Ilmu Nuzul Al-Qur'an

ILMU NUZUL AL-QUR'AN

A.    Pengertian Nuzul Al-Qur'an dan Tahapan Turunnya
Dipandang dari segi bahasa "nuzul" (نزول) berasal dari kata نزل – ينزل - نزول artinya turun. Sedangkan nuzul al-Qur'an kepada Rasulullah yakni penerimaan al-Qur'an oleh Rasulullah. Diungkapkan turunnya al-Qur'an kepada dia itu memperlihatkan pengertian turun dari atas ke bawah. Demikian itu alasannya yakni ketinggian kedudukan al-Qur'an dan besarnya ajaran-ajarannya yang sanggup mengubah perjalanan hidup insan mendatang serta menyambung langit dan bumi serta dunia dan akhirat.
Tentang ayat-ayat yang pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW berdasarkan pendapat yang terkuat ialah ayat permulaan surat Al-'Alaq, yaitu:

Artinya:
"Bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah menciptakan. Ia telah membuat insan dari segumpal darah. Bacalah! Dan Tuhanmu itu Maha Pemurah. Yang telah mengajarkan dengan pena ia telah mengajarkan kepada insan apa-apa yang belum diketahuinya." (Q.S. Al-'Alaq: 1-5)
Ayat-ayat tersebut diturunkan saat Rasulullah SAW. Berada di gua Hira', yaitu sebuah gua di Jabal Nur, yant erletak kira-kira tiga mil dari kota Mekah. Ini terjadi pada malam hari Senin, tanggal 17 Ramadhan tahun ke-41 dari usia Rasulullah tiga belas tahun sebelum Hijriah, bertepatan dengan bulan Juli tahun 610 M. Malam turunnya al-Qur'an pertama kali itu disebut "Lailatul-Qadr" atau "Lailatul Mubarakah", yaitu suatu alam kemuliaan dan penuh keberkahan.
Dalam Al-Qur'an disebutkan sebagai berikut:

Artinya:
"Bahwasannya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an pertama kali) pada Lailatul-Qadr". (Q.S. Al-Qadr: 1)

Artinya:
"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an pertama kali) pada Lailatul Mubarakah (malam yang penuh berkah)". (Q.S. Al-Dukhan: 3)
Malam tersebut dinamakan Lailatul-Qadr alasannya yakni ia memiliki nilai yang tinggi, alasannya yakni diturunkan pada malam itu Kitab Suci kepada Nabi dan Rasul Allah yang terakhir, dan akan menjadi pedoman seluruh umat insan hingga tamat jaman kelak. Juga dinamakan Lailatul Mubarakah alasannya yakni malam tersebut telah dipenuhi dengan berkah dan nikmat Allah yang tak ternilai, yaitu turunnya Al-Qur'anul Karim, pembebas insan dari kesesatan, dan pembimbing mereka ke jalan yang benar, menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.
Disamping pendapat yang menyampaikan bahwa ayat-ayat yang mula-mula diturunkan itu ialah ayat-ayat permulaan Surat Al-'Alaq ibarat tersebut diatas tadi, juga ada pendapat lain yang menyampaikan bahwa yang mula-mula diturunkan ialah Surat Al-Fatihah.
Syek Muhammad Abduh menguatkan pendapat ini dengan beberapa alasan, yaitu:
  1. Dengan memperhatikan isi Surat Al-Fatihan itu yang seperti telah meliputi segala pokok-pokok isi Al-Qur'an itu secara garis-garis besarnya, sehingga seperti apa-apa yang tersebut dalam surat berikutnya yakni merupakan keterangan perincian bagi pokok-pokok yang telah disebutkan dalam Surat Al-Fatihah itu. Dengan demikian ia merupakan Preambule bagi Al-Qur'an seluruhnya.
  2. Boleh jadi alasannya yakni fungsinya sebagai preambule tersebut itu maka Nabi memerintahkan agar Surat Al-Fatihah itu dicantumkan pada permulaan Al-Qur'an.
  3. Memang ada Hadis yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dalam kita "Dalailun Nubuwwah" yang menandakan hal itu.
Akan tetapi kedua pendapat tersebut diatas masih ada pendapat lainnya. Ada yang menyampaikan ayat-ayat yang mula-mula diturunkan ialah Surat Ad-Duha. Dan ada pula yang menyampaikan ayat-ayat permulaan surat Al-Mudatsir. Bahkan ada pula yang menyampaikan ayat-ayat permulaan Surat Al-Muzamil.
Al Alquran Karim

Masa Terputusnya Wahyu
Apabila kita perhatikan riwayat  hidup Rasulullah berdasarkan riwayat-riwayat yang terkuat, maka kita akan mendapatkan kesimpulan, bahwa ayat-ayat yang mula-mula diturunkan memanglah lima ayat permulaan Surat Al-Alaq. Kemudian, saat Nabi telah berada di rumahnya kembali dari Gua Hira', sewaktu dia diselimuti oleh Khadijah, maka turunlah ayat-ayat untuk kedua kalinya, yaitu ayat-ayat surat Al-Mudatsir:

Artinya:
"Hai orang yang berselimut! Bangunlah, dan berikanlah peringatan. Dan Tuhanmu agungkanlah! Dan pakaianmu bersihkanlah. Dan hal-hal yang kotor hindarilah. Dan janganlah memberi karena engkau ingin menerima yang lebih banyak. Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu bersabarlah. Apabila ditiup sangkakala. Maka waktu itu yakni waktu (datangnya) hari yang sulit. Bagi orang-orang kafir tiadalah mudah". (Q.S. Al-Mudatsir: 1-10)
Para ulama menyebutkan bahwa pesan yang tersirat dan terputusnya wahyu itu antara lain ialah:
  1. Supaya lenyap sama sekali rasa takut yang dialami Nabi saat turunnya wahyu pertama kali di Gua Hira'.
  2. Supaya timbul rasa kerinduan dalam hati Nabi untuk kembalinya wahyu kepada dia sehabis terputusnya dalam beberapa waktu.
Dalil Dan Bukti Nuzul Al-Qur'an Secara Berangsur-Angsur
Sebelum diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW Al-Qur'an itu telah tertulis pada "Al-Lauhul Mahfuzh". Kemudian Allah menurunkannya kepada Nabi Muhammad SAW. Dengan perantaraan Malaikat Jibril, untuk pertama kalinya pada malam Lailatul Qadar, pada malam hari Senin tanggal 17 Ramadhan, di Gua Hira', pada tahun ke-41 dari usia Nabi. Yang diturunkan pada waktu itu yakni ayat-ayat permulaan dari surat Al-Alaq, yaitu dari ayat pertama hingga kelima.
Sesudah itu, ayat-ayat Al-Qur'an senantiasa diturunkan sedikit demi sedikit, sesuai dengan kehendak Allah dan selaras dengan kepentingan-kepentingan dan masalah-masalah yang dihadapi oleh Rasulullah dan kaum muslimin. Sehingga turunnya seluruh Al-Qur'an itu dari permulaan hingga turunnya ayat terakhir, berlangsung selama 22 tahun, 2 bulan, dan 22 hari, yang terbagi kepada dua periode, yaitu periode makkiyah dan periode madaniyah.
Sekali turun kadang kala Rasulullah mendapatkan satu surat yang pendek, dan kadang kala hanya satu atau beberapa ayat saja, bahkan pernah hanya beberapa kata saja, yang menjadi bab dari suatu ayat.

Sumber http://makalahahli.blogspot.com

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "Ilmu Nuzul Al-Qur'an"

Posting Komentar