Contoh Pidato Resepsi Ijab Kabul ( Walimatul Arysy)

Hari ini saya akan melanjutkan membuat artikel yang bertema pernikahan, kali ini saya membuat contoh pidato resepsi pernikahan atau biasa juga dikenal dengan program Walimatul Arysy. Ya, melanjutkan aritkel sebelumnya yang berjudul contoh pidato kesepakatan nikah. Ini dia:

Assalamu’alaikum Wr. Wb

(pilih muqoddimah pidato yang anda sukai)

Bapak-bapak serta para ajakan sekalian yang berbahagia pada kesempatan ini tiada sepatah kata apapun yang patut kita ucapkan pada pertemuan dalam program resepsi pernikahan (walimatul Arysy) ini kecuali ucapan tahmid dan Tasyakkur kehadirat Allah SWT. Karena dialah yang berhak untuk mendapatkan kebanggaan dari semua makluk-Nya, lantaran Dia pulalah yang merupakan sumber karunia, keselamatan dan kebahagiaan.
Selanjutnya marilah kita membaca sholawat, ALLOOHUMMA SHOLLI ‘ALAA MUHAMMAD, yang ditunjukan kepada jungjungan Nabi Muhammad saw. Keluarganya, para sahabatnya dan semua orang yang mengikuti ajaran-ajarannya.

Hadirin serta para ajakan sekalian yang berbahagia!
Agama islam sebagai agama fitrah, yang mengatur kehidupan insan di dunia ini, sesuai dengan fitrah insiden insan itu sendiri.

“WAHUWAL LADZII KHOLAQO MINAL MAA-I BASYARON FAJA’ALAHU NASABAN WASHIHRON, WAKAANA ROBBUKA QODHIIRON”.

Artinya:
“dan Allah yang membuat insan dari air, kemudian ia jadikan insan itu memiliki keturunan dan musaharah tuhanmu itu maha kuasa “. (Al-Qur’an Surat Al-Furqan ayat 50).

Kalau berdasarkan ayat di atas bahwa insiden insan itu berasal dari Air, maksudnya air mani yang keluar tanggapan pertemuan dua sel sperma dan ovum, kemudian memperbanyak diri menjadi sebuah mahluk yang berjulukan insan yang sempurna, maka berdasarkan fitrah itu pula islam mengatur kehidupan insan di dunia ini dimulai dari unit yang paling kecilyang berjulukan “Rumah Tangga”.

Hadirin sekalian yang berbahagia!
Rumah tangga dalam pengertian islam adalah”maskan”. Tempat terwujudnya suasana tentram dan disempurnakan pula dengan adanya mawaddah =cinta dan Rahmah= kesayangan, sebagai mana yang difirmankan oleh Allah SWT.

“WAMIN AAYAATIHI AN KHOLAQO LAKUMMIN ANFUSI-KUM AZWAAZAN LITASKUNUU ILAIHAA WAJA’ALA BAL-NAKUM MAWADDATAN WAROHMATAN INNA FII DZAA-LIKA LA-AAYAATIN LIQOUMIN YATAFAKKARUUNA”.

Artinya:
“Dan di antara gejala kekuasaan-Nya ialah membuat untuk kau istri-istri dari jenis kau sendiri supaya kau cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikannya rasa cinta dan sayang diantara kamu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat bagi kaum yang berfikir”.

Setiap rumah tangga senang harus diliputi oleh suasana tentram, mawaddah dan rahmah, lantaran suasana yang demikian itulah yang sangat diharapkan oleh setiap bayi yang lahir, supaya buah dari setiap perkawinan.
Seetiap anak yang dibesarkan dalam rumah tangga yang tentram dan diliputi rasa kasih dan cinta, niscaya akan menjadi orang berakal balig cukup akal yang akan menerapkan ketiga rasa itu pada kehidupannya dikelak kemudian hari. Sebaliknya kalau terjadi kegelisahan dan kebencian serta kekejaman dalam rumah tangga, maka bayi-bayi yang dilahirkan ditengah-tengahnya akan menjadi orang-orang yang membalas dendam kepada masyarakat dimana ia hidup.

Berapa banyak kekacauan, kenakalan remaja yang terjadi dimuka bumi ini sebagai tanggapan perbuatan orang-orang yang dilahirkan dan dibesarkan di tengah-tengah rumah tangga yang kacau balau? Tidak disetir oleh Agama?

Untuk itulah islam sangat menjaga dan mengatur ketentraman rumah tangga dengan perbaikan pada unit yang paling kecil ini yakni kehidupan rumah tangga, demi terwujudnya ketentraman dan kebahagiaan insan di dunia dan di akherat.

Dan perempuan sebagai makhluk yang mulia/istimewa untuk kiprah itu, diberi talenta oleh Allah SWT. Untuk bisa mewujudkan suasana itu dengan pemberian suami yang bertaqwa.
Dan lantaran perjuangan seorang perempuan dalam mewujudkan suasana tentram dan penuh gambaran serta rasa kasih sayang, dalam sebuah rumah tangga itu sudah cukup berat dan memerlukan waktu, maka islam mewajibkan seorang suami untuk member nafkah, dan menjadi seorang kepala atau peminpin rumah tangga sebagaimana tersebut dalam firman Allah.

“AR RIJAALU QOWWAAMUUNA ‘ALAN NISAA-I BIMAA FADL-DLOLALLOOHU BA’DLQHUM ‘ALAA BA’DLIN WABIMAA ANFAQUU MIN AMWAALIHIM”.

Artinya:
“kaum laki-laki ialah pemimpin-pemimpin bagi seorang wanita, oleh lantaran Allah telah melebihkan sebagian mereka (pria) atas sebagian yang lain (wanita), dan lantaran mereka(pria) telah menafkahkan harta mereka”.

Dari ayat ini terperinci bahwa kaum laki-laki itu ialah merupakan tulang punggung atau peminpin bagi kaum wanita/istri-istrinya, lantaran beberapa lantaran diantaranya dilihat dari segi biologisnya memang kaum laki-laki lebih besar lengan berkuasa dari kaum wanita, juga pandangannya/wawasannya daya fikir lebih luas. Dengan kelebihan itu pula kaum laki-laki yang bertanggung jawab untuk mencari nafkah bagi kehidupan istri dan anak-anaknya.

Dari sinilah sanggup kita mengerti bahwa dalam rumah tangga yang senang itu perlu adanya pembagian antara seorang istri yang selalu memusatkan usahanya dalam rumah tangga, dan seorang suami yang sebagian waktunya berada diluar rumah tangga untuk mencari nafkah. Dan dengan berdasarkan perbedaan sifat dan pemimpin rumah tangga. Sebab rumah tangga tanpa pemimpin di dalamnya niscaya terjadi kekacauan dan berantakan, tanpa tujuan berjalannya.

Hadirin sekalian yang berbahagia!
Rumah tangga yang senang itu juga perlu adanya kerja sama/musyawarah antara suami dan istri dalam menghadapi suatu persoalan. Permusyawaratan antara seorang suami dengan istri dalam setiap rumah tangga itu tidaklah berarti setiap yang harus disepakati itu sudah benar. Sebab persepakatan menghalalkan yang diharamkan Allah itu hukumnya terlarang dalam agama islam.

Oleh lantaran itulah hendaknya setiap suami dan istri wajib menyebabkan taqwa sebagai sendi utama dalam kehidupan rumah tangga. Taqwa dalam arti menjalankan apa yang diperintahkan Allah SWT. Terpeliharanya sendi taqwa ini dalam rumah tangga, diserahkan penerapannya kepada peminpin rumah tangga yaitu suami. Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Allah SWT. Dalam Al-Qur’an Surat At-Tahrim ayat 6:

“YAA AYYUHALLLADZIINA AAMANUU QUU ANFUSAKUM WA AHLIIKUM NAARON WAQUUDUHAN NAASU WAL HIJAAROTU”.

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang materi bakarnya ialah insan dan batu”.

Hadirin sekalian yang berbahagia!
Setiap rumah tangga, dan siapapun orangnya niscaya akan menghadapi suatu cobaan atau kesulitan, baik kesulitan yang bersifat materi atau non materi. Maka untuk menghadapi suatu kesulitan itu, maka alat yang paling ampuh dan effisien ialah sholat, lantaran sholat ialah merupakan alat untuk mohon segala sesuatu dari Allah SWT. Maka dalam mengendalikan rumah tangga yang senang ini perlu sekali sholat itu dilakukan dalam rangka mohon taufiq dan hidayat kepada Allah. Disinilah setiap suami sebagai peminpin wajib menjadi tegaknya sholat dalam rumah tangga oleh seluruh anggota rumah tangga. Sebagaimana yang difirmankan oleh Allah dalam Al-Qur’an surat Thiha ayat 132,yang Artinya:

“dan perintahkan kepada keluargamu untuk mendirikan sholat serta bersabarlah kau dalam mengerjakannya. Kami(Allah) tidak minta Rezki kepadamu. Dan tanggapan yang baik itu ialah bagi orang yang bertaqwa”.

Hadirin dan para ajakan sekalian yang berbahagia!
Demikianlah sepatah, dua patah kata yang sanggup kami sampaikan dalam kesempatan ini dalam rangka resepsi pernikahan, agar bermanfaat bagi kita semua, utamanya bagi mempelai berdua yang gres saja menjalani kehidupan rumah tangga, yang mana tadi pagi telah dilaksanakan kesepakatan nikahnya.

Terima kasih atas segala perhatiannya, mohon maaf atas segala kekurangan dan kehilafannya.
Dan marilah kita berdo’a kepada Allah agar hamba Allah yang gres saja menjalani pernikahan ini diberi taufiq dan hidayat oleh Allah SWT.

YAA ALLOOH, agar perjodohan antara kedua hamba-Mu ini engkau karuniai dengan taufiq dan hidayat.
YAA ALLOOH, agar kedua orang suami istri ini engkau beri bingbingan dan fasilitas dalam membina rumah tangga yang senang sesuai dengan apa yang engkau Ridhoi.
YAA ALLOOH, agar perkawinan ini Engkau beri barokah dan keturunan yang baik, keturunan yang taat dan patuh kepada Allah dan kepada kedua orang tua.
YAA ALLOOH, agar putra-putri mereka berdua ini menjadi orang-orang yang pantas dibanggakan oleh nabi Muhammad kelak di kemudian hari.

AMIN-AMIN YA ROBBAL ‘ALAMIN. IHDINASH SHIROOTHOL MUSTAQIIM, WABILLAAHIT TAUFIQ WAL HIDAYAT WASSALAMU’ALAIKUM WAROHMATULLOHI WABAROKAATUHU.

Demikianlah Contoh Pidato Resepsi Pernikahan
Sumber http://pidatu.blogspot.com

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "Contoh Pidato Resepsi Ijab Kabul ( Walimatul Arysy)"

Posting Komentar