Satwa Impian Budidaya Semut Rangrang (Oecophylla)


BUDIDAYA SEMUT RANGRANG
(OECOPHYLLA)
Mengenal Semut rangrang penghasil kroto. Semut ini mempunyai banyak sebutan diantaranya semut rangrang, semut merah, kranggan, semut kroto dan sebagainya, akan tetapi yang lebih umum dikenal yakni krotonya daripada nama semutnya.
Semut Rangrang bukan sembarang semut. Mereka unik dan berbeda dari jenis semut lainnya. Manusia telah memakai jasa mereka dalam perkebunan berabad-abad yang lalu. Tercatat, sekitar tahun 300 Masehi di Canton (China), semut ini dipakai untuk mengusir hama pada flora jeruk.
Orang mengambil sarang-sarang semut ini dari hutan, memperjualbelikannya, kemudian meletakkannya di pohon-pohon jeruk jenis unggul. Teknik yang sama tetap dilakukan hingga era ke-12, dan masih diterapkan di selatan China hingga ketika ini. Di perkebunan kopi di Lampung, kita sanggup menemukan koloni semut ini bersarang di daun-daun kopi. Ternyata, pada flora kopi yang ditempati sarang ini lebih baik keadaannya daripada flora yang tidak ditempati semut Rangrang. Produksi kopi pun jadi lebih meningkat.
Para pakar serangga di Ghana telah memakai jenis semut Rangrang Afrika (Oecophylla longinoda) untuk mengendalikan hama flora cokelat. Kehadiran semut ini ternyata bisa mengurangi dua macam penyakit serius yang disebabkan oleh virus dan jamur, yaitu dengan jalan menyerang dan membunuh kutu daun yang menjadi penyebar penyakit ini. Kutu daun sangat merugikan, lantaran menghisap cairan flora sekaligus memakan jaringannya. Cara pengendalian hama mirip ini kita kenal sebagai “biological control” dan ini merupakan pola tertua dalam sejarah pertanian.

20.2. Mendulang emas Semut Rangrang (Oecophylla smaragdina)
Selama ini pasokan kroto ke pasar burung atau toko yang menjual pakan burung hanya menggantungkan dari pengumpul kroto hasil tangkapan alam. Kita tahu alam tidak setiap ketika menyediakan kroto apalagi ketika animo penghujan. Hal lain yang mendorong aktivitas budidaya yakni perjuangan ini tidak banyak membutuhkan modal dan juga tingkat teknologi yang tinggi. Semua orang bisa mengusahakan aktivitas budidaya ini baik untuk tujuan komersial atau hanya untuk mencukupi kebutuhan kita sendiri apabila memelihara burung ocehan atau berkicau. Kami yakin, kalau aktivitas ini dikelola dengan administrasi yang baik tidak tidak mungkin akan menjadi peluang perjuangan yang cukup menjanjikan.
Kehidupan semut rangrang memang identik dengan kehidupan masyarakat perdesaan. Bagi sebagian orang, kroto dari semut rangrang merupakan sumber penghasilan gres dan dianggap sebagai salah satu cara bagi masyarakat miskin untuk memperoleh penghasilan tambahan. Sebuah penghasilan yang bisa diperoleh secara cuma-cuma dan tanpa mengganggu waktu dan aktivitas bertani mereka. Dengan cara yang mudah dan gampang saja mereka bisa mendapat kroto semut rangrang tersebut.
Kroto yakni telur yang dihasilkan oleh semut rangrang. Kroto merupakan salah satu sumber protein hewani terbaik dan manis untuk pakan burung terutama burung ocean atau berkicau. Dengan semakin banyaknya pencinta burung ocean maka semakin besar pula pemintaan produk kroto ini.
Kata emas pada judul di atas mungkin sepadan dengan bentuk warna badan dari binatang ini. Semut rangrang memang tergolong semut api (fire ants) dengan genus Oecophylla, Famili Formicidae dan ordo Hymenoptera. Tapi jangan salah, semut ini ternyata mempunyai kelebihan tersendiri. Selain sebagai penghasil kroto, bagi para petani semut rangrang cukup mempunyai kegunaan sebagai pembasmi dan pengendali hama tanaman. Semut rangrang sanggup membunuh hama flora yang menyebabkan flora para petani itu tidak tumbuh dengan baik.
14.3. Karakteristik Semut Rangrang
A. Ratu dilindungi
Mengenal kehidupan serangga semut rangrang yang berjasa ini memang cukup mengesankan. Serangga sosial ini menciptakan sarang di kanopi hutan-hutan tropis hingga kebun-kebun kopi maupun cokelat. Mereka membentuk koloni yang anggotanya bisa mencapai 500.000 ekor, terdiri atas ratu yang sangat besar, anak-anak, dan para pekerja merangkap prajurit. Semuanya betina, kecuali beberapa semut jantan yang berperan kecil dalam kehidupan koloni. Semut-semut jantan itu segera pergi bila telah cukup umur untuk melangsungkan wedding fight yaitu terbang untuk mengawini sang ratu, kemudian mereka tidak kembali lagi ke sarangnya.
Di antara anggota koloni, yang paling ulet yakni kelompok pekerja. Mereka rajin mencari makan, membangun sarang, dan gigih melindungi wilayah mereka siang dan malam hari. Sekitar setiap satu menit, salah satu pekerja memuntahkan kuliner cair ke dalam lisan ratu. Mereka menyuapi ratu dengan kuliner yang telah dilunakkan sehingga memungkinkan sang ratu menghasilkan ratusan telur per hari. Jika ratu telah bertelur, para pekerja akan memindahkan telur-telur itu ke tempat yang terlindung, membersihkannya, dan memberi makan larva-larva halus bila telah menetas.
Semut Rangrang dikenal pula sebagai senyum penganyam, lantaran cara mereka menciptakan sarang mirip orang menciptakan anyaman. Sarang mereka terbuat dari beberapa helai daun yang dilekukkan dan dikaitkan bersama-sama membentuk ruang-ruang yang rumit dan ibarat kemah. Dedaunan itu mereka tarik ke suatu arah, kemudian dihubungkan dengan benang-benang halus yang diambil dari larva mereka sendiri. Para pekerja bergerak bolak-balik dari satu daun ke daun lainnya membentuk anyaman.
Makhluk gila yang mencoba menyusup ke daerah sarang, akan mereka halau dengan sengatan asam format yang keluar dari kelenjar racun mereka. Kalau semut jenis lain sengaja membiarkan bahkan memelihara kutu daun hidup dalam wilayah kekuasaan mereka, maka semut Rangrang justru sebaliknya. Mereka berusaha mati-matian menyingkirkan serangga lain yang hidup pada pohon tempat sarang mereka berada. Oleh lantaran itu, bila kita membedah sarang mereka seringkali kita menemukan bangkai kumbang atau serangga lain yang lebih besar dari semut ini.
Itulah keistimewaan yang dimiliki semut Rangrang sehingga menciptakan mereka memegang arti penting dalam pengendalian hama secara alami. Cukup sederhana, namun tidak berisiko terhadap lingkungan mirip halnya bila kita memakai insektisida kimia.
B.Pesan Kimiawi
Semut ternyata mempunyai semacam kelenjar yang menghasilkan cairan khusus yang dipakai untuk menandai wilayah mereka. Kelenjar itu disebut kelenjar dubur. Cairan khusus yang dihasilkannya (disebut pheromone) mereka sapukan ke tanah dan hanya para anggota sarang saja yang sanggup mengenali baunya. Makara semut penganyam ini memakai pesan kimiawi untuk menuntut rekan satu sarang menuju daerah gres mereka.
Tentu saja jejak busuk itu tidak hanya mereka tinggalkan ketika mencari daerah gres dan ketika mempertahankannya, tetapi juga dipakai ketika mereka mencari makan. Jika seekor semut menemukan seonggok makanan, ia akan mengerahkan teman-temannya untuk mengangkuti kuliner itu ke sarang. Kelenjar duburnya akan meninggalkan jejak busuk di sepanjang jalan antara sarang dan lokasi temuan itu. Ketika berpapasan dengan temannya, semut ini memberi rangsangan dengan memukulkan antenanya seraya memuntahkan sedikit kuliner yang ditemukan tadi ke lisan rekannya itu.

C.Lokasi atau habitat
Karkateristik jenis semut rangrang yakni semut yang menyukai udara yang higienis dan sangat anti dengan udara berpolusi. Makanya keberadaan semut rangrang jarang dijumpai di daerah perkotaan lantaran kita ketahui bersama bagaimana keadaan udara di daerah perkotaan.
Habitat yang cocok untuk membudidayakan semut ini antara lain daerah perdesaan yang banyak mempunyai pepohonan tahunan mirip perkebunan atau perhutani. Semut-semut ini bisa menyerbu hampir semua jenis pohon, tetapi lebih menyukai pohon buah-buahan dan mempunyai ukuran daun yang agak lebar mirip nangka, mahoni atau mangga. Pohon lain yang banyak disukai yakni randu, mente (jambu monyet), jambu air, duwet atau juwet, dan lainnya.
Alam Indonesia gotong royong masih sangat potensial untuk dimanfaatkan budidaya semut rangrang. Daerah perdesaan dengan beranekaragam tanamannya, areal perkebunanan, daerah perhutani yakni lokasi yang sangat potensial untuk budidaya semut rangrang. Tidak perlu membeli perkebunan, cukup dengan menyewa lahan tersebut. Tapi memang ada satu kelemahan yaitu lambat laun orang yang menyewakan lahan tersebut lantaran mengetahui peluang bisnis budidaya semut rangrang ini atau bahkan akan mengambil alih aktivitas ini. Jika demikian yang ditakutkan maka mempunyai pohon sendiri yakni lebih baik untuk perjuangan jangka panjang.
20.4.Manfaat Membudidayakan Semut Rangrang
Banyak manfaat yang akan kita peroleh apabila kita memelihara semut rangrang, diantaranya :
1.      Sebagai pengendali hama flora tertentu, sehingga anda tidak perlu membeli insektisida untuk membasmi kutu daun. Ada ciri khusus dari sebuah pohon tanaman, bahwa apabila di pohon flora terdapat semut rangrang maka diyakini pohon tersebut tidak terdapat ulat/uler.
2.      Digunakan sebagian para pemancing dan nelayan sebagai umpan ikan
3.      Sebagai kuliner komplemen untuk meningkatkan ketrampilan burung berkicau
4.      Membantu penyerbukan jenis flora tertentu
5.      Dapat membantu menjaga kebun.
6.      Dapat dipakai sebagai Biokoktrol dan Bioindikator.
Penggunaan semut Rangrang sebagai biokontrol ternyata sudah dilakukan pula oleh sebagian penduduk Indonesia, meskipun tidak besar-besaran. Misalnya bila pohon jambu atau pohon mangga di pekarangan terjangkit hama, mereka akan memindahkan semut-semut Rangrang ke pohon tersebut. Sebenarnya bukan itu saja manfaat yang diberikan semut Rangrang kepada manusia. Dengan sifatnya yang sangat peka terhadap perubahan udara, insan sanggup memakai semut ini sebagai indikator keadaan udara di suatu lingkungan.

20.5.Pemasaran 
Pemasaran kroto tidaklah sesulit yang kita bayangkan. Daerah dimana banyak masyarakat yang memelihara burung ocehan atau berkicau, maka daerah tersebut sangat potensial untuk pemasaran kroto.
Oleh lantaran hingga ketika ini jumlah seruan produk kroto ini masih tinggi dan keberadaannya belum bisa digantikan oleh produk lain, maka pemasaran kroto bukan menjadi permasalahan yang utama.
Menjual kroto yang larvanya masih hidup lebih gampang dan dengan harga yang lebih mahal dibandingkan dengan menjual kroto yang larvanya sudah mati atau kroto kering. Burung ocehan atau berkicau menyukai pakan dari larva kroto yang masih hidup. Larva kroto mempunyai daya hidup yang pendek yaitu selama ± dua-tiga hari sehingga kroto jenis ini mempunyai harga yang lebih mahal.
Kroto kering ini bisa disimpan selama enam bulan, tetapi harga jualnya hanya setengah harga larva hidup. Jalur pemasaran kroto biasanya dari para pengumpul kroto dikirim ke pedagang/toko pakan burung, kemudain dari pedagang/toko pakan burung  akan dijual lagi ke pengecer kecil. Dengan demikian bila menginginkan laba yang lebih besar kita harus memperpendek jalur pemasaran atau yang lebih manis lagi apabila kita memproduksi sendiri dan menjual secara pribadi ke konsumen selesai yaitu para peternak/pemelihara burung ocehan.


Sumber http://gad0-gado.blogspot.com/

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "Satwa Impian Budidaya Semut Rangrang (Oecophylla)"

Posting Komentar