Teknik Pengumpulan Data Kualitatif

Teknik pengumpulan data kualitatif cukup bermacam-macam dan bervariasi. Beberapa teknik umum yang sering dilakukan peneliti sosial antara lain; observasi, wawancara dan studi literatur atau studi pustaka. Teknik yang lebih kontemporer terutama yang sering dilakukan oleh etnografer mencakup hangout dan mingling.


Ketiga teknik umum pengumpulan data kualitatif yang paling sering dilakukan pun terbagi menjadi beberapa macam. Sebagai contoh, observasi sanggup dilakukan secara partisipatoris atau non-partisipatoris. Wawancara sanggup dilakukan secara terstruktur, semi-terstruktur atau tidak terstruktur.


Sosiologis.com mengidentifikasi beberapa teknik pengumpulan data kualitatif yang sanggup dilakukan oleh pembaca. Relevansi teknik yang dipakai tentu saja tergantung pada jenis data yang dibutuhkan. Jenis data tergantung pada rumusan duduk masalah yang dikemukakan. Saya akan mulai jelaskan secara ringkas apa saja teknik pengumpulan data kualitatif yang sanggup diterapkan dalam riset kontemporer.


Baca juga: Teknik Pengumpulan Data Penelitian






Beberapa jenis teknik pengumpulan data kualitatif


♦ Observasi


Observasi ialah pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dengan cara mendengar dan melihat sikap atau fenomena sosial yang menjadi fokus penelitiannya dalam rangka memperoleh data penelitian. Pada umumnya, data observasi dipakai sebagai perhiasan data wawancara. Namun demikian, observasi sering kali membantu peneliti mengidentifikasi duduk masalah penelitian secara lebih tajam terutama saat dilakukan di awal. Observasi sebagai teknik pengumpulan data kualitatif biasanya dibagi menjadi dua: partisipatoris dan non-partisipatoris. Belakangan, perkembangan teknologi digital membuka peluang untuk dilaksanakannya teknik observasi online.


◊ Partisipatoris


Dengan memakai metode observasi partisipatoris, peneliti memposisikan diri sebagai partisipan sebagaimana masyarakat atau komunitas yang diteliti. Teknik ini sering dipakai sebab memudahkan peneliti berinteraksi dan menyerap eksklusif pengalaman kultural yang dialami oleh partisipan.


◊ Non-Partisipatoris


Teknik observasi non-partisipatoris memberi ruang atau jarak antara peneliti dengan kelompok yang diteliti sehingga objektivitas data sangat mungkin diperoleh. Dengan teknik ini, peneliti berperan sebagai orang luar komunitas yang diamati. Peneliti berperan layaknya intel yang menginvestigasi fenomena dari jauh.


◊ Partisipasi online


Perkembangan teknologi digital membuka peluang peneliti untuk melaksanakan teknik observasi yang dinamakan observasi online. Observasi jenis ini dilakukan dengan cara mengamati interaksi digital subjek penelitian secara intensif. Peneliti sanggup berperan secara partisipatoris, contohnya terlibat interaksi online secara eksklusif dengan partisipan atau juga non-partisipatoris dengan cara kepo akun sosmed partisipan. Partisipasi online dilakukan melalui mediator teknologi digital.


Lebih detail baca Metode Observasi: Pengertian dan Contohnya






♦ Wawancara


Wawancara sebagai teknik pengumpulan data kualitatif telan menjadi mainstream namun masih yang terpenting. Kualitas data primer riset kualitatif tak jarang ditentukan oleh hasil wawancara. Wawancara sanggup dilakukan secara terstruktur, semi-struktur atau tidak terstruktur. Ada pula istilah in-depth interview yang berarti wawancara mendalam. In-depth interview umumnya dilakukan dalam bentuk semi-struktur atau tidak terstruktur. Seperti teknik observasi, wawancara juga sanggup dilakukan secara online lewat mediator teknologi digital.


◊ Wawancara terstruktur


Wawancara terstruktur artinya pertanyaan yang diajukan peneliti disampaikan sesuai dengan daftar pertanyaan yang disiapkan sebelumnya. Peneliti sudah menyiapkan pertanyaannya secara matang sebelum wawancara dengan informan. Daftar pertanyaan sudah final, ditanyakan pada partisipan tanpa tambahan atau pengurangan.


◊ Wawancara semi-struktur


Teknik wawancara semi-struktur memberi peluang pada peneliti untuk mengeksplorasi lebih dalam tanggapan narasumber atas setiap pertanyaan yang disampaikan. Peneliti biasnya memakai panduan wawancara untuk memastikan semua topik wawancara ter-cover. Apabila ada tanggapan yang dianggap kurang memuaskan, peneliti melaksanakan probing atau bahasa kasarnya ”mencecar” informan dengan improvisasi pertanyaan yang lebih mendalam.






◊ Wawancara tidak terstruktur


Teknik wawancara ini biasanya dilakukan secara spontan. Peneliti tidak menyiapkan daftar urutan pertanyaan yang akan ditanyakan. Namun demikian, topik yang dibahas dalam wawancara bekerjasama dengan pertanyaan penelitian yang diajukan peneliti. Pertanyaan dalam wawancara tak terstruktur dilakukan secara sporadis. Tidak menutup kemungkinan peneliti juga melaksanakan probing kepada partisipan.


◊ Wawancara online


Teknik ini bekerjsama bukan teknik baru. Peneliti telah melaksanakan wawancara tak eksklusif semenjak ditemukannya telepon. Kini, teknologi digital memungkinkan wawancara dilakukan dengan cara voice call atau bahkan video call. Terdapat perdebatan dikalangan peneliti apakan wawancara online termasuk jenis wawancara atau bukan. Sebab kita tidak sanggup menatap ekspresi, mimik dan gestur informan secara eksklusif dimana hal itu sanggup menjadi data penting dalam penelitian kualitatif.


Pendapat saya, wawancara online sanggup disebut wawancara apabila tingkat kualitas data yang diperoleh tinggi. Tingkat kualitas data sangat tergantung pada jenis data apa yang dibutuhkan. Lagi-lagi ini tergantung pada fokus permasalahan penelitian. Jika penelitian yang dilakukan ialah wacana komunitas online, misalnya, dimana partisipan sudah familiar dengan gadget dan internet, dan pertemuan dengan partisipan secara eksklusif sangat sulit sebab struktur komunitas itu berbentuk jejaring global, maka wawancara online ialah cara yang visible dan terbaik untuk memperoleh data.


Baca juga: Teknik Wawancara Penelitian






♦ Studi Literatur


Studi literatur sebagai teknik pengumpulan data kualitatif dilakukan dengan cara menelusuri dokumen penting yang dianggap berkaitan dengan fokus penelitian. Teknik ini disebut juga studi kepustakaan. Data yang diperoleh dari studi kepustakaan sanggup berupa teks atau gambar. Dokumen yang menjadi sumber data tak melulu teks-teks akademik ibarat buku, laporan riet, policy brief, atau jurnal, tapi sanggup juga, pamflet, spanduk, kartu nama, dan laporan jurnalistik.


♦ Hangout


Hangout sebagai teknik pengumpulan data kualitatif dikenalkan oleh riset sosial etnografi dan fenomenologi. Penelitian sosiologi yang lebih kontemporer mulai mengadopsi teknik ini sebab dianggap mempu menghasilkan data yang tidak sanggup diperoleh dengan teknik lain. Hangout artinya jalan bareng dengan partisipan dengan interaksi yang relatif intens. Teknik hangout memberi peluang peneliti untuk memperoleh data dari partisipan yang lebih mempersepsikan dirinya dalam konteks ”play”, sehingga data yang diperoleh diklaim lebih ”natural”.


Riset dengan teknik hangout banyak dilakukan pada studi kualitatif. Kualitas data akan semakin tinggi pada jenis riset yang hanya memerlukan sedikit narasumber. Studi naratif atau biografis mulai banyak mengadopsi teknik ini. Buku harian atau alat rekam menjadi instrumen pengumpulan data yang sering dipakai dalam teknik hangout.


Teknik pengumpulan data kualitatif cukup bermacam-macam dan bervariasi Teknik Pengumpulan Data Kualitatif


♦ Mingling


Mingling sanggup dideskripsikan sebagai acara bercampur (mix) dengan orang lain di suatu daerah atau ruang untuk menjalin korelasi melalui interaksi. Mingling ialah pertemuan secara fisik di sela-sela waktu yang terbatas dimana individu bercampur dengan individu lain untuk berinteraksi, contohnya dengan mengobrol sambil ngemil. Mingling juga dilakukan untuk tujuan sosial ibarat menjalin korelasi untuk pertemuan dengan kepentingan lain di masa depan.


Contoh teknik mingling yang biasa dilakukan peneliti ialah saat dalam pertemuan diplomatik, konferensi atau seminar, para penerima memanfaatkan waktu istirahat sambil membentuk grup-grup kecil secara impulsif dimana mereka saling ngobrol. Format mingling biasanya melingkar, individu dalam satu grup bangkit sambil bawa gelas. Oleh sebab itulah disebut mingling yang artinya bercampur dengan melingkar. Ketika mingling, peneliti sanggup memperoleh data dari interaksi eksklusif atau observasi, misalnya, siapa mingle dengan siapa, dan sebagainya.



Sumber aciknadzirah.blogspot.com

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "Teknik Pengumpulan Data Kualitatif"

Posting Komentar