Penjelasan Dan Teladan Paragraf Deduktif
Paragraf Deduktif Di setiap paragraf, letak gagasan utama (ide pokok) beragam. Jika gagasan utama terletak di simpulan paragraf, maka paragraf tersebut disebut paragraf induktif. Sedangkan jikalau gagasan utama terletak di awal paragraf maka paragraf tersebut disebut paragraf deduktif. Untuk memahami lebih lanjut apa itu paragraf deduktif, pada kesempatan kali ini akan membahasnya secara lengkap di sini berserta contoh-contohnya semoga nantinya para pengunjung semua sanggup lebih paham apa itu paragraf deduktif. Semoga bermanfaat. Check this out!!!
Paragraf deduktif, disebut juga paragraf umum-khusus, yakni paragraf yang diawali dengan menyebutkan dilema umum untuk memperoleh suatu kesimpulan khusus. Dalam pola pengembangan paragraf deduktif, inspirasi pokok atau kalimat utamanya terletak di awal paragraf.
Jadi, paragraf deduktif merupakan paragraf yang diawali dengan kalimat atau gagasan yang bersifat umum dan dilanjutkan dengan kalimat atau gagasan yang bersifat khusus.
Ide pokok merupakan pengendali kalimat. Oleh alasannya itu, klarifikasi rincian yang tidak pribadi berkaitan dengan inspirasi pokok seharusnya tidak dimasukkan dalam paragraf. Kalimat penjelas yang tidak terkait pribadi dengan inspirasi pokok akan menggangu alur pikiran dalam paragraf tersebut.
Ide pokok yang terletak pada bab awal paragraf pada umumnya mengandung pernyataan yang bersifat umum, pernyataan yang masih memerlukan pengembangan, rincian, dan klarifikasi lebih lanjut. Dengan demikian, kalimat-kalimat berikutnya merupakan pengembang inspirasi pokok, berfungsi merinci atau klarifikasi mengenai apa yang tercantun dalam inspirasi pokok.
Apabila diidentifikasi secara terperinci, paragraf berpola deduktif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
- letak kalimat utama di awal paragraf atau paragraf kedua,
- diawali dengan pernyataan umum disusun dengan uraian atau klarifikasi khusus.
Contoh: Satu-satunya bidang pembangunan yang tidak mengalami efek adanya krisis ekonomi yakni pertanian. Hal ini sanggup dilihat adanya pertumbuhan yang mengesankan di bidang perkebunan sebanyak 6,5 persen, di bidang kehutanan sebanyak 2,9 persen, dan di bidang perikanan sebanyak 6,6 persen. Kontribusi sektor pertanian terhadap produk domestik meningkat dari 18,1 persen menjadi 18,4 persen. Padahal, selama kurun waktu 30 tahun terakhir, pangsa pasar sektor pertanian merosot dari tahun ke tahun.
Jika dibentuk kerangka, pola paragraf deduktif tersebut akan berbentuk menyerupai di bawah ini:
1. Gagasan Utama:
Bidang pertanian merupakan bidang pembangunan yang tidak terkena efek krisis ekonomi.
2. Gagasan Pendukung
- sektor perkebunan meningkat 6,5 persen,
- sektor kehutanan meningkat 2,9 persen,
- sektor pertanian meningkat 6,6 persen.
Dalam paragraf deduktif dikenal adanya istilah silogisme dan entimen. Kedua istilah itu merupakan cara merumuskan simpulan. Dalam silogisme diharapkan dua data, yakni dari kedua data tersebut Anda sanggup menarik satu kesimpulan, premis umum (PU) dan premis khusus (PK). Dengan kata lain, silogisme yakni budi sehat deduksi secara tidak langsung. Silogisme memerlukan dua premis (landasan kesimpulan) sebagai data. Premis yang pertama disebut premis umum (PU); dan premis yang kedua disebut premis khusus (PK). Dari kedua premis tersebut, kesimpulan (K) itu dirumuskan.
Contoh:
PU : Semua anak yang bakir akan mendapat beasiswa.
PK : Anton yakni anak yang pintar.
K : Anton akan mendapat beasiswa.
Adapun entimen disebut juga silogisme yang diperpendek alasannya simpulan dirumuskan hanya menurut satu premis (landasan kesimpulan). Dengan kata lain, entimen yakni budi sehat deduksi secara pribadi alasannya kesimpulan dirumuskan hanya menurut satu premis.
Contoh:
PU : Semua anak yang bakir akan mendapat beasiswa.
PK : Anton yakni anak yang pintar.
K : Anton mendapat beasiswa alasannya ia anak yang pintar.
Contoh lain dari paragraf deduktif antara lain sebagai berikut:
Musim kemarau tahun ini merupakan tragedi bagi tempat kami. Sungai yang mengalir di tengah desa kering kerontang. Sumur banyak yang tidak basah lagi. Tampak berdesak orang menunggu giliran menimba air di sumur Pak Lurah, satu-satunya yang tidak kering. Sawah dan ladang hangus oleh terik matahari. Tanah pecah berbongkah-bongkah. Tanaman tidak ada yang kelihatan menghijau. Rumput pun kecoklat-coklatan terhampar mati. Dua ekor domba pun bermata sayu mungkin mencicipi kering yang berkepanjangan. Beberapa binatang piaraan terpaksa diungsikan ke tempat yang sungainya masih mengalir.
Sekolahku jauh sekali. Agar tidak terlambat sekolah, saya sudah harus berdiri pagi pukul 05.00. Setelah itu, saya mandi, berpakaian, salat subuh, sarapan pagi, dan bersiap-bersiap berangkat ke sekolah. Pukul 05.45 saya berangkat. Aku harus menempuh perjalanan dengan bus dua kali. Pertama, saya harus naik bus ke tempat Jujur. Kedua, Jujur saya naik bus lagi hingga di pertigaan Sonopakis-Sonosewu. Untuk hingga di sekolah dari pertigaan tersebut saya harus berjalan kaki. Kalau perjalananku lancar, tiba di sekolah pukul 06.45. Tapi bila bus yang kutumpangi tidak kunjung datang, saya harus berkemas-kemas untuk dimarahi oleh BP alasannya keterlambatanku.
Kesejahteraan hidup sangat didambakan oleh setiap anggota masyarakat. Bahkan kesejahteraan dijadikan tujuan hidup. Kesejahteraan yang dimaksud di sini yakni kesejahteraan jasmani dan rohani. Apabila rohani sejahtera tetapi jasmani tidak, rohani itu pun akan terganggu. Demikian pula sebaliknya, apabila jasmani terpenuhi, sedangkan rohani tidak sehat, akan hilanglah rasa kemanusiaan kita.
Terima kasih sudah berkenan berkunjung dan membaca artikel Bahasa Indonesia di atas wacana Penjelasan dan Contoh Deduktif, semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan teman-teman sekalian. Tidak lupa, apabila ada suatu kesalahan baik berupa penulisan maupun isi pada artikel di atas, mohon kiranya kritik dan saran yang membangun untuk kemajuan bersama. Jangan lupa like dan share ke teman-teman yang lainnya juga ya. ^^Maju Terus Pendidkan Indonesia^^
Sumber http://www.zonasiswa.com
BACA LEBIH LANJUT:
0 Response to "Penjelasan Dan Teladan Paragraf Deduktif"
Posting Komentar