Rasa Peduli Merupakan Kunci Untuk Menjadi Pemimpin Yang Baik

Banyak pemimpin justru cenderung membuat diri mereka terbatas sebab mempunyai delegasi dalam setiap aspek perjuangan yang dijalankan. Namun, ada juga yang menyadari hal tersebut, menganggapnya sebagai pembelajaran, kemudian mulai peduli dan terlibat.


Untuk meminimalkan persoalan dalam suatu perjuangan atau bisnis, banyak pemimpin mencari cara mempertahankan diri biar selalu terlibat di tengah-tengah lingkungan perusahaan mereka. Beberapa diantaranya menyadari bahwa untuk mewujudkan hal tersebut, rasa peduli di daerah kerja maupun dalam kehidupan pribadi – merupakan penempatan diri dalam hal pemimpin. Sehingga menjadi pemimpin yang lebih baik dalam menjalankan usaha.


Dalam sebuah penelitian yang dimuat pada sebuah buku “The Mind of the Leader” (Pikiran Pemimpin) oleh Rasmus Hougaard dan Jacqueline Carter; mereka mewawancarai lebih dari 1000 pemimpin dan menyimpulkan bahwa dalam melatih rasa peduli dengan cara meditasi, refreshing dan teknik lainnya, sanggup membantu para pemimpin tersebut lebih dekat dan solid dengan karyawan mereka, membuat korelasi yang lebih baik dan meningkatkan kinerja perusahaan.


Buku tersebut juga menunjukkan bahwa “Perhatian” (Mindfulness) ialah sebuah soft skill yang sanggup dilatih. Ahli saraf juga telah mengambarkan bahwa kita sanggup melatih pikiran kita biar lebih fokus dengan cara latihan mental ibarat meditasi dan mengatur sedemikian rupa bagaimana kita memakai perhatian kita.


Cara Melatih Rasa Peduli


Kabar baiknya adalah, untuk terbiasa dengan perhatian tolong-menolong mudah. Berikut empat langkah bagaimana melatih perhatian kita.


1. Menghentikan Pola


Rapat terus-menerus, multitasking, dan managemen mikro merupakan pola atau kebiasaan yang diciptakan oleh para pemimpin sebab mereka pikir hal-hal tersebut meningkatkan produktivitas. Tetapi praktik-praktik tersebut tolong-menolong tetapkan kehadiran para pemimpin dalam kinerja yang sebenarnya.


Begitu banyak pemimpin ketika ini terjebak dalam pola kebiasaan yang membuat mereka sibuk tetapi tolong-menolong tidak efektif. Tapi ketika mereka mulai lebih memperhatikan pikiran mereka, mereka menyadari bahwa cara tersebut mempunyai kemampuan untuk menjadi lebih efektif dalam cara mereka mengelola pikiran, lebih fokus, pikiran jernih dan rasa nyaman. Bahkan pada saat-saat tersibuk sekalipun.


Selain itu, pemimpin juga seharunya mengevaluasi kebiasaan mereka dalam. Dan berpikir bagaimana untuk berkembang dan mempertimbangkan apakah ada teknik yang lebih baru. Sebab dunia bisnis selalu berkembang melalui pembelajaran dalam realistas bisnis dan atau dipadukan dengan penelitian korelasi timbal balik antara kinerja bisnis dan aspek-aspek lainnya.


Sebagai contoh, banyak pemimpin sukses dengan memakai cara “block-scheduling”. Misalnya melaksanakan block-scheduling dengan mendedikasikan waktu selama dua jam untuk satu tugas. Bisa jadi kiprah menjawab email atau mengadakan rapat membahas wacana kemajuan proyek. Cara tersebut sanggup membantu para pemimpin untuk fokus pada satu hal dalam rentang waktu yang pantas. Setelah blok waktu yang dijadwalkan sudah selesai, pemimpin bergeser ke kiprah yang lain. Bahkan jikalau satu pekerjaan dalam satu blok waktu tidak selesai, pemimpin memilih aksesori waktu untuk bertanggung jawab menyelesaikannya. Nah, cara tersebut sanggup membantu pemimpin untuk tetap fokus.


2. Persempit Cakupan


Zaman sekarang, orang-orang dikelilingi oleh hal-hal yang detail dan banyak sekali data. Dengan terlalu menanggapi semua itu bisa mengarah pada pengabaian hal-hal yang lebih penting. Menjadi memilah-milah untuk menyadari mana yang lebih penting sanggup membantu pengusaha melihat citra umum dari ha-hal detail dan banyak sekali data yang diperhadapkan.


3. Jangan “Bekerja Hanya untuk Bekerja”


Ya, jangan bekerja hanya untuk bekerja! Meluangkan waktu untuk pemulihan energi sangat besar keuntungannya terhadap produktivitas. Sering kita temui bahwa para pemimpin merencanakan pertemuan-pertemuan dan banyak sekali proyek hanya supaya “agar ada yang dikerjakan”. Mengerjakan banyak sekali hal dalam suatu perjuangan itu boleh-boleh saja. Tapi tanpa tujuan yang jelas, tentu para pemimpin dan sekaligus beserta karyawannya tidak sanggup fokus.


Sebagai contoh, banyak pemimpin perusahaan membuat kegiatan rutin rapat bersama timnya tanpa suatu tujuan yang jelas. Sehingga energi terbuang dengan sia-sia. Alangkah baiknya jikalau bisa membuat suasana saling peduli sesama tim dengan memanfaatkan waktu yang ada untuk hal-hal yang menyenangkan. Istilahnya, refresing. Refreshing juga sanggup menjadikan semangat yang gres dan juga fokus.


Oleh sebab itu, jikalau sebelumnya melaksanakan rapat rutin sekali atau dua kali seminggu, alangkah baiknya jikalau rapat perlu diadakan hanya sebab memang sedang butuh “brainstorming” dan “evaluasi” saja. Waktu selebihnya bisa dimanfaatkan untuk untuk bersantai, bersosialisasi, dan bersenang-senang bersama tim. Misalnya, tim kau sudah mencapai sasaran lebih awal dari yang kau tentukan. Nah, jikalau sudah demikian tentu tidak perlu ada yang didiskusikan. Maka, bersenang-senanglah…! Refreshing ibarat nonton film bareng bersama tim, sehingga semua anggota segar kembali dan semangat untuk tantangan berikutnya.


4. Tanggalkan Ego


Ego cenderung memburamkan pikiran. Para pemimpin ingin perusahaan mereka berhasil biar berdampak baik terhadap diri mereka, tanpa berfokus pada apa yang diharapkan tim. Kamu mungkin sudah memikirkan dan mendukung apa yang diharapkan oleh tim kamu, tapi apakah kau sudah fokus dengan apa yang diharapkan oleh tim kamu? Sering kali hal ini mengaburkan pikiran para pemimpin akan apa yang tolong-menolong diharapkan oleh karyawan mereka.


Rasa peduli atau perhatian merupakan kualitas yang mengandung niat nyata terhadap orang lain. Rasa peduli dalam leadership atau kepemimpinan kau akan membuat orang-orang kau tahu bahwa kau mempunyai mereka. Hal peduli tentunya akan menjadikan keterlibatan, loyalitas, dan kinerja yang lebih tinggi.


Untuk memimpin dengan rasa peduli, wirausahawan haruslah keluar dari zona ego sendiri. Yaitu dengan fokus pada keterlibatan. Dan sebelum membuat keputusan, perlu meluangkan waktu untuk mengamati terlebih dahulu. Contohnya memikirkan; Apakah alternatif ini akan mengubah kinerja menjadi lebih baik? Bagaimana hal ini sanggup membantu tim? Apa konsekuensi yang mungkin terjadi? Mengambil waktu sejenak akan membantu pemimpin lebih memperhatikan tindakan dan keputusan yang akan dibuat.



Sumber https://www.wongunik.com/

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "Rasa Peduli Merupakan Kunci Untuk Menjadi Pemimpin Yang Baik"

Posting Komentar