Skl 7 - Pencegahan Korosi




       Korosi atau perkaratan sangat lazim terjadi pada besi.  Besi merupakan logam yang gampang berkarat.  Karat besi merupakan zat yang dihasilkan pada insiden korosi, yaitu berupa zat padat berwarna coklat kemerahan yang bersifat ringkih serta berpori.  Rumus kimia dari karat besi ialah Fe2O3.xH2O.  Bila dibiarkan, usang kelamaan besi akan habis menjadi karat.
       Dampak dari insiden korosi bersifat sangat merugikan.  Contoh faktual ialah keroposnya jembatan, bodi mobil, ataupun aneka macam konstruksi dari besi lainnya.Siapa di antara kita tidak kecewa  kalau bodi kendaraan beroda empat kesayangannya tahu-tahu sudah keropos alasannya ialah korosi.  Pasti tidak ada.  Karena itu, sangat penting kalau kita sedikit tahu wacana apa korosi itu, sehingga sanggup diambil langkah-langkah antisipasi.
       Peristiwa korosi sendiri merupakan proses elektrokimia, yaitu proses (perubahan / reaksi kimia) yang melibatkan adanya anutan listrik.  Bagian tertentu dari besi berlaku sebagai kutub negatif (elektroda negatif, anoda), sementara pecahan yang lain sebagai kutub positif (elektroda positif, katoda).  Elektron mengalir dari anoda ke katoda, sehingga terjadilah insiden korosi.
Korosi atau perkaratan sangat lazim terjadi pada besi SKL 7 - PENCEGAHAN KOROSIKorosi atau perkaratan sangat lazim terjadi pada besi SKL 7 - PENCEGAHAN KOROSI

       Ion besi (II)yang terbentuk pada anoda selanjutnya teroksidasi menjadi ion besi (III) yang lalu membentuk senyawa oksida terhidrasi (karat besi), Fe2O3.xH2O.
       Dari reaksi terlihat bahwa korosi melibatkan adanya gas oksigen dan air.  Karena itu, besi yang disimpan dalam udara yang kering akan lebih baka kalau dibandingkan ditempat yang lembab.  Korosi pada besi ternyata dipercepat oleh beberapa faktor, menyerupai tingkat keasaman, kontak dengan elektrolit, kontak dengan pengotor, kontak dengan logam lain yang kurang aktif (logam nikel, timah, tembaga), serta keadaan logam besi itu sendiri (kerapatan atau garang halusnya permukaan).
      Pencegahan korosi
Pencegahan korosi didasarkan pada dua prinsip berikut :
- Mencegah kontak dengan oksigen dan/atau air
       Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Bila salah satu tidak ada, maka insiden korosi tidak sanggup terjadi.  Korosi sanggup dicegah dengan melapisi besi dengan cat, oli, logam lain yang tahan korosi (logam yang lebih aktif menyerupai seg dan krom).  Penggunaan logam lain yang kurang aktif (timah dan tembaga) sebagai pelapis pada kaleng bertujuan supaya kaleng cepat hancur di tanah. Timah atau tembaga bersifat mampercepat proses korosi.
- Perlindungan katoda (pengorbanan anoda)
       Besi yang dilapisi atau dihubugkan dengan logam lain yang lebih aktif akan membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katoda.  Di sini, besi berfungsi hanya sebagai daerah terjadinya reduksi oksigen. Logam lain berperan sebagai anoda, dan mengalami reaksi oksidasi.  Dalam hal ini besi, sebagai katoda, terlindungi oleh logam lain (sebagai anoda, dikorbankan).  Besi akan kondusif terlindungi selama logam pelindungnya masih ada / belum habis.  Untuk santunan katoda pada sistem jaringan pipa bawah tanah lazim dipakai logam magnesium, Mg.  Logam ini secara terencana harus dikontrol dan diganti.
- Membuat alloy atau  paduan logam yang bersifat tahan karat, misalnya besi dicampur dengan logam Ni dan Cr menjadi baja stainless (72% Fe, 19%Cr, 9%Ni).



Sumber http://batalyonchamistr.blogspot.com

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "Skl 7 - Pencegahan Korosi"

Posting Komentar