Dampak Perubahan Sosial Dan Contohnya

Dampak perubahan sosial yang terjadi di masyarakat secara garis besar bisa dilihat sebagai kemajuan atau kemunduran, progres atau regres. Perubahan sosial tidak selalu positif dan tidak selalu negatif. Penilaian terhadap kondisi masyarakat yang mengalami perubahan sosial juga sangat tergantung pada perspektif dan bagaimana ukuran-ukuran objektif terhadap pengaruh perubahan tersebut dilakukan.


Proses kehidupan dari tradisional menjadi modern tidak bisa begitu saja bisa dianggap sebagai proses yang baik, meskipun kita menyebutnya sebagai progress. Ada misteri yang konstan di kalangan ilmuwan sosial bahwa apakah ”progress” bermakna lebih baik bagi kehidupan sosial atau tidak. Kemajuan, modernisasi, progress tidak sama dengan makna ”kehidupan yang lebih baik”.


Baca juga: Teori Modernisasi







Postingan ini akan berisi wacana pengaruh perubahan sosial yang terjadi di masyarakat. Dampak perubahan sosial yang dibahas bisa dinilai sebagai perubahan yang negatif atau positif, tergantung bagaimana pembaca menilainya. Saya paparkan pengaruh yang umum muncul saja.


Dampak perubahan sosial


Kesenjangan budaya


Kesenjangan budaya atau cultural lag, yaitu pengaruh umum yang terjadi tanggapan perubahan sosial. Perubahan sosial identik dengan perubahan nilai dan norma yang terjadi di masyarakat, baik dalam skala kecil atau pun besar. Pergeseran atau perubahan ini menuntut adanya pembiasaan terhadap nilai dan norma yang baru.


Kesenjangan budaya bisa terjadi terutama dalam kasus yang melibatkan lintas generasi. Cukup sering kita mendengar pendapat orang bau tanah melihat kelakuan anak muda sambil geleng-geleng kepala: ”dasar anak jaman now”.


Sebagai contoh, anak jaman now beli bakso micinnya banyak, penjual bakso barang kali heran, alasannya yaitu biasanya request pembeli justru tanpa micin atau micinnya dikit. Besoknya, dikala ada anak kecil beli baksonya lagi, ia memperlihatkan micinnya banyak atau dikit. Ketika yang ditawarkan orang sampaumur barang kali tawaran menyerupai itu nggak lumrah.


Di dunia perbaksoan terjadi pergeseran nilai wacana micin. Selain micin, gaptek yaitu pola lain dimana generasi bau tanah biasanya mengalaminya. Mbah kita biasanya nggak punya akun Facebook, tapi kita punya. Gaptek dan pertanyaan wacana dosis micin menyebabkan kesenjangan budaya.


Baca juga: Pengertian Budaya dan Unsur-Unsurnya






Ketimpangan sosial


Perubahan sosial di suatu kawasan akan membuat perubahan korelasi sosial dengan kawasan lain di sekitar. Apalagi kalau suatu kawasan mengalami perubahan sosial yang cepat, dan kawasan sebelahnya lambat atau bahkan stagnan.


Sebagai contoh, sebuah pabrik kerikil bara besar didirikan di kampung Ujung Negoro. Penduduk kampung sebelah yang tidak punya skill untuk bekerja di pabrik akan tetap bekerja menyerupai semula selama tidak tergusur untuk pembangunan jalan. Warga luar dan warga setempat dimana pabrik didirikan yang punya skill akan masuk pabrik. Warga kampung Ujung Negoro yang tidak tergusur meraup untung dari perjuangan warung makan dan kos-kosan.


Secara ekonomi, barangkali kampung Ujung Negoro mengalami peningkatan, tetapi kampung sebelahnya yang tidak dapet duit CSR (corporate social (ir)responsibility) tidak. Akibatnya terjadi ketimpangan antara kampung Ujung Negoro dengan kampung sebelahnya.


Integrasi dan disintegrasi sosial


Perubahan sosial bisa membuat integrasi atau disintegrasi sosial. Sumpah cowok yang dirintis semenjak kala kolonial yaitu pola integrasi sosial antar anak bangsa yang senasib. Masuknya imperialisme mengguncang tatanan sosial yang telah mapan sebelumnya. Kekuasaan yang sebelumnya berada di tangan rakyat, beralih ke tangan kolonial.







Rasa senasib dan sependeritaan telah menggugah jiwa-jiwa yang lelah untuk bersatu, terikat dalam satu kesepakatan kemerdekaan. Tapi sebelumnya, mereka harus bersatu. Disintegrasi sosial yaitu kebalikannya. Contoh disintegrasi sosial, misalnya, munculnya gerakan-gerakan separatis di Indonesia. Rezim yang mendiskresitkan kelompok minoritas tertentu akan memantik munculnya gerakan sosial separatis.


Konflik sosial


Salah satu resiko yang paling gampang diduga tanggapan terjadinya perubahan sosial yaitu munculnya konflik sosial. Sangat jarang sekali perubahan sosial yang terjadi memuaskan semua pihak. Akan ada pihak lain yang kecewa atau patah hati. Mereka yang menikmati kemapanan dan kenyamanan biasanya tidak bahagia apabila ada perubahan. Kalau bisa, kemapanan dan kenyamanan itu langgeng hingga mati.


Sebagai contoh, seorang juragan tanah kavling tiba-tiba terjerat kasus aturan alasannya yaitu tanah yang dijadikannya proyek bekerjsama milik sah pemerintah. Kondisinya yang mapan terancam sesudah tahan yang diklaim milik kakek buyutnya itu ternyata milik pemerintah.


Perubahan status kepemilikan tanah menyebabkan keresahan. Juragan itu memanggil seluruh keluarga besarnya untuk menjadi saksi dan melaksanakan protes kepada pemerintah. Timbullah konflik sosial antara pihak keluarga yang mengklaim sebagai pemilik dan pemerintah yang juga mengklaim sebagai pemilik.


Baca juga Konflik Sosial: Contoh dan Faktor Penyebabnya






Anomie


Anomie berdasarkan Emile Durkheim yaitu kondisi sosial tanpa norma. Kondisi ini lumrah terjadi sesudah perubahan besar mengguncang tatanan masyarakat. Misalnya, musibah atau kondisi dikala perang.


Ketika tentara absurd melaksanakan invasi, warga setempat dihadapkan dengan kondisi tak menentu. Sistem perekonomian tak berjalan, sistem pemerintahan kacau-balau. Warga tak tau harus bergerak ke mana, makan apa, tidur di mana. Ketidaktahuan tersebut merupakan wujud anomie alasannya yaitu tidak adanya norma yang mengatur.


Biasanya Senin pagi pergi berguru atau bekerja, alasannya yaitu perang, kesudahannya tak jelas. Ketidakjelasan ini menuntut pihak otoritas memilih norma. Misalnya presiden tetapkan untuk melawan tentara absurd yang datang. Namun, anomie sering kali sulit ditenggulangi secara cepat alasannya yaitu ketiadaan otoritas. Tanpa orang yang memegang otoritas, semua orang bisa berperang melawan semua.


Dampak perubahan sosial yang terjadi di masyarakat secara garis besar bisa dilihat sebagai Dampak Perubahan Sosial dan Contohnya


Dampak perubahan sosial dan contohnya di atas sanggup terjadi dimana saja. Pembaca barang kali sudah mengetahui bahwa masyarakat itu selalu dinamis. Oleh karenanya, perubahan sosial itu sebuah keniscayaan. Hanya saja, perubahan sosial yang kecil sering kali terjadi tanpa disadari sehingga seperti tidak terjadi perubahan apa-apa di masyarakat.


Dampak perubahan sosial memang perlu terus diidentifikasi, dikaji, dan diteliti semoga kita senantiasa bisa mengambil mana yang berdampak ”baik”, mana yang ”buruk”. Pembaca sanggup menyebarkan beberapa pola pengaruh perubahan sosial yang disebutkan di atas atau menjadikannya referensi. Sertai sumber bila mengutip untuk menghindari plagiasi.


Baca juga Perubahan Sosial: Contoh dan Faktor Penyebabnya



Sumber aciknadzirah.blogspot.com

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "Dampak Perubahan Sosial Dan Contohnya"

Posting Komentar