Rumus Dan Cara Menghitung Ebitda
Pada ketika anda sedang menganalisis laporan keuangan perusahaan, anda ingin membeli saham untuk investasi, anda niscaya sering mendengar istilah EBITDA. Tahukah anda, apa itu EBITDA? Dan apa kegunaan menghitung atau mengetahui info EBITDA ini? Mari kita bahas.
Di dalam analisis keuangan, EBITDA yaitu kependekan dari earning before interest, tax, anda depreciation. Atau dalam Bahasa Indonesianya adalah: Laba sebelum beban bunga, pajak dan depresiasi & amortisasi. Kaprikornus untuk hitungan simpel mengetahui EBITDA rumusnya yaitu sebagai berikut:
EBITDA = LABA BERSIH SETELAH PAJAK + BUNGA + PAJAK + DEPRESIASI
EBITDA = EBIT + DEPRESISASI
EBIT = Earning before interest & tax (laba sebelum pajak dan bunga).
Sebelum kita masuk ke pola cara menghitung EBITDA di laporan keuangan perusahaan, kita akan membahas terlebih dahulu kegunaan EBITDA dalam analisis laporan keuangan. Perhitungan EBITDA berkhasiat untuk mengetahui kemampuan profitabilitas perusahaan yang sesungguhnya.
Kenapa dikatakan 'kemampuan profitabilitas sesungguhnya'? alasannya yaitu pada perhitungan ini, kita mengeluarkan unsur beban bunga, pajak dan depresiasi.
Besar kecilnya beban bunga (interest) setiap perusahaan berbeda-beda, tergantung dari struktur modal yang dipilih. Dan setiap perusahaan niscaya mempunyai struktur modal yang berbeda satu dengan yang lain. Metode pembayaran bunga yang berbeda-beda ini sanggup kuat pada tingkat keakuratan dalam menghitung kemampuan profitabilitas perusahaan. Oleh alasannya yaitu itu, beban bunga dikeluarkan dari perhitungan.
Pajak dikeluarkan dari perhitungan EBITDA alasannya yaitu struktur pajak juga bisa berbeda-beda antar negara. Sehingga, EBITDA ini juga berkhasiat untuk menghitung analisis komparasi perusahaan lintas negara, alasannya yaitu setiap negara mempunyai kebijakan pembayaran pajak yang berbeda.
Depresiasi juga dikeluarkan dari perhitungan alasannya yaitu depresiasi bukan dihasilkan dari investasi atau operasi yang dilakukan ketika ini. Tapi depresiasi menurut dari investasi historis (masa lalu) perusahaan. Metode depresiasi akuntansi tiap perusahaan juga bisa berbeda satu dengan lainnya.
Jadi perhitungan EBITDA benar2 mencerminkan kemampuan keuntungan / profitabilitas perusahaan yang sesungguhnya.
Itulah kegunaan dan kelebihan-kelebihan melaksanakan analisa EBITDA dalam analisa laporan keuangan. Tetapi analisa EBITDA ini juga mempunyai kelemahan.
Kelemahan analisa EBITDA yaitu metode perhitungan EBITDA tidak masuk dalam prinsip akuntansi standar. Sehingga perhitungan EBITDA satu perusahaan dengan perusahaan lain bisa bervariasi.
Dengan fleksibilitas yang tinggi, perusahaan bisa saja sengaja menonjolkan EBITDA untuk mengalihkan sektor2 keuangan perusahaan lainnya yang bermasalah. Hal ini bisa menjadi berbahaya.
Apabila perusahaan terus menonjolkan EBITDA dan tidak menyoroti keuntungan bersih, hal ini bisa mengatakan bahwa perusahaan sedang mengalami persoalan utang yang besar atau struktur modal yang kacau (biaya bunga tinggi) atau kenaikan biaya produksi yang sangat besar.
CARA MENGHITUNG EBITDA DI LAPORAN KEUANGAN
Untuk mencari nilai EBITDA di laporan keuangan, pertama-tama anda perlu masuk ke Laporan Laba Rugi. Disini saya akan kasih pola laporan keuangan PT Indofood Tbk. Perhatikan laporan keuangan INDF dibawah ini:
Sedangkan jika anda mencari biaya penyusutan (depresiasi) dan amortisasi, anda bisa mencarinya melalui catatan atas laporan keuangan (CALK). Anda cari di CALK untuk Beban Penjualan dan Beban Umum & Administrasi (Kedua beban ini bisa anda lihat di laporan keuntungan rugi tadi).
Rincian Beban Penjualan dan Beban Umum & Administrasi ada di CALK nomor 30. Disitu anda akan menemukan info penyusutan (perhatikan bulat hijau).
Pada laporan keuangan, ada dua penyusutan. Anda tinggal menambahkan saja untuk mendapat hasil depresiasi untuk perhitungan EBITDA. Jadi depresiasinya yaitu sebesar: 355.136 + 359.780 = Rp714.916.
Kalau dalam analisis laporan keuangan, anda menemukan juga info di CALK amortisasi aset tidak berwujud di beban lain-lain, anda juga harus menambahkannya. Jadi EBITDA INDF bisa dihitung sebagai berikut:
EBITA = Laba higienis + pajak + interest + depresiasi = 5.145.063 + 2.513.491 + 1.486.027 + 714.916 = Rp9.859.497.
Itulah rumus dan cara menghitung EBITDA. Caranya simpel dan mudah, bukan?
Analisis EBITDA:
Analisis EBITDA dipakai untuk menggambarkan profitabilitas perusahaan. EBITDA yang semakin besar dari tahun ke tahun, mengatakan bahwa perusahaan bisa menghasilkan profitabilitas atau kemampuan keuntungan yang semakin baik.
Nah, jika anda mau menganalisis EBITDA, anda harus membandingkan EBITDA dengan perusahaan di sektor sejenis, bukan hanya menganalisis EBITDA satu perusahaan menurut trennya.
Karena tujuan analisis EBITDA yaitu untuk dibandingkan dengan perusahaan2 di sektor sejenis, untuk membandingkan kemampuan profitabilitas tiap perusahaan. Mengenai analisis EBITDA lebih lanjut, kita akan bahas nanti di pos-pos selanjutnya.. Stay tune.
Sumber http://bahasekonomi.blogspot.com
EBITDA = LABA BERSIH SETELAH PAJAK + BUNGA + PAJAK + DEPRESIASI
atau singkatnya
EBITDA = EBIT + DEPRESISASI
EBIT = Earning before interest & tax (laba sebelum pajak dan bunga).
Sebelum kita masuk ke pola cara menghitung EBITDA di laporan keuangan perusahaan, kita akan membahas terlebih dahulu kegunaan EBITDA dalam analisis laporan keuangan. Perhitungan EBITDA berkhasiat untuk mengetahui kemampuan profitabilitas perusahaan yang sesungguhnya.
Kenapa dikatakan 'kemampuan profitabilitas sesungguhnya'? alasannya yaitu pada perhitungan ini, kita mengeluarkan unsur beban bunga, pajak dan depresiasi.
Besar kecilnya beban bunga (interest) setiap perusahaan berbeda-beda, tergantung dari struktur modal yang dipilih. Dan setiap perusahaan niscaya mempunyai struktur modal yang berbeda satu dengan yang lain. Metode pembayaran bunga yang berbeda-beda ini sanggup kuat pada tingkat keakuratan dalam menghitung kemampuan profitabilitas perusahaan. Oleh alasannya yaitu itu, beban bunga dikeluarkan dari perhitungan.
Pajak dikeluarkan dari perhitungan EBITDA alasannya yaitu struktur pajak juga bisa berbeda-beda antar negara. Sehingga, EBITDA ini juga berkhasiat untuk menghitung analisis komparasi perusahaan lintas negara, alasannya yaitu setiap negara mempunyai kebijakan pembayaran pajak yang berbeda.
Depresiasi juga dikeluarkan dari perhitungan alasannya yaitu depresiasi bukan dihasilkan dari investasi atau operasi yang dilakukan ketika ini. Tapi depresiasi menurut dari investasi historis (masa lalu) perusahaan. Metode depresiasi akuntansi tiap perusahaan juga bisa berbeda satu dengan lainnya.
Jadi perhitungan EBITDA benar2 mencerminkan kemampuan keuntungan / profitabilitas perusahaan yang sesungguhnya.
Itulah kegunaan dan kelebihan-kelebihan melaksanakan analisa EBITDA dalam analisa laporan keuangan. Tetapi analisa EBITDA ini juga mempunyai kelemahan.
Kelemahan analisa EBITDA yaitu metode perhitungan EBITDA tidak masuk dalam prinsip akuntansi standar. Sehingga perhitungan EBITDA satu perusahaan dengan perusahaan lain bisa bervariasi.
Dengan fleksibilitas yang tinggi, perusahaan bisa saja sengaja menonjolkan EBITDA untuk mengalihkan sektor2 keuangan perusahaan lainnya yang bermasalah. Hal ini bisa menjadi berbahaya.
Apabila perusahaan terus menonjolkan EBITDA dan tidak menyoroti keuntungan bersih, hal ini bisa mengatakan bahwa perusahaan sedang mengalami persoalan utang yang besar atau struktur modal yang kacau (biaya bunga tinggi) atau kenaikan biaya produksi yang sangat besar.
CARA MENGHITUNG EBITDA DI LAPORAN KEUANGAN
Untuk mencari nilai EBITDA di laporan keuangan, pertama-tama anda perlu masuk ke Laporan Laba Rugi. Disini saya akan kasih pola laporan keuangan PT Indofood Tbk. Perhatikan laporan keuangan INDF dibawah ini:
Untuk mencari nilai keuntungan higienis sesudah pajak (laba tahun berjalan), pajak (beban pajak penghasilan), dan interest (beban keuangan / bunga), anda bisa cari di laporan keuntungan rugi. Tampilannya ibarat diatas. Perhatikan yang saya beri tanda bulat hijau. Itu yaitu angka2 yang diharapkan untuk perhitungan EBITDA di laporan keuangan.
Sedangkan jika anda mencari biaya penyusutan (depresiasi) dan amortisasi, anda bisa mencarinya melalui catatan atas laporan keuangan (CALK). Anda cari di CALK untuk Beban Penjualan dan Beban Umum & Administrasi (Kedua beban ini bisa anda lihat di laporan keuntungan rugi tadi).
Rincian Beban Penjualan dan Beban Umum & Administrasi ada di CALK nomor 30. Disitu anda akan menemukan info penyusutan (perhatikan bulat hijau).
Pada laporan keuangan, ada dua penyusutan. Anda tinggal menambahkan saja untuk mendapat hasil depresiasi untuk perhitungan EBITDA. Jadi depresiasinya yaitu sebesar: 355.136 + 359.780 = Rp714.916.
Kalau dalam analisis laporan keuangan, anda menemukan juga info di CALK amortisasi aset tidak berwujud di beban lain-lain, anda juga harus menambahkannya. Jadi EBITDA INDF bisa dihitung sebagai berikut:
EBITA = Laba higienis + pajak + interest + depresiasi = 5.145.063 + 2.513.491 + 1.486.027 + 714.916 = Rp9.859.497.
Itulah rumus dan cara menghitung EBITDA. Caranya simpel dan mudah, bukan?
Analisis EBITDA:
Analisis EBITDA dipakai untuk menggambarkan profitabilitas perusahaan. EBITDA yang semakin besar dari tahun ke tahun, mengatakan bahwa perusahaan bisa menghasilkan profitabilitas atau kemampuan keuntungan yang semakin baik.
Nah, jika anda mau menganalisis EBITDA, anda harus membandingkan EBITDA dengan perusahaan di sektor sejenis, bukan hanya menganalisis EBITDA satu perusahaan menurut trennya.
Karena tujuan analisis EBITDA yaitu untuk dibandingkan dengan perusahaan2 di sektor sejenis, untuk membandingkan kemampuan profitabilitas tiap perusahaan. Mengenai analisis EBITDA lebih lanjut, kita akan bahas nanti di pos-pos selanjutnya.. Stay tune.
0 Response to "Rumus Dan Cara Menghitung Ebitda"
Posting Komentar