Stratifikasi Sosial: Definisi Dan Contohnya
Stratifikasi sosial merupakan fenomena universal dan sanggup ditemukan di semua kelompok masyarakat. Stratifikasi sosial selalu berbentuk hierarki atau rangking baik antar kelompok ataupun individual. Oleh sebab berbentuk hierarki, sebagian orang menempati posisi atas, sedangkan sebagaian yang lain menempati posisi bawah. Kondisi ini disebut juga hierarki sosial. Hierarki sosial yaitu nama lain dari stratifikasi sosial. Stratifikasi sosial dengan demikian yaitu fenomena kelompok, grup, atau masyarakat secara hierarkis. Studi sosiologi mengenai stratifikasi sosial berkonotasi dengan kesenjangan sosial, ketimpangan, dan ketidakmerataan distribusi sumber daya yang ada.
Baca juga Sosiologi: Sebuah Pengantar Singkat
Definisi stratifikasi sosial
Stratifikasi sosial, berdasarkan Melvin Tumin merupakan pengaturan kelompok masyarakat ke dalam sistem hierarkis atau rangking yang tidak setara berkaitan dengan kekuasaan, kepemilikan properti, penilaian sosial dan gratifikasi. Masyarakat yang terstratifikasi, berdasarkan Lundberg, ditandai dengan ketidakmerataan yang terlihat berdasarkan tinggi dan rendahnya posisi sosial seseorang di masyarakat.
Pendekatan stratifikasi sosial
Setidaknya terdapat dua pendekatan utama untuk memahami stratifikasi sosial: pendekatan konflik dan pendekatan fungsionalis.
Pendekatan konflik
Pendekatan konflik diterapkan memakai teori konflik yang dicetus oleh Karl Marx. Menurut Marx semua stratifikasi sosial dalam masyarakat tersusun atas dua kelompok besar: kelas penguasa (a ruling class) dan kelas pekerja (a subject class), majikan dan budak, penindas dan yang ditindas. Masing-masing kelas berusaha untuk memenuhi kepentingannya sendiri sehingga menjadikan konflik. Kelas penguasa mempunyai kekuasaan atas faktor produksi. Kelas pekerja menjual tenaganya dan menjadi belahan dari proses produksi. Stratifikasi sosial dengan pendekatan ini sudah jelas, kelas penguasa, majikan, penindas berada di atas, sedangkan pekerja, rakyat, dan kelompok yang ditindas berada di kelas bawah. Hubungan sosial kedua kelompok sosial tersebut bersifat konflik sebab keduanya menuntut kepentingannya msiang-masing. Dengan pendekatan ini, sanggup dipahami bahwa stratifikasi atau perbedaan kelas yaitu sumber konflik. Untuk mengantisipasi konflik, perlu upaya mengurangi kesenjangan sosia antar kelas. Solusi ekstrim dari pendekatan ini bersifat utopis, yakni menghilangkan stratifikasi atau hierarki sosial di masyarakat.
Pendekatan fungsionalis
Pendekatan fungsionalis terinspirasi oleh Emile Durkheim dan dielaborasikan secara sistematis oleh Talcott Parsons. Parsons percaya bahwa tatanan, stabilitas, kerjasama dalam masyarakat tercipta atas dasar komitmen bersama. Kesepakatan tersebut berdiri diatas apa yang terbaik dan bernilai bagi mereka secara keseluruhan. Sistem stratifikasi diturunkan dari nilai bersama yang diikuti oleh penilaian perjuangan individu. Oleh sebab itu, rangking yang ditempati setiap individu berbeda, tergantung upaya yang dilakukannya dan penilaian yang diperolehnya. Namun tetap saja, perbedaan rangking tersebut berada dalam sebuah sistem sosial yang berbasis nilai kebersamaan. Talcott Parsons menilai setiap posisi sosial, dari yang paling atas hingga terbawah mempunyai fungsinya masing-masing yaitu mempertahankan berfungsinya sistem sosial.
Baca Juga: Pengertian Sosiologi
Bentuk-bentuk stratifikasi sosial
Stratifikasi sosial sanggup diklasifikasikan ke dalam empat bentuk:
- Perbudakan
- Feodalisme
- Kasta
- Kelas
Contoh-contoh bentuk stratifikasi sosial
- Perbudakan
Perbudakan merupakan bentuk paling ekstrem dari stratifikasi sosial. Dalam sistem perbudakan, individu sanggup mempunyai individu lain sebagai properti. Karena statusnya sebagai properti, penggunaan kekerasan diperbolehkan. Pemilik budak atau majikan berada di strata atas dan mempunyai hak penuh atas budak yang dimilikinya. Budak berada di lapisan paling bawah, tidak mempunyai kebebasan sebab statusnya dimiliki.
- Feodalisme
Sistem feodal terdiri dari tiga lapisan kelompok masyarakat dengan hak dan kewajiban yang jelas. Lapisan tertinggi yaitu kaum bangsawan, dibawahnya pemuka agama atau pendeta, dan lapisan terendah terdiri dari selain darah biru dan pendeta yang disebut rakyat jelata. Kaum darah biru mempunyai semua properti dan bertugas mempertahankannya, termasuk tanah. Pendeta mendoakan semua yang dimiliki oleh bangsawan. Rakyat jelata menyediakan masakan untuk semua.
- Kasta
Sistem kasta berkaitan erat dengan falsafah dan tradisi Hindu yang lahir di India. Sistem kasta yang berkembang di India berasal dari sistem yang disebut caturwarna. Berdasarkan tradisi caturwarna, terdapat empat kasta utama yang dominan: Brahmana, Ksatria, Waisya, dan Sudra. Kasta dipertahankan berdasarkan garis keturunan keluarga. Kasta tertinggi, yaitu Brahmana mempunyai koneksi dengan dewa-dewa. Kasta merupakan sistem stratifikasi yang sifatnya tertutup.
- Kelas
Sistem kelas merupakan stratifikasi sosial yang sifatnya terbuka. Individu sanggup naik ataupun turun kelas tergantung penilaian dari masyarakat. Karl Marx mendefinisikan posisi individu dalam kelas tergantung pada kepemilikan faktor produksi. Ogburn dan Nimkoff menyampaikan status sosial seseorang memilih dikelas mana ia berada. Oleh sebab sifatnya terbuka, individu sanggup menempati lapisan yang tinggi bila berhasil menaikkan status sosialnya. Status sosial ini sanggup diperoleh dengan banyak sekali cara, contohnya tingkat pendidikan dan kepemilikan finansial.
Bentuk-bentuk gres stratifikasi sosial
Disini saya tulis bentuk-bentuk baru, bukan berarti mengganti yang usang sebab hingga dikala ini bentuk stratifikasi sosial menyerupai perbudakan, feodalisme, kasta, dan kelas tidak sanggup dikatakan hilang sepenuhnya. Istilah gres saya gunakan sebab masih relatif gres dikembangkan dalam studi sosiologi, meskipun akarnya sanggup ditemukan pada teori klasik. Bentuk-bentuk gres stratifikasi sosial berkaitan dengan beberapa konsep berikut:
- Gender
Hubungan antara gender dan stratifikasi sosial gres dikembangkan beberapa tahun kemudian oleh kaum feminis. Asumsi dasarnya, korelasi gender yaitu korelasi ketimpangan dimana wanita yaitu pihak yang lemah, marjinal, ditindas, dan dieksploitasi sehingga menempati posisi yang bawah. Terdapat perdebatan yang hingga kini masih berlangsung terkait apakah seorang perumpuan memang selayaknya berada di ruang privat atau rumah dan lak-laki di ruang publik atau kantor. Kaum feminis awal menganggap pembagian kiprah antara privat dan publik berdasar perbedaan jenis kelamin yaitu upaya membuat stratifikasi sosial dimana kecenderungannya, wanita diposisikan secara marjinal.
Baca juga Gender: Sebuah Konstruksi Sosial
- Neokolonialisme
Berakhirnya sistem kolonialisme dianggap oleh sebagaian orang sebagai babak gres dimulainya neokolonialisme. Tentara diganti oleh santunan kartu kredit yang diberikan oleh negara maju kepada negara miskin semoga negara miskin tetap berada dibawah kendali atau kontrol negara maju. Melalui organisasi keuangan dunia, negara maju mengendalikan keuangan negara miskin dan mengeksploitasinya untuk kepentingannya. Neokolonialisme dianggap sebagai upaya negara maju mempertahankan posisinya di lapisan atas stratifikasi sosial.
Contoh stratifikasi sosial kontemporer
- Ojek online
Stratifikasi sosial pada fenomena ojek online sangat menarik untuk dikaji. Berdasarkan laporan yang dipublikasi oleh The Conversation beberapa ahad lalu, ditemukan bahwa terdapat stratifikasi yang seringkali tak disadari dalam struktur bisnis ojek online. Hierarki dalam sistem pelayanan ojek online menempatkan pengemudi pada lapisan paling bawah. Untuk memperjelas, pertama, ada tiga pemain film atau kelompok sosial yang sanggup kita angkat disini, yaitu perusahaan, pengemudi, dan penumpang.
Retorika yang dibangun perusahaan ojek online menyerupai Gojek, Uber, dan Grab yaitu pengemudi sebagai mitra, alih-alih pekerja, yang artinya posisi struktural mereka setara dengan perusahaan. Namun ternyata itu hanyalah mitos. Pada praktiknya, pengemudi tak ubahnya pekerja, dimana mereka berada dibawah kontrol perusahaan. Perusahaan menjalin ’kemitraan’ secara eksploitatif dengan menerapkan tuntutan berupa performa, rating dan minimum penarikan yang dihitung perhari kepada pengemudi. Jika pengemudi tidak sanggup memenuhi tuntutan yang ditetapkan, ratingnya sanggup turun dan gagal mendapat bonus, padahal bonus menjadi andalan banyak pengemudi ojek online untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Di lain sisi, posisi penumpang juga krusial. Penupang bukan berada ditengah antara perusahaan dan pengemudi. Dalam perkara ini, penumpang sanggup dikatakan sebagai manajer sebab rating penumpang memilih ’nasib’ pengemudi ojek online. Memang, melalui aplikasi, pengemudi mempunyai kebebasan kapan mau narik ngojek, kapan tidak narik. Tetapi tuntutan harian mengubah kebebasan pengemudi tersebut menjadi sebuah retorika.
Stratifikasi pada mata rantai sistem ojek online yaitu sebagai berikut: perusahaan berada di lapisan atas sebab mempunyai kontrol terhadap modal, akses, dan performa pengemudi. Penumpang berada di lapisan kedua sebab ratingnya memilih nasib pengemudi. Pengemudi berada pada lapisan paling bawah. Dengan demikian korelasi pada sistem ojek online sangat relevan dilihat dengan pendekatan stratifikasi sosial sebab terstruktur secara hierarkis.
Baca juga: Diferensiasi Sosial: Pengertian dan Contohnya
Sumber aciknadzirah.blogspot.com
0 Response to "Stratifikasi Sosial: Definisi Dan Contohnya"
Posting Komentar