Bagaimana Efek Sekolah Terhadap Evaluasi Snmptn?
Artikel ini merupakan artikel lanjutan dari artikel Berapa Peluang Diterima SNMPTN Pilihan Pertama dan Pilihan Kedua? dalam seri Survei SNMPTN 2015. Kali ini gue akan membahas efek sekolah dalam SNMPTN 2015.
Sebelum gue mulai membahas tentang efek indeks sekolah, pertama gue mau ngasih tau aja kalo Halo Kampus melalui twitter @info_SNMPTN sudah ngadain survei SNMPTN tahun 2013, 2014 dan termasuk 2015 lalu. Tujuannya survei buat apa sih?
- Panitia SNMPTN tidak mempublikasikan indikator evaluasi maupun proses evaluasi SNMPTN. Kaprikornus hasil SNMPTN itu ga bisa diprediksi.
- Indikator Penilaian SNMPTN yang dipublish beberapa Perguruan Tinggi Negeri kurang memperlihatkan gosip yang menyeluruh.
Nah, oleh lantaran itu gue ngadain survei kepada para siswa yang diterima di SNMPTN untuk mengetahui tren ibarat apa sih siswa yang diterima SNMPTN itu. Dari sini kita bisa mengetahui persentase siswa yang diterima di Pilihan I, berapa perbandingan sekolah legalisasi A dengan B, berapa sebaran nilai, dll. pokoknya banyak banget. Nah hal-hal kayak gini lo ga bakal nemu di publikasi resmi panitia, lantaran memang datanya rahasia.
Sedikit dongeng ihwal survei ini: survei ini diisi oleh 1.931 siswa yang diterima SNMPTN 2015 dari bulan Mei sampe dengan bulan Agustus 2015. Jumlah sebenernya pas di form sih ada sekitar 2300an input data, namun dari data tersebut ada yang double, salah isi, ngasal atau palsu sehingga mesti dicut untuk pengolahan lebih lanjut. Disini gue ga bisa mengonfirmasi bahwa ke-1.931 data yang diisi 100% valid, namun gue berusaha semampu gue, berdasarkan pengalaman menjadi admin di @info_SNMPTN, kalo data-data yang diolah ialah wajar. Gue berusaha melihat kaitan-kaitan data yang diisi antar kolom, apakah masuk akal atau tidak. Jika tidak masuk akal maka akan gue cari tau permasalahannya, bisa googling atau gue mention anaknya langsung. Seperti contohnya ada anak yang diterima di UI sebagai Perguruan Tinggi Negeri pilihan kedua. Karena gue anggap ini ga wajar, gue mention twitternya dan menanyakan hal tersebut.
Pada jadinya semua gue kembaliin ke lo sebagai user. Mau menggunakan hasil survei ini atau lo tinggal aja.
Faktor Indeks Sekolah
Seperti yang telah kita ketahui, dalam indikator evaluasi SNMPTN, selain nilai raport atau prestasi siswa, indeks sekolah juga menghipnotis hasil SNMPTN. Indeks sekolah merupakan “nilai” sekolah di suatu PTN. Indeks Sekolah Menengan Atas X di Perguruan Tinggi Negeri A bisa berbeda dengan indeks Sekolah Menengan Atas X di Perguruan Tinggi Negeri B. Sayangnya, kita ga bisa nih mengetahui secara niscaya indeks sekolah kita di suatu PTN. Yang bisa kita lakukan ialah memperkirakan indeks sekolah berdasarkan beberapa poin yang mungkin berpengaruh, antara lain:
- Akreditasi: A, B, C, Tanpa akreditasi
- Jenis kelas: Akselerasi, RSBI, Reguler
- IPK dan prestasi alumni di Perguruan Tinggi Negeri yang dituju di Perguruan Tinggi Negeri yang bersangkutan
- Nilai SBMPTN tahun sebelumnya di Perguruan Tinggi Negeri yang bersangkutan
- Banyak diterima di SNMPTN tahun sebelumnya di Perguruan Tinggi Negeri yang bersangkutan
- Track record sekolah di Perguruan Tinggi Negeri yang bersangkutan
- Prestasi sekolah dalam perlombaan tingkat daerah/nasional/internasional.
Namun seberapa efek sih faktor-faktor evaluasi indeks sekolah diatas dalam memilih kelolosan di SNMPTN? Nah dalam survei ini moga-moga lo bisa mendapat gambarannya
Indikator Penilaian Sekolah di SNMPTN
1. Jenis Sekolah
Gue bertanya kepada 1931 siswa yang mengisi survei mengenai jenis sekolah mereka, apakah Sekolah Menengan Atas atau Sekolah Menengah kejuruan (pada survei ini, gue ga memasukkan pilihan MA). Hasilnya, dari 1931 siswa, yang berasal dari Sekolah Menengan Atas ada 1905 siswa (99%) yang berasal dari Sekolah Menengan Atas dan sisanya 27 siswa (1%) yang berasal dari SMK.
Dominannya Sekolah Menengan Atas dibanding Sekolah Menengah kejuruan ini mungkin salah satunya disebabkan lantaran indikator evaluasi SNMPTN ini ga cuma ngukur nilai raport atau prestasi pribadi, tapi mengukur juga kualitas sekolah dan prestasi alumni sekolah yg mana kedua hal tersebut nilainya memang lebih banyak didominasi SMA.
2. Jurusan Sekolah
Dari 1931 responden yg diterima di SNMPTN 2015, mayoritas mereka berasal dari jurusan IPA dengan persentase 66% atau tepatnya 1269 siswa. Jurusan IPS dengan persentase 32% atau tepatnya 620 siswa. Lalu ddikuti oleh jurusan bahasa dan jurusan lainya dengan persentase masing-masing 1%.
Dominannya jurusan IPA di SNMPTN ini mungkin disebabkan lantaran jurusan IPA bisa mendaftar di hampir semua jurusan di SNMPTN. Sedangkan jurusan IPS, bahasa maupun Sekolah Menengah kejuruan relatif lebih sedikit pilihan jurusan yang bisa diambil.
3. Akreditasi Sekolah
Mayoritas (90%) siswa yang diterima di SNMPTN berdasarkan survei berasal dari sekolah yang terakreditasi A. Sedangkan siswa yang berasal dari sekolah legalisasi sebanyak 2% dan sisanya menjawab tidak tahu. Setidaknya, dari 1931 siswa yang mengisi survei ga ada yang berasal dari sekolah yang terakreditasi C atau tidak terakreditasi.
Nah kini apa nih legalisasi sekolahmu?
Untuk mengecek akreditasi, lo bisa nanya ke BK sekolah atau bisa juga dicek secara online disini >> http://bansm.or.id/sekolah/sudah_akreditasi/
Namun website pengecekan tersebut masih belum well-formated sih, jadi mungkin lo ga nemu sekolah lo disitu.
Nah emangnya kuat banget ya legalisasi sekolah itu?
Sebagai gambaran, lihat aja data rekapitulasi legalisasi sekolah tingkat Sekolah Menengan Atas dan Sekolah Menengah kejuruan secara nasional. Dari data tersebut bisa lo lihat sendiri bahwa persentasi sekolah yang terakreditasi A secara nasional sebanyak 43%, setara dengan sekolah yang terakreditasi B. Namun dari 1931 siswa diatas, 90% berasal dari sekolah legalisasi A. Hal ini menerangkan bahwa legalisasi sekolah menjadi faktor yang diperhatikan dalam evaluasi SNMPTN.
4. Prestasi Sekolah
Setelah gue menggolongkan siswa yang diterima berdasarkan akreditasi, kali ini gue menggolongkannya berdasarkan prestasi sekolah. Karena legalisasi belum memperlihatkan prestasi sekolahnya baik di bidang akademin maupun non akademis. Dalam kata lain, legalisasi A belum tentu termasuk sekolah berprestasi.
Namun lantaran agak sulit mengukur prestasi, maka gue bagi menjadi 3 jenis sekolah, yaitu sekolah yg paling berprestasi, cukup berprestasi dan kurang berprestasi.
Nah hasilnya, ada 40% responden yang menyampaikan bahwa sekolahnya paling berprestasi di kota/kabupatennya. 58% cukup berprestasi dan 2% mengaku sekolahnya kurang berprestasi.
5. Jumlah Alumni
Berapa jumlah alumni sekolah lo di Perguruan Tinggi Negeri yang lo inginkan? Jika ga ada sama sekali, maka lo sebaiknya mempertimbangkannya lagi lantaran berdasarkan hasil survei, cuma 3% dari 1931 responden yang mengaku bahwa ga ada alumni di Perguruan Tinggi Negeri yang ia pilih. Peluangnya konsisten naik dari yang ga ada alumni sama sekali (3%), alumninya kurang dari 5 anak (16%), alumninya 5-20 anak (34%) dan alumninya lebih dari 20 anak (40%).
Jadi sebaiknya sebelum mendaftar, cek dulu di BK sekolah persebaran alumni sekolahmu di aneka macam PTN.
Oke demikian beberapa ulasan singkat hasil survei SNMPTN 2015 khususnya mengenai efek sekolah dalam SNMPTN 2015. Moga-moga lo jadi memiliki citra lebih baik mengenai pemilihan Perguruan Tinggi Negeri nanti. Jika ada yang belum terang atau ada yang ditanyakan ihwal efek sekolah dalam SNMPTN, silakan tulis di comment section ya 🙂
Sumber https://halokampus.com
0 Response to "Bagaimana Efek Sekolah Terhadap Evaluasi Snmptn?"
Posting Komentar