Budaya Politik: Pengertian Dan Contohnya
Budaya politik merupakan salah satu unsur budaya penting dalam kegiatan pembangunan bangsa. Kekuatan politik suatu bangsa sanggup tercermin pada seberapa berpengaruh budaya politik dalam jiwa warganya. Tanpa budaya politik, bangsa atau negara akan lemah pendiriannya. Akibatnya, gampang menjadi mangsa ideologi politik bangsa lain.
Budaya politik sering kali dilihat sebagai seperangkat pengetahuan, sikap, keyakinan, dan penilaian warga negara terhadap sistem politik negerinya serta kesadaran akan peranannya dalam kehidupan politik negaranya. Budaya politik sanggup diposisikan sebagai penopang sistem politik negara itu sendiri.
Postingan ini akan memaparkan pengertian dan beberapa referensi tipe budaya politik dengan merujuk pada pedoman para hebat sosiologi dan politik. Saya akan ajak pembaca untuk menyimak definisinya, lalu mencoba menemukan ”sintesis” dari definisi-definisi tersebut. Penjelasan wacana pengertian kultur politik akan dilanjutkan dengan paparan mengenai jenis-jenis atau tipe-tipenya.
Pengertian budaya politik
Budaya politik atau political culture sanggup berada pada tataran individual sekaligus komunal. Political culture mengarahkan tugas individu atau kelompok untuk berpikir, bertindak, dan berkontribusi pada pembentukan atau penguatan sistem politik yang berlaku di negaranya. Beberapa pakar mengusulkan definisi mengenai kultur politik sebagai berikut:
Alam R. Ball (1963) mengartikan political culture sebagai susunan sikap, keyakinan, emosi, dan nilai. Nilai masyarakat yang bekerjasama dengan sistem politik dan isu-isu politik.
Gabriel Almond dan Sidney Verba (1966) menyampaikan bahwa political culture yaitu sikap orientasi warga negara terhadap sistem politik serta keragamannya dan kesadaran terhadap peranannya dalam sistem politik tersebut.
Kay lawson (1988) mendeskripsikan political culture sebagai seperangkat nilai-nilai politik yang dianut suatu bangsa secara menyeluruh.
Austin Ranney (1996) mendefinisikan political culture sebagai seperangkat pandangan wacana politik dan pemerintahan yang dipegang secara bersama, sebuah orientasi terhadap objek-objek politik.
Mochtar Masoed dan Collin Mac Andrews (2000) mengartikan political culture sebagai sikap dan orientasi warga suatu negara terhadap kehidupan pemerintahan dagara beserta perpolitikannya.
Larry Diamond (2003) mendefinisikan political culture sebagai seperangkat keyakinan, sikap, nilai, ide-ide, sentiment dan penilaian suatu masyarakat wacana sistem politik negeri mereka dan tugas masing-masing individu dalam sistem itu.
Dari beberapa paparan definisi yang dikemukakan para hebat di atas, kita bisa tangkap beberapa poin inti, yaitu budaya politik lebih relevan dilihat sebagai keyakinan, sikap, orientasi, visi, dan pandangan yang tak terlihat atau sulit diamati, ketimbang sebagai sebuah pola sikap yang tampak. Budaya politik juga merepresentasikan sikap politik kolektif yang dianut oleh sekelompok orang bukan hanya satu individu. Selain itu, budaya politik juga bermakna kesadaran warga wacana perpolitikan suatu negara atau pemerintahannya.
Baca juga: Pengertian Budaya dan Unsur-Unsurnya
Beberapa referensi tipe budaya politik
Berdasarkan orientasi warga masyarakat terhadap sistem politik negaranya, budaya politik sanggup digolongkan ke dalam tiga jenis atau tipe:
- Budaya politik parokial
- Budaya politik subjek
- Budaya politik partisipatif
Saya akan sebutkan masing-masing tipe kultur politik tersebut disertai ciri-cirinya, dengan impian diakhir postingan, pembaca sanggup menangkap secara utuh perbedaannya dan bisa mengidentifikasi bagaimana budaya politik yang dikala ini tampak di Indonesia.
Budaya politik parokial
Jenis kultur politik ini terbatas pada sistem politik dalam lingkup geografis yang relatif kecil. Skalanya boleh dikatakan lokal atau lebih sempit dari itu. Warga masyarakat dalam budaya politik parokial cenderung tidak peduli pada objek atau isu-isu politik yang luas. Ciri-ciri tipe kultur politik ini sebagai berikut:
- Kultur politik ini hidup pada masyarakat yang masih tradisional dengan pola hidup komunal.
- Kegiatan politik bercampur dengan kegiatan lain, contohnya ekonomi atau agama.
- Kesadaran masyarakat terhadap perpolitikan sentra atau kawasan cenderung rendah.
- Masyarakat lebih berminat membahas wacana politik dalam batas tempat dimana mereka tinggal.
- Warga tidak berharap banyak pada pemimpin politik sentra atau kawasan untuk mengubah nasibnya.
Budaya politik subjek
Kultur politik tipe ini sanggup digambarkan dengan sikap pasif warganya terhadap pemerintahan yang berkuasa. Warga boleh dikatakan patuh namun tidak melibatkan diri secara aktif untuk berpartisipasi dalam membangun. Ciri-ciri tipe kultur politik ini sebagai berikut:
- Warga menyadari sepenuhnya akan wewenang pemerintah.
- Mayoritas warga bersikap pasif, tidak memberi saran atau tuntutan pada pemerintah lantaran merasa cukup puas.
- Warga bersikap ikhlas keputusan politik yang dibentuk oleh pemerintah, baik sentra maupun daerah.
- Banyak warga menganggap tidak patut menentang titah pemimpin politik.
- Warga tidak mau atau tidak bisa untuk ikut serta dalam kehidupan politik.
- Warga cenderung lebih tertarik pada hasil kebijakan politik yang bisa dirasakan eksklusif ketimbang ikut serta merumuskan kebijakan tersebut.
Budaya politik partisipan
Kultur politik jenis ini memperlihatkan tugas aktif dan partisipatif warga masyarakat terhadap perpolitikan negerinya secara menyeluruh. Kesadaran masyarakat terhadap keputusan politik tertinggi yang memengaruhi rumah tangganya begitu tinggi. Oleh lantaran itu, masyarakat dengan kultur politik partisipan banyak terlibat baik memberi masukan atau komplain kepada pemerintah. Ciri-ciri kultur politik ini sebagai berikut:
- Warga menyadari hak dan kewajiban politiknya sebagai warga negara.
- Warga tidak mendapatkan begitu saja kondisi yang dialaminya lantaran dirinya merupakan objek dari kebijakan politik.
- Warga berpartisipasi aktif dalam menentukan pemimpinnya hingga skala nasional.
- Warga senantiasa mengawal apa yang dilakukan oleh pemimpin politiknya.
- Warga secara sadar memperlihatkan proteksi atau tuntutan atas kebijakan politik yang dibentuk pemerintah.
Menilik beberapa jenis kultur politik yang disebutkan di atas, tipe manakah yang relevan untuk menjelaskan kultur politik di Indonesia dikala ini?
Menjawab pertanyaan tersebut tidaklah mudah. Pembaca harus mencermati ciri-cirinya satu persatu alasannya yaitu sering kali satu ciri di satu tipe relevan, namun ciri lain di tipe lain juga relevan. Saya melihat kultur politik di Indonesia bisa meliputi ketiganya sekaligus.
Beberapa alasan bisa dikemukakan di sini. Misalnya, secara umum dikuasai warga negara Indonesia berpartisipasi aktif pada pilpres kemarin. Namun sentiment kedaerahan, kesukuan, keagamaan masih relatif kuat, sehingga menandari bahwa kultur politik parokial belum sepenuhnya hilang. Belum lagi sikap apatis dan menurunnya kepercayaan terhadap pemimpin politik seiring masih tingginya sikap korup pejabat tinggi di sentra dan daerah.
Namun demikian, perlu digarisbawahi bahwa kultur politik Indonesia masih terus didorong ke arah partisipatif. Bagaimanapun, demokrasi yang ideal menuntut partisipasi warga yang tinggi pada kehidupan politik.
Baca juga Sosiologi Politik: Definisi dan Objek Kajiannya
Sumber aciknadzirah.blogspot.com
0 Response to "Budaya Politik: Pengertian Dan Contohnya"
Posting Komentar