Tasawuf (Sebuah Pengantar)

Tasawuf intinya merupakan jalan atau cara yang ditempuh oleh seseorang untuk mengetahui tingkah laris nafsu dan sifat-sifat nafsu, baik yang jelek maupun yang terpuji. Karena itu kedudukan tasawuf dalam Islam diakui sebagai ilmu agama yang berkaitan dengan aspek-aspek moral serta tingkah laris yang merupakan substansi Islam. Dimana secara filsafat sufisme itu lahir dari salah satu komponen dasar agama Islam, yaitu Iman, Islam dan Ihsan. Kalau dogma melahirkan ilmu teologi (kalam), Islam melahirkan ilmu syari’at, maka ihsan melahirkan ilmu akhlaq atau tasawuf.

Meskipun dalam ilmu pengetahuan wacana tasawuf tidak diakui lantaran sifatnya yang Adi Kodrati – namun eksistensinya di tengah-tengah masyarakat menandakan bahwa tasawuf yaitu pecahan tersendiri dari suatu kehidupan masyarakat; sebagai sebuah pergerakan, keyakinan, agama organisasi, jaringan bahkan penyembuhan atau terapi.

Tasawuf atau sufisme diakui dalam sejarah telah kuat besar atas kehidupan moral dan spiritual Islam sepanjang ribuan tahun yang silam. Selama kurun waktu itu tasawuf begitu lekat dengan dinamika kehidupan  masyarakat luas, bukan sebatas  kelompok kecil yang pribadi dan terisolasi dari dunia luar, aka kehadiran tasawuf di dunia modern ini sangat diperlukan, guna membimbing insan semoga tetap merindukan Tuhannya, dan bisa juga untuk menarik orang-orang yang semula hidupnya glamour dan suka hura-hura menjadi orang yang asketis (Zuhud pada dunia). Proses modernisasi yang makin meluas di masa modern kini telah mengantarkan hidup insan menjadi lebih  materealistik dan  individualis. Perkembangan industrialisasi dan ekonomi yang demikian pesat, telah menempatkan insan modern ini menjadi insan yang tidak lagi mempunyai pribadi yang merdeka, hidup mereka sudah diatur oleh otomatisasi mesin yang serba mekanis, sehingga acara sehari-hari pun sudah terjebak oleh alur rutinitas yang menjemukan. Akibatnya
insan sudah tidak hirau lagi, kalau tugas agama menjadi kian tergeser oleh kepentingan materi duniawi.

Masyarakat modern ini sangat mendewa-dewakan ilmu pengetahuan dan teknologi, sementara pemahaman  keagamaan yang didasarkan wahyu di tinggalkan dan hidup dalam keadaan  sekuler. Mereka  cenderung mengejar kehidupan materi dan bergaya hidup hedonis dari pada memikirkan agama yang dianggap tidak mengatakan tugas apapun masyarakat demikian telah kehilangan visi ke-Ilahian yang tumpul penglihatannya terhadap realitas hidup dan kehidupan. Kemajuan-kemajuan yang terjadi telah merambah dalam banyak sekali aspek kehidupan, baik sosial, ekonomi budaya dan politik. Kondisi ini mengharuskan individu  untuk mengikuti keadaan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi secara cepat dan pasti. Padahal dalam kenyataannya tidak semua individu bisa melakukannya sehingga yang terjadi justru masyarakat atau insan yang menyimpan banyak problem.

Menurut Omar Alishah Tasawuf adalah: Kepercayaan atau keyakinan kepada kekuatan Allah bahwa Allah itu maha segala-galanya. Maka dari itu tasawuf merupakan pegangan hidup dalam tingkah laris insan dengan cara merealisasikan kesempurnaan moral, pemahaman wacana hakekat realitas dan kebahagiaan rohani, kemudian yang menjadi salah satu fatwa penting dalam tasawuf.

Tasawuf
Menurut Omar Alishah yang menjadi  salah satu fatwa penting dalam tasawuf yaitu adalah pemahaman wacana totalitas kosmis, bumi, langit, dan seluruh isi dan potensinya baik yang garang mata maupun tidak, baik rohaniah maupun jasmaniah, intinya yaitu pecahan dari sebuah sistem  kosmis tunggal yang saling mengait, kuat dan berhubungan, Sehingga insan mempunyai keyakinan bahwa, penyakit atau gangguan apapun yang menjangkiti badan kita meskilah dilihat sebagai murni tanda-tanda jasadiah ataupun kejiwaan manusiawi, sehingga seberapapun tingkat keparahannya akan tetap sanggup ditangani secara medis (medical care).

Dalam bukunya Omar Alishah yang berjudul “Tasawuf Sebagai Terapi”  Omar menunjukkan cara gres dalam pengobatan gangguan kejiwaan yang dialami manusia, yaitu dengan cara melalui terapi sufi.  Terapi ini tentu bukanlah bermaksud mengubah posisi maupun menggantikan daerah yang selama ini di dominasi oleh yang usang  (yakni: medis), justru cara gres ini yakni terapi sufi mempunyai aksara  dan fungsi melengkapi, lantaran terapi tasawuf merupakan terapi pengobatan yang bersifat alternatif. Tradisi terapi di dunia sufi sangatlah khas dan unik. Ia telah dipraktekkan selama berabad-abad lamanya, namun anehnya gres  di zaman-zaman kini ini  membetot perhatian luas baik di kalangan  medis pada umumnya, maupun kalangan terapis umum pada khususnya. Dalam terapi sufi Omar Alisyah menegaskan bahwa terapi sufi yaitu cara yang tidak bisa diremehkan begitu saja dalam dunia terapi dan penanganan penyakit (gangguan jiwa). Ia yaitu sebuah alternatif yang sangat penting.

Kemudian Agha Omar Alishah An-Naqsabandi ibn Hashemi yaitu syekh besar tarekat Naqsabandiyah mengadakan kongres-kongres dengan banyak sekali pakar-pakar ilmu di seluruh penjuru dunia membentuk sebuah organisasi dengan nama Asosiasi Terapi Holistik Tradisional, yaitu sebuah organisasi penyembuhan gangguan kejiwaan maupun fisik yang memakai banyak sekali pendekatan maupun banyak sekali teknik dengan didasari pada konsep-konsep tradisi Tasawuf yang telah ada berabad-abad yang lalu. Agha memberi nama untuk jenis terapi yang di kembangkan dengan sebutan terapi Granada. Jika psikologi memakai lambingTrisula, maka terapi ini memakai simbol Delima. Adapun makna simbolis dari Granada yang terpenting yaitu substansi dari apa yang sebenar-benarnya. Gagasan yang terpenting dalam asosiasi ini yaitu bagaimana orang-orang  agar terfokus pada pencarian elemen-elemen yang menjadi pecahan dari proses penyembuhan pasien, apapun tehnik yang digunakan, terapi ia berfokus kepada agama.

Dalam al-Qur'an tuhan mengatakan isyarat bahwa setiap kali terjalin komunikasi dengannya seseorang akan  memperoleh energi spiritual yang membuat getaran-getaran psikologi  pada aspek jiwa raga. Ibarat curah hujan membasahi bumi lantas membuat getaran-getaran duniawi mengakibatkan tanaman subur. Sesuai dengan firman Allah yang tertera dalam QS. Al-Hajj: 5

Artinya : “………ketika kami turunkan hujan di atasnya ia pun bergerak dan subur mengembang menumbuhkan banyak sekali tanaman indah (berpasang-pasangan) (QS; Al-Haj: 5)

Menurut Prof. Dr. M. Amin Syukur, tasawuf bagi insan kini ini, sebaiknya lebih ditekankan pada tasawuf sebagai adat yaitu ajaran-ajaran mengenai moral yang hendaknya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari guna memperoleh kebahagiaan optimal. Tasawuf sikap baik, mempunyai adab dan sopan santun baik terhadap diri  sendiri, orang lain maupun terhadap Tuhannya.

Biasanya krisis jiwa (mental) timbul sebagai jawaban dari terhalangnya seseorang dari apa yang di inginkan oleh salah satu motifnya yang sangat kuat, lemahnya krisis mental dipengaruhi oleh kondisi sosial dan moral dirinya sendiri. Seseorang insan akan menjadi target kegalauan psikologis dan fisik, jikalau ia tidak bisa mengatasi krisis psikologis dengan cara yang cepat dan tepat, baik  secara hakiki ataupun  ilusi. Sesungguhnya agama merupakan terapi bagi penyakit jiwa atau mental, alasannya ia bisa mengubah memperbarui, dan memperbaiki jiwa. Agama juga memberi kekuatan penuh kepada insan saat ia berhadapan dengan kebimbangan keputusasaan dan agama memberi sifat kesabaran saat insan dilanda kefrustasian dan memberi ketenteraman saat insan ketakutan dan bahaya. Hanya melalui Aqidah dan keimanan jiwa akan hidup dan nalar akan selamat. Selain itu fisik akan selalu sehat, lantaran keimanan merupakan tulang yang bisa membawa, insan dari keputusasaan kepada semangat yang kuat  dan dari kekacauan kepada ket
enteraman. Seseorang yang beriman akan mencicipi bahwa ketenteraman itu memenuhi ruang jiwanya.

Ditengah banyak sekali krisis kehidupan yang serba materialis, sekular serta kehidupan yang sangat sulit secara ekonomi maupun psikologis. Tasawuf mengatakan obat penawar rohani, yang memberi daya tahan krisis kerohanian modern telah menimbulkan mereka tidak lagi mengenal siapa dirinya arti dan tujuan dari kehidupan di dunia.  Ketidakjelasan atas makna dan tujuan hidup ini, pada alhasil membuahkan penderitaan batin yang berkepanjangan, maka kemudian mata air yang sejuk mengatakan penyegaran serta menyelamatkan pada insan yang terangsang itu, dalam wacana kontemporer disebut sebagai terapi tasawuf.

Terapi tasawuf atau sering juga disebut dengan penyembuhan sufis yaitu penyembuhan cara islam yang dipraktekkan oleh para sufi ratusan tahun lalu. Prinsip dasar  penyembuhan ini yaitu  bahwa kesembuhan hanya tiba dari Allah Yang Maha penyembuh, sedangkan para sufi sebagai terapis hanya bertindak sebagai perantara.

Tradisi sufi yang disajikan oleh  Omar Alishah sama sekali tidak bertujuan mengubah pola-pola terapi  psikomodern dan terapi medis dengan terapi sufis yang penuh dengan spiritual, sebaliknya apa yang dilakukan Omar justru melengkapi dan membatu konsep-konsep terapi yang  telah ada dengan cara mengoptimalkan peluang kekuatan seseorang individu untuk menyembuhkan dirinya, beberapa tehnik yang dipakai Omar Alishah dalam upaya terapeutik yang berasal dari tradisi-tradisi tasawuf antara lain yaitu tehnik transmisi energi dan tehnik metafor.

Selain tasawuf sebagai jalan untuk mencari pemecahan masalah, insan juga berusaha mencari penyelesaian melalui bimbingan konseling, lantaran bimbingan merupakan proses pemberian pemberian yang dilakukan oleh spesialis kepada individu memakai cara yang ada, menurut norma-norma yang berlaku, sedangkan  konseling yaitu pemberian pemberian yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh spesialis kepada individu yang sedang mengalami suatu problem yang bermuara pada teratasinya problem yang dihadapi klien.

Dalam perkembangannya Bimbingan  dan Konseling tidak bisa lepas dari nilai-nilai spiritual, lantaran hanya mengandalkan psikologi sebagai ilmu yang mempelajari psikis insan  belum bisa mencapai hasil yang maksimal. Bimbingan dan Konseling Religius telah disadari sebagai hal penting oleh banyak pakar konseling  baik barat maupun Indonesia. Hal ini didasarkan pada suatu kenyataan bahwa dalam memasuki kehidupan yang bertujuan selesai memperoleh kebahagiaan dunia akhirat, individu cenderung untuk menata kehidupan berlandaskan nilai-nilai spiritual.

Berkaitan dengan Bimbingan Konseling Religius intinya semua agama mempunyai pola-pola Bimbingan  dan Konseling yang berbeda-beda dalam perjuangan mengatur pemeluknya wacana bagaimana menghadapi kehidupan di dunia dan akhirat. Hal  ini didasarkan pada nilai-nilai atau norma-norma yang bersumber dari tuhan (kitab suci). Demikian dalam bimbingan konseling Islam yang merupakan proses pemberian pemberian terhadap individu, semoga bisa hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk  Allah, sehingga mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.




Sumber http://makalahahli.blogspot.com

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "Tasawuf (Sebuah Pengantar)"

Posting Komentar