Faktor Penghambat Perubahan Sosial
Faktor penghambat perubahan sosial sangat beragam. Sebelumnya saya pernah menulis ihwal faktor pendorong perubahan sosial. Kali ini, saya menulis sebaliknya. Tulisan berikut ini berangkat dari beberapa poin inti ihwal faktor penghambat perubahan yang diajukan oleh sosiolog Indonesia Soerjono Soekanto. Perubahan sosial memang sebuah keniscayaan. Namun, cepat atau lambatnya sangat tergantung pada beberapa faktor. Faktor penghambat perubahan sosial menciptakan perubahan menjadi lambat. Bahkan sanggup pula dikatakan tidak sanggup terjadi atau minimal tertunda.
Faktor penghambat perubahan sosial
Kurangnya interaksi dengan budaya lain
Kurangnya interaksi ini disebabkan oleh kurang nya kekerabatan dengan masyarakat lain. Interaksi dan komunikasi hanya terjadi di internal kelompoknya. Kurangnya kontak dengan pihak luar menjadikan info yang beredar hanya pada lingkup yang sempit. Kurangnya interaksi dengan kebudayaan lain juga mengurangi masuknya perbedaan info mengenai kultur yang berkembang di luar. Akhirnya, cara pandang menjadi sempit lantaran terbatas dinding pergaulan kelompoknya. Sebagai contoh, suku anak dalam yang menentukan tinggal dalam teritori yang terisolasi. Maka, perubahan sosial di sana akan terjadi sangat lambat hingga susukan terhadap kultur masyarakat lain dibuka.
Baca juga: Perubahan Sosial: Contoh dan Faktor Penyebabnya
Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat
Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat sanggup disebabkan oleh kebijakan struktural yang sifatnya eksternal atau motivasi individu yang kurang untuk menambah ilmu. Lambatnya perkembangan ilmu pengetahuan menjadikan kemandegan pola pikir individu sehingga perubahan sanggup terhambat. Sebagai contoh, pembuatan sumur di lingkungan pegunungan yang membutuhkan penggalian yang dalam. Untuk mengankut air, diperlukan energi listrik yang besar jikalau tidak ingin nimba. Masyarakat lain di luar sana, menentukan menyebarkan kincir angin untuk yang dipasang di bukit supaya sanggup mengangkat air sumur yang dalam. Ilmu pengetahuan ihwal kincir angin akan usang ditemukan oleh masyarakat yang lambat dalam perkembangan pengetahuannya.
Konservatisme
Sikap masyarakat yang konservatif menjadi faktor penghambat perubahan sosial. Konservatisme merupakan pandangan berpengaruh untuk memelihara nilai-nilai tradisional yang terancam akan adanya perubahan. Mempertahankan nilai-nilai tradisional lebih dipilih sebagai jalan yang layak diperjuangkan oleh kaum konservatif. Konsekuensinya, perubahan sosial terhambat, bahkan yang paling ekstrim, mereka menolak perubahan sosial. Konservatisme selalu mempertahankan nilai-nilai usang dan meragukan nilai-nilai baru.
Baca juga: Nilai Sosial: Pengertian dan Contohnya
Vested interest
Vested interest menempel dalam konservatisme, yakni kepentingan yang berpengaruh untuk mempertahankan nilai-nilai usang yang sudah usang dianut. Kekuatan tersebut sudah tertanam dalam diri sehingga tidak ada cara lain kecuali mempertahankannya. Tanpa hasrat untuk mempertahankan, nilai-nilai kepentingan yang sudah usang dianut akan goyah. Di masa kontemporer, vested interest selalu menampilkan benturan terhadap kepentingan-kepentingan kekinian. Sebagai contoh, memasang internet di rumah untuk hiburan anak-anak. Kepentingan untuk mencegah bawah umur menerima info yang belum sepatutnya berbenturan dengan kepentingan kekinian yakni selalu terkoneksi dengan internet.
Prasangka terhadap kebaruan
Faktor penghambat perubahan sosial ini juga berkaitan dengan konservatisme. Apabila kenyamanan hanya sanggup dipenuhi oleh nilai-nilai lama, maka kebaruan yang membawa nilai-nilai gres akan diwaspadai. Timbul kecurigaan bahwa sesuatu yang gres akan berdampak jelek bagi kehidupannya. Tidak semua kebaruan selalu disambut baik keberadaannya. Apalagi ketika kemunculannya pertama kali. Banyak pola ihwal sekelompok masyarakat yang menolak didirikannya pabrik di kawasannya. Akibatnya industrialisasi yang mendorong perubahan sosial otomatis akan terhambat. Apabila masyarakat mendapatkan didirikannya industri di wilayahnya, tentu akan terjadi perubahan sosial kemasyarakatan, diluar perubahan itu faktual atau negatif.
Rasa takut terhadap resiko disintegrasi
Rasa takut masyarakat terhadap disintegrasi sosial menghambat perubahan sosial. Dalam masyarakat dengan sistem sosial yang telah mapan, kehidupan serasi dan teratur, setiap tindakan yang mengancam kemapanan sistem sosial akan disambut dengan kehawatiran. Indonesia terbentuk atas integrasi sosial antar bangsa yang setuju hidup dalam satu negara, satu bangsa, satu bahasa. Perang saudara merupakan ancama besar bagi integrasi sosial bangsa Indonesia. Negara kesatuan Republik Indonesia harus dipertahankan supaya tidak bermetamorfosis negara bentuk lainnya. Maka, gerakan-gerakan yang sanggup memicu terjadinya perubahan bentuk negara akan ditumpas habis. Dengan demikian, rasa takut terhadap disintegrasi menjadi salah satu faktor penghambat perubahan sosial.
Baca juga: Contoh Perubahan Sosial di Era Digital
Ideologi
Ideologi sanggup menjadi salah satu faktor penghambat perubahan sosial. Sebagai contoh, ideologi komunisme yang dianut oleh suatu negara menolak adanya privatisasi perusahaan negara. Maka, memindahkan kepemilikan perusaan dari negara ke perorangan akan sulit bahkan tidak mungkin dilakukan di negara komunis. Untuk mengubah kebijakan negara supaya mau membuka susukan perusaaan perorangan berinvestasi, menjadi sulit lantaran alasan-alasan yang sifatnya ideologis.
Sumber aciknadzirah.blogspot.com
0 Response to "Faktor Penghambat Perubahan Sosial"
Posting Komentar