Pemeliharaan Bersiklus ( Planned Maintenance )
Secara umum planned maintenance atau yang biasa disebut sebagai pemeliharaan secara terencana digolongkan atas dua yaitu : (1) Preventive Maintenance dan (2) Predictive Maintenance. Kedua jenis pemeliharaan tersebut dilakukan secara terencana. Namun demikian keduanya mengacu pada dua faktor yang berbeda dalam pelaksanaannya dimana untuk preventive maintenance lebih didasarkan pada waktu atau biasa disebut dengan Time Based Maintenance (TBM), sedangkan predictive maintenance lebih didasarkan oleh kondisi peralatan atau mesin-mesin yang dijalankan atau biasa disebut dengan Conditional Based Maintenance (CBM).
A. Preventive Maintenance
Preventive maintenance atau pemeliharaan preventif merupakan suatu metode pemeliharaan yang bertujuan untuk mengurangi terjadinya gangguan pada operasional sekecil mungkin. Konsep preventive maintenance mempunyai banyak pengertian.. Secara umum sanggup didefinisikan sebagai suatu acara pemeliharaan yang sanggup dilaksanakan untuk mengurangi atau menghindari kegiatan-kegiatan yang bersifat corrective dan breakdown maintenance.
Kegiatan yang dilakukan dalam pemeliharaan preventif ialah rangkaian aktifitas yang bersifat investigasi atau inspeksi yang dilakukan secara terencana dengan tujuan mencegah supaya peralatan atau mesin yang dimiliki tidak mengalami kegagalan fungsi atau kerusakan yang mengakibatkan adanya gangguan terhadap proses produksi atau operasional suatu kegiatan usaha.
Kegiatan pemeliharaan berbeda dengan kegiatan produksi yang senantiasa berulang. Meskipun terjadi pengulangan itupun terjadi dalam jangka waktu yang cukup panjang. Untuk melaksanakan pemeliharaan suatu alat atau mesin, teknisi bidang maintenance dituntut untuk sanggup mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan. Pelaksanaan kegiatan pemeliharaan bisa berbeda satu sama lain sekalipun dilakukan oleh orang yang sama. Hal tertentu yang dilakukan dikala ini belum tentu sama dengan apa yang akan dilakukan sebulan kemudian. Kondisi tersebut terang cukup menyulitkan dalam memperkirakan dikala perbaikan atau penilaian untuk kepentingan pengembangan di masa yang akan datang.
Pada awalnya kegiatan pemeliharaan hanya dilakukan pada dikala mesin mengalami gangguan saja yang kemudian dikenal sebagai breakdown maintenance. Namun kemudian teknik pemeliharaan semakin berkembang dengan adanya preventive maintenance yang mengandalkan inspeksi sebagai senjata ampuh untuk menekan terjadinya breakdown. Dengan demikian dalam perencanaan maupun operasinya dititikberatkan pada proses inspeksi.
Pada mulanya preventive maintenance melaksanakan kegiatan inspeksi menurut periode waktu tertentu, pelaksanaan menjadi lebih gampang dikarenakan mengacu pada jadual inspeksi untuk melihat tanda-tanda kerusakan yang ada. Inspeksi direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak terlalu sedikit namun juga tidak berlebihan serta dilakukan secara terencana ibarat halnya membersihkan dan mengganti sukucadang.
Kegiatan inspeksi merupakan kegiatan kunci pada preventive maintenance. Darimana kita sanggup mengetahui kegiatan inspeksi pada suatu mesin/alat ? Sekalipun hal tersebut telah ada di dalam buku petunjuk perawatan (Manual book) namun itu hanya merupakan patokan saja. Hal ini disebabkan adanya perbedaan satu sama lain baik kondisi kerja maupun lingkungan mesin/alat tersebut sekalipun tipe dan spesifikasinya sama. Mesin/alat yang pemakaiannya terputus-putus lebih banyak memerlukan inspeksi dibandingkan dengan mesin/alat yang digunakan secara terus-menerus. Dalam hal ini Teknisi merupakan orang yang paling memahami bagaimana cara mengambil nilai yang sempurna menurut buku petunjuk perawatan dan pengalaman yang dimilikinya.
Suatu acara preventive maintenance yang komprehensif akan melaksanakan penilaian secara teratur terhadap peralatan, mesin atau sistem-sistem yang sangat penting untuk mendeteksi permasalahan yang mungkin muncul serta pekerjaan perawatan yang bersifat segera atau darurat yang sanggup menghindari terjadinya penurunan kondisi pada dikala beroperasi.
Seluruh kegiatan prefentive maintenance sanggup digolongkan ke dalam empat periode pekerjaan, antara lain :
1. Perencanaan (Planning)
Rencana kegiatan perawatan disusun dalam apa yang disebut acara perawatan tahunan yang kemudian akan lebih dirinci dalam periode mingguan.
2. Pelaksanaan (Action)
Pelaksanaan preventive maintenance mengutamakan hasil inspeksi maupun perbaikan yang dituangkan dalam bentuk laporan inspeksi. Data-data yang diperoleh kemudian dianalisa untuk budi yang sempurna di waktu yang akan datang.
3. Evaluasi dan Analisa (Evaluation and Analyze)
Evaluasi dan analisa merupakan pengolahan data yang didapat sebagai hasil pelaksanaan planning kegiatan yang telah disusun sebelumnya. Tindak lanjut merupakan upaya perbaikan planning kegiatan sehabis diperoleh hasil-hasil penilaian dan analisa yang merupakan hasil pengolahan data yang diperoleh dari pelaksanaan planning kegiatan yang telah disusun sebelumnya.
4. Tindak lanjut (Improvement)
Tindak lanjut merupakan upaya perbaikan planning kegiatan sehabis diperoleh hasil-hasil penilaian dan analisa.
Hal yang utama dalam kegiatan preventive maintenance ialah bagaimana menyusun suatu planning kegiatan yang akan menjadi contoh selama periode tertentu. Semua kegiatan akan didasarkan pada planning ini yang terdiri dari planning jangka panjang dan planning jangka pendek. Rencana jangka panjang berupa acara tahunan dan planning jangka pendek berupa acara mingguan. Program mingguan itu sendiri merupakan pembagian terstruktur mengenai dari acara tahunan dengan pembiasaan pada kondisi pelaksanaan di lapangan. Program tersebut harus bisa dijalankan secara konsisten namun tetap dihentikan kaku dan memungkinkan untuk terjadinya penyesuaian-penyesuaian kecil.
Ciri yang tampak pada metode preventive maintenance ialah pada perencanaan yang menjadi contoh untuk suksesnya metode ini. Perencanaan itu sendiri merupakan salah satu tahap penerapan metode preventive maintenance. Sekalipun kegiatan perawatan ini mempunyai sifat fleksibel dalam waktunamun penundaan kegiatan preventive maintenance sama artinya dengan mengundang breakdown.
Langkah-langkah yang harus ditempuh mengikuti mekanisme sebagaimana dijelaskan sebagai berikut :
1. Kumpulkan semua informasi pemeliharaan
2. Buatlah standar pemeliharaan alat
3. Susunlah mekanisme kerja pemeliharaan
4. Plot kedalam acara tahunan
B. Predictive Maintenance
Berbeda halnya dengan Preventive maintenance, kegiatan pekerjaan pada predictive maintenance biasanya memakai alat-alat diagnostik untuk memonitor dan mendiagnosa kondisi mesin dikala beroperasi. Kegiatan pemeliharaan dalam predictive maintenance yang mengacu pada “Conditional Based Maintenance (CBM)” lebih ditentukan oleh kondisi kasatmata alat dan bukan oleh jadual pemeliharaan.
Predictive maintenance bisa didefinisikan sebagai beberapa inspeksi yang dijalankan dengan memakai alat berteknologi tinggi yang digunakan untuk meramalkan kapan kemungkinan akan terjadinya kegagalan fungsi. Alat tersebut sanggup menunjukkan manfaat dan menunjukkan kita lebih banyak waktu untuk terjun dan terlibat eksklusif sebelum terjadi kegagalan.
Predictive maintenance relatif gres digunakan secara umum. Mengetahui adanya suatu perubahan dari kondisi fisik merupakan alasan dasar untuk dilakukannya kegiatan perawatan, Sesuatu yang logis untuk mempertimbangkan penggunaan alat monitoring, alat ukur terutama untuk memilih perubahan-perubahan yang significant.
Untuk mesin atau alat yang bekerja secara tetap, terjadinya gangguan pada peralatan bisa dideteksi sebelumnya dengan cara mengamati data yang ada pada riwayat alat. Cara lain ialah menempatkan alat monitor getaran untuk mengetahui perubahan pola getaran mesin/alat tersebut. Dengan cara itu masih terdapat waktu yang cukup untuk melaksanakan persiapan sebelum kerusakan bekerjsama terjadi.
Predictive maintenance mungkin ialah yang paling banyak disalahartikan dan disalahgunakan oleh perusahaan-perusahaan yang sedang menjalankan acara peningkatan perawatan. Kebanyakan pengguna mengartikannya sebagai upaya untuk menghindari terjadinya ancaman kegagalan fungsi. Predictive maintenance ialah lebih dari sekedar suatu alat penjadualan kegiatan perawatan dan seharusnya tidak dibatasi untuk pengelolaan kegiatan perawatan. Sebagai cuilan terintegrasi dari acara total plant performance management, diharapkan bisa menunjukkan arti untuk meningkatkan kapasitas produksi, mencapai kualitas produk yang diharapkan dan secara keseluruhan ialah sudah seberapa efektif sistem atau proses produksi atau pabrikasi yang kita lakukan.
Hasil keluaran dari acara predictive maintenance ialah berupa data dan sanggup digunakan untuk lebih dari sekedar pengukuran kondisi operasi dari mesin-mesin yang sangat penting. Namun demikian tanpa adanya kesepakatan dan donasi yang berpengaruh dari top administrasi serta kerjasama yang luas dari seluruh fungsi yang ada, sebuah acara predictive maintenance yang dijalankan tidak akan berarti apa-apa terlebih untuk mengubah rendahnya kinerja atau performance dari suatu organisasi.
Sumber http://rimantho.blogspot.com
A. Preventive Maintenance
Preventive maintenance atau pemeliharaan preventif merupakan suatu metode pemeliharaan yang bertujuan untuk mengurangi terjadinya gangguan pada operasional sekecil mungkin. Konsep preventive maintenance mempunyai banyak pengertian.. Secara umum sanggup didefinisikan sebagai suatu acara pemeliharaan yang sanggup dilaksanakan untuk mengurangi atau menghindari kegiatan-kegiatan yang bersifat corrective dan breakdown maintenance.
Kegiatan yang dilakukan dalam pemeliharaan preventif ialah rangkaian aktifitas yang bersifat investigasi atau inspeksi yang dilakukan secara terencana dengan tujuan mencegah supaya peralatan atau mesin yang dimiliki tidak mengalami kegagalan fungsi atau kerusakan yang mengakibatkan adanya gangguan terhadap proses produksi atau operasional suatu kegiatan usaha.
Kegiatan pemeliharaan berbeda dengan kegiatan produksi yang senantiasa berulang. Meskipun terjadi pengulangan itupun terjadi dalam jangka waktu yang cukup panjang. Untuk melaksanakan pemeliharaan suatu alat atau mesin, teknisi bidang maintenance dituntut untuk sanggup mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan. Pelaksanaan kegiatan pemeliharaan bisa berbeda satu sama lain sekalipun dilakukan oleh orang yang sama. Hal tertentu yang dilakukan dikala ini belum tentu sama dengan apa yang akan dilakukan sebulan kemudian. Kondisi tersebut terang cukup menyulitkan dalam memperkirakan dikala perbaikan atau penilaian untuk kepentingan pengembangan di masa yang akan datang.
Pada awalnya kegiatan pemeliharaan hanya dilakukan pada dikala mesin mengalami gangguan saja yang kemudian dikenal sebagai breakdown maintenance. Namun kemudian teknik pemeliharaan semakin berkembang dengan adanya preventive maintenance yang mengandalkan inspeksi sebagai senjata ampuh untuk menekan terjadinya breakdown. Dengan demikian dalam perencanaan maupun operasinya dititikberatkan pada proses inspeksi.
Pada mulanya preventive maintenance melaksanakan kegiatan inspeksi menurut periode waktu tertentu, pelaksanaan menjadi lebih gampang dikarenakan mengacu pada jadual inspeksi untuk melihat tanda-tanda kerusakan yang ada. Inspeksi direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak terlalu sedikit namun juga tidak berlebihan serta dilakukan secara terencana ibarat halnya membersihkan dan mengganti sukucadang.
Kegiatan inspeksi merupakan kegiatan kunci pada preventive maintenance. Darimana kita sanggup mengetahui kegiatan inspeksi pada suatu mesin/alat ? Sekalipun hal tersebut telah ada di dalam buku petunjuk perawatan (Manual book) namun itu hanya merupakan patokan saja. Hal ini disebabkan adanya perbedaan satu sama lain baik kondisi kerja maupun lingkungan mesin/alat tersebut sekalipun tipe dan spesifikasinya sama. Mesin/alat yang pemakaiannya terputus-putus lebih banyak memerlukan inspeksi dibandingkan dengan mesin/alat yang digunakan secara terus-menerus. Dalam hal ini Teknisi merupakan orang yang paling memahami bagaimana cara mengambil nilai yang sempurna menurut buku petunjuk perawatan dan pengalaman yang dimilikinya.
Suatu acara preventive maintenance yang komprehensif akan melaksanakan penilaian secara teratur terhadap peralatan, mesin atau sistem-sistem yang sangat penting untuk mendeteksi permasalahan yang mungkin muncul serta pekerjaan perawatan yang bersifat segera atau darurat yang sanggup menghindari terjadinya penurunan kondisi pada dikala beroperasi.
Seluruh kegiatan prefentive maintenance sanggup digolongkan ke dalam empat periode pekerjaan, antara lain :
1. Perencanaan (Planning)
Rencana kegiatan perawatan disusun dalam apa yang disebut acara perawatan tahunan yang kemudian akan lebih dirinci dalam periode mingguan.
2. Pelaksanaan (Action)
Pelaksanaan preventive maintenance mengutamakan hasil inspeksi maupun perbaikan yang dituangkan dalam bentuk laporan inspeksi. Data-data yang diperoleh kemudian dianalisa untuk budi yang sempurna di waktu yang akan datang.
3. Evaluasi dan Analisa (Evaluation and Analyze)
Evaluasi dan analisa merupakan pengolahan data yang didapat sebagai hasil pelaksanaan planning kegiatan yang telah disusun sebelumnya. Tindak lanjut merupakan upaya perbaikan planning kegiatan sehabis diperoleh hasil-hasil penilaian dan analisa yang merupakan hasil pengolahan data yang diperoleh dari pelaksanaan planning kegiatan yang telah disusun sebelumnya.
4. Tindak lanjut (Improvement)
Tindak lanjut merupakan upaya perbaikan planning kegiatan sehabis diperoleh hasil-hasil penilaian dan analisa.
Hal yang utama dalam kegiatan preventive maintenance ialah bagaimana menyusun suatu planning kegiatan yang akan menjadi contoh selama periode tertentu. Semua kegiatan akan didasarkan pada planning ini yang terdiri dari planning jangka panjang dan planning jangka pendek. Rencana jangka panjang berupa acara tahunan dan planning jangka pendek berupa acara mingguan. Program mingguan itu sendiri merupakan pembagian terstruktur mengenai dari acara tahunan dengan pembiasaan pada kondisi pelaksanaan di lapangan. Program tersebut harus bisa dijalankan secara konsisten namun tetap dihentikan kaku dan memungkinkan untuk terjadinya penyesuaian-penyesuaian kecil.
Ciri yang tampak pada metode preventive maintenance ialah pada perencanaan yang menjadi contoh untuk suksesnya metode ini. Perencanaan itu sendiri merupakan salah satu tahap penerapan metode preventive maintenance. Sekalipun kegiatan perawatan ini mempunyai sifat fleksibel dalam waktunamun penundaan kegiatan preventive maintenance sama artinya dengan mengundang breakdown.
Langkah-langkah yang harus ditempuh mengikuti mekanisme sebagaimana dijelaskan sebagai berikut :
1. Kumpulkan semua informasi pemeliharaan
2. Buatlah standar pemeliharaan alat
3. Susunlah mekanisme kerja pemeliharaan
4. Plot kedalam acara tahunan
B. Predictive Maintenance
Berbeda halnya dengan Preventive maintenance, kegiatan pekerjaan pada predictive maintenance biasanya memakai alat-alat diagnostik untuk memonitor dan mendiagnosa kondisi mesin dikala beroperasi. Kegiatan pemeliharaan dalam predictive maintenance yang mengacu pada “Conditional Based Maintenance (CBM)” lebih ditentukan oleh kondisi kasatmata alat dan bukan oleh jadual pemeliharaan.
Predictive maintenance bisa didefinisikan sebagai beberapa inspeksi yang dijalankan dengan memakai alat berteknologi tinggi yang digunakan untuk meramalkan kapan kemungkinan akan terjadinya kegagalan fungsi. Alat tersebut sanggup menunjukkan manfaat dan menunjukkan kita lebih banyak waktu untuk terjun dan terlibat eksklusif sebelum terjadi kegagalan.
Predictive maintenance relatif gres digunakan secara umum. Mengetahui adanya suatu perubahan dari kondisi fisik merupakan alasan dasar untuk dilakukannya kegiatan perawatan, Sesuatu yang logis untuk mempertimbangkan penggunaan alat monitoring, alat ukur terutama untuk memilih perubahan-perubahan yang significant.
Untuk mesin atau alat yang bekerja secara tetap, terjadinya gangguan pada peralatan bisa dideteksi sebelumnya dengan cara mengamati data yang ada pada riwayat alat. Cara lain ialah menempatkan alat monitor getaran untuk mengetahui perubahan pola getaran mesin/alat tersebut. Dengan cara itu masih terdapat waktu yang cukup untuk melaksanakan persiapan sebelum kerusakan bekerjsama terjadi.
Predictive maintenance mungkin ialah yang paling banyak disalahartikan dan disalahgunakan oleh perusahaan-perusahaan yang sedang menjalankan acara peningkatan perawatan. Kebanyakan pengguna mengartikannya sebagai upaya untuk menghindari terjadinya ancaman kegagalan fungsi. Predictive maintenance ialah lebih dari sekedar suatu alat penjadualan kegiatan perawatan dan seharusnya tidak dibatasi untuk pengelolaan kegiatan perawatan. Sebagai cuilan terintegrasi dari acara total plant performance management, diharapkan bisa menunjukkan arti untuk meningkatkan kapasitas produksi, mencapai kualitas produk yang diharapkan dan secara keseluruhan ialah sudah seberapa efektif sistem atau proses produksi atau pabrikasi yang kita lakukan.
Hasil keluaran dari acara predictive maintenance ialah berupa data dan sanggup digunakan untuk lebih dari sekedar pengukuran kondisi operasi dari mesin-mesin yang sangat penting. Namun demikian tanpa adanya kesepakatan dan donasi yang berpengaruh dari top administrasi serta kerjasama yang luas dari seluruh fungsi yang ada, sebuah acara predictive maintenance yang dijalankan tidak akan berarti apa-apa terlebih untuk mengubah rendahnya kinerja atau performance dari suatu organisasi.
0 Response to "Pemeliharaan Bersiklus ( Planned Maintenance )"
Posting Komentar