Harimau Bali, Harimau Yang Hanya Tinggal Nama
Harimau Bali (Panthera tigris balica) yakni subspesies terkecil dari banyak sekali subspesies harimau lainnya dengan bobotnya tidak melebihi 100 kg. Ukuran Harimau Bali sebanding dengan ukuran macan tutul (Panthera pardus) dan itu hanya sekitar setengah ukuran dari Harimau Siberia (Amur). Seperti namanya, Harimau Bali tinggal di pulau Bali. Harimau Bali dinyatakan punah ibarat halnya Harimau Jawa. Perburuan dan hilangnya habitat jawaban ledakan populasi insan merupakan lantaran utama punahnya harimau jenis ini.
Harimau Bali ibarat dengan kerabat dekatnya, Harimau Jawa, dengan ukurannya yang kecil dengan teladan gari-garis yang berwarna gelap. Harimau Bali mempunyai bulu pendek dan lebat berwarna oranye yang tajam dengan garis garis gelap yang lebih sedikit dibanding dengan subspesies harimau lain. Garis-garis gelap pada Harimau Bali cenderung lebar dan bercabang dimana antara garis-garis tersebut terdapat bintik-bintik hitam kecil. Tengkorak harimau Bali sanggup diidentifikasi dengan melihat perbedaan pada gigi dan tulang hidung, yang membedakannya dari subspesies lain.
Harimau Bali, Harimau yang Hanya Tinggal Nama |
Berkaitan dengan kekerabatan yang cukup erat antara Harimau Bali dan Harimau Jawa, terdapat dua teori umum yang menyatakan kekerabatan antar keduannya. Teori pertama menawarkan bahwa dua subspesies tersebut dulunya yakni satu jenis, tetapi ketika Zaman Es mencari Bali menjadi terisolasi dari Jawa oleh Selat Bali. Ini membagi harimau menjadi dua kelompok yang kemudian berkembang secara mandiri. Teori kedua menganggap bahwa Harimau Jawa berenang melalui susukan sempit dari pulau Jawa ke pulau Bali. Selat Bali hanya 2,4 kilometer lebarnya. Dengan kemampuan berenang harimau yang baik, tidak menutup kemungkinan hal tersebut terjadi. Apapun itu, keduanya kemudian berkembang dan menjadi sangat berbeda.
Kingdom: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mammalia
Order: Carnivora
Keluarga: Felidae
Genus: Panthera
Nama ilmiah: Panthera tigris balinica
Jenis: Mamalia, karnivora (pemakan daging)
Ukuran: 2 – 2.4 meter
Berat: rata-rata 100kg
Kecepatan lari: 96 km/jam
Rentang hidup: 18 - 25 tahun
Gaya hidup: Solitary (menendiri)
Status konservasi: Punah
Warna: Orange, Hitam, Putih
Makanan Favorit: Rusa
Habitat: Hutan tropis yang lebat
Main Prey: Rusa, babi hutan, unggas air, dan reptil
Predator: Manusia
Karena Bali yakni sebuah pulau kecil, populasi harimau di Bali juga tidak terlalu banyak. Peningkatan populasi insan yang pesat di pulau Bali dan meningkatnya pembukan lahan untuk pertanian menjadikan populasi Harimau Bali semakin sedikit yang pada kesudahannya punah. Pada awal kala ke-20, harimau mungkin bertahan hanya di penggalan barat pegunungan dan yang relatif jarang penduduknya. Kedatangan bangsa Eropa di pulau Jawa dan Bali semakin memperparah keadaan Harimau Bali dikala itu. Bahkan pada tahun, terdapat perlombaan dalam berburu Harimau Bali. Mereka berburu untuk mendapat tropi dan piala. Antara Perang Dunia I dan II, Harimau Bali diburu tanpa pandang bulu dan pada final Perang Dunia II subspesies Bali diperkirakan telah lenyap sama sekali. Harimau Bali yang terakhir tinggal di ujung utara-barat pulau. Terakhir terdokumentasi tewas diburu di Sumbar Kima, Bali Barat, pada 27 September 1937. Harimau tersebut yakni Harimau Bali betina dewasa.
Kini, Harimau Bali hanya dijumpai dalam bentuk fosil yang telah diawetkan itu pun terbatas hanya ada pada beberapa museum di dunia. Beberapa museum yang berhasil menjaga fosil Harimau Bali adalah:
- The National Museum of Natural History "Naturalis" di Leiden, Belanda, mempunyai satu kulit, tengkorak, dan beberapa tulang harimau Bali. Fosil Harimau Bali tersebut merupakan harimau muda yang mungkin telah tewas pada final 1933 oleh seorang dokter Belanda yang tinggal di Jawa. Kulit harimau tersebut telah dipakai sebagai lantai karpet sehingga warnanya memudar.
- The Senckenberg Museum di Frankfurt, Jerman, mempunyai holotype harimau Bali. Koleksi berisi kulit dan tengkorak Harimau Bali betina remaja yang ditembak pada tahun 1909 oleh K. Grundler di wilayah Den Pasar di Bali Selatan.
- The Naturkunde-Museum di Stuttgart, Jerman, mempunyai dua tengkorak Harimau Betina dewasa. Satu berasal dari Medevi, Bali Tengah dari 4 Agustus 1924. Yang lain berasal dari Pulukan dari 16 September 1926.
- The British Museum (Natural History) di London, Inggris, mempunyai dua kulit dan tiga tengkorak. Satu kulit dan tengkorak milik Harimau Bali jantan yang masih muda yang diterima di museum pada tanggal 1 Desember 1937. Satu kulit dan dua tengkorak lainnya berasal dari Haimau Bali jantan remaja yang masing-masing diterima museum pada tanggal 4 Maret 1938.
- Museum Zoologicum Bogoriense di Bogor, Indonesia, mempunyai kulit dan tengkorak Harimau Bali betina remaja yang ditmbakan oleh seorang wanita di erat kampung Sumber Kima, Bali Barat pada tanggal 27 September 1937. Harimau tersebut yakni Harimau Bali terakhir.
Semoga gosip mengenai Harimau Bali di atas, bisa menambah wawasan kita semua wacana khasanah flora-fauna yang ada di Indonesia dan dunia. Bagi teman-teman yang mempunyai suatu goresan pena unik wacana apa saja, ataupun puisi, cerpen, cergam, pantun, bahkan profil sekolah/guru favorit; dan ingin dibagikan ke teman-teman lainnya melalui mading zona siswa, silahkan saja kirim karya kalian di Mading . Karya kalian nantinya akan ditampilkan di mading kami dan akan dibaca oleh ribuan pengunjung lainnya setiap hari. Ayoo kirim karya kalian di mading . Terima kasih... ZONA SISWA | Ikut Mencerdaskan Bangsa
Sumber http://www.zonasiswa.com
0 Response to "Harimau Bali, Harimau Yang Hanya Tinggal Nama"
Posting Komentar