sangat strategis, tidak hanya berada di tengah, tetapi juga garnizun Meester Cornelis menjadi kekuatan pertahanan ke arah timur sehubungan dengan ekspansi perkebunan ke arah Bekasi dan Crawang.

Jalan Beeren Laan (Peta 1910)
Lantas kapan benteng di Berlan dibangun? Berdasarkan peta-peta kuno tahun 1650an benteng-benteng Noordwijk dan Risjwijk sudah eksis. Pada peta 1682 benteng Noordwijk dan Risjwijk masih terlihat utuh. Pada tahun 1687 benteng Fort Padjadjaran di hulu sungai Tjiliwong dibangun. Pada tahun 1709 benteng Fort Meester Cornelis dibangun. Besar dugaan benteng di Berlan dibangun sesudah benteng Risjwijk dan Noordwijk (1650an) dan sebelum benteng Padjadjaran (1687). Jika Cornelis Senen memulai acara di wilayah pada tahun 1661, besar dugaan benteng di Berland sudah eksis. Sehubungan dengan perkembangan di wilayah dan dibangunnya benteng Fort Meester Cornelis maka benteng di Berlan ditinggalkan. Meski demikian, situs benteng di Berlan ini masih teridentifikasi satu masa kemudian.    

Beeren Laan Menjadi Berlan

Setelah VOC dibubarkan tahun 1799, Kerajaan Belanda mengambilalih dan membentuk Pemerintahan Hindia Belanda. Pemerintahan ini di bawah Gubernur Jenderal Daendels (sejak 1809) mulai melaksanakan aneka macam agenda terutama untuk meningkatkan perdagangan yang dibarengi dengan pembangunan pertanian dan pembangunan jalan. Proyek spektakuler Daendels yakni pembangunan jalan trans-Java antara Anjer dan Panaroekan. Untuk mendukung program, kemampuan militer juga ditingkatkan.

Kampemen militer (Peta 1897) Insert benteng menjadi penjara
Salah satu upaya dari pemerintahan gres ini yakni membangunan istana Gubernur Jenderal yang baruyang dibangun di Weltevreden. Istana ini berada di sisi timur lapangan. Di sekitar istana ini juga dibangun kampement militer yang besar termasuk rumah sakit (kini RSPAD). Dalam perkembangannya di wilayah sekitar Waterlooplein (kini lapangan Banteng) aneka macam monumen didirikan sebagai tugu peringakatan terhadap sejumlah pahlawan, ibarat Monumen Michiels (meninggal 1847), Monumen van Atjeh (Perang Atjeh 1874) dan sebagainya. Peta 1897

Dalam perkembangannya, sejumlah sentra militer di sentra kota Batavia direkolasi dari Waterlooplein. Divisi Infantri yang menjadi kekuatan Pemerintah Hindia Belanda dipindahkan dari Waterlooplein ke Meester Cornelis. Lokasi yang dipilih yakni area yang dulu lokasi dimana dibangun benteng di Berlan. Area ini tidak hanya menjadi perkantoran pejabat militer juga daerah latihan (yang berada di erat benteng kuno). Juga di area ini dibangun barak-barak militer.

Sekolah militer di Meester Cotnelis, 1900
Sehubungan dengan pemindahan kampement militer infantri ini, di seberang jalan Matraman dibangun logement daerah dimana Societeit Concordia. Masih di seberang jalan, di hilir Gang Solitude (kini Jalan Pal Meriam) dibangun sekolah militer. Sekolah ini dimaksudkan untuk menghasilkan perwira-perwira muda (semacam akademi). Sekolah militer di Meester Cornelis ini paling tidak sudah terdeteksi pada tahun 1860 (lihat  Nieuw Amsterdamsch handels- en effectenblad, 01-10-1860).

Jalan poros di sekitar area kampement infantri ini mulai dari jalan Matraman sampai ke erat sungai Tjiliwong kemudian dikenal sebagai jalan Beeren Laan. Tidak diketahui secara terang mengapa disebut jalan Beeren. Dalam bahasa Belanda beeren atau beren yakni beruang (bear). Penyebutan nama jalan ini sebagai Beeren Laan sudah teridentifikasi dalam Peta Batavia 1897.

Peta 1866
Dengan dibangunnya sentra infantri di Meester Cornelis maka dengan sendirinya fungsi benteng (fort) Meester Cornelis tidak relevan lagi. Namun masih dipakai sebagai sentra Artileri (lihat Peta 1866). Namun pada hasilnya benteng ini kemudian difungsikan sebagai penjara militer (lihat Peta 1897). Dengan berubah fungsinya benteng ini maka Fort Meester Cornelis tamat.

Peralihan fungsi benteng menjadi penjara diduga terjadi pada tahun 1876. Ketika itu Pemerintah (Hindia Belanda) pada tahun 1876 bernegosiasi dengan Lauw Tek Lok, sebagai pemilik Land Tjimanggis untuk dibangun barak sementara untuk artileri negara (land een temporaire kazerne voor de artillerie op te richten) yakni semacam garnisun (lihat Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 11-08-1876). Relokasi artileri dari Fort Meester Cornelis ke Tjimanggis sehubungan dengan situasi perang yang terjadi sebelumnya di Bekasi dan Ratoedjaja. Posisi barak artileri ini sempurna berada di antara dua area politik dan diantara dua garnisun militer (di Meester Cornelis dan Buitenzorg).

Dalam perkembangnya sesudah berakhirnya era kolonial Belanda, muncul penyebutan Berlan untuk area sekitar. Penyebutan ini diduga besar lengan berkuasa berasal dari pelafalan orang Indonesia untuk jalan Beeren Laan menjadi Berlan (ber-lan). Namu berlan ini kini tetap hidup sebagai suatu kawasa di Jalan Matraman.


*Dikompilasi oleh Akhir Matua Harahap menurut sumber-sumber tempo doeloe. Sumber utama yang dipakai lebih pada ‘sumber primer’ ibarat surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya dipakai sebagai pendukung (pembanding), alasannya yakni saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam setiap penulisan artikel tidak semua sumber disebutkan lagi alasannya yakni sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber gres yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.
Sumber http://poestahadepok.blogspot.com

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "Sejarah Jakarta (39): Berlan, Sekarang Nama Kampung, Dulu Nama Beeren Laan; Sejarah Benteng-Benteng Tempo Doeloe Di Jakarta"

Posting Komentar