√ Gempa Bumi

Versi bahan oleh Dibyo S


Gempa bumi adalah getaran permukaan bumi yang disebabkan oleh kekuatan-kekuatan dari dalam. Dilihat dari intensitasnya, ada dua macam gempa sebagai berikut.

a. Macroseisme, 
yaitu gempa yang intensitasnya besar dan sanggup diketahui tanpa memakai alat.

b. Microseisme, 
yaitu gempa yang intensitasnya kecil dan hanya sanggup diketahui dengan memakai alat perekam.

Hal ikhwal mengenai gempa bumi ini perlu diselidiki biar akhir yang ditimbulkannya sanggup diramalkan dan upaya penanggulangannya sanggup dilakukan. Ilmu yang mempelajari gempa bumi, gelombang-gelombang seismik serta perambatannya disebut seismologi.

Dalam kajian seismologi ini diharapkan banyak sekali alat. Salah satu alat yang terpenting adalah seismograf atau alat untuk mencatat gempa. Ada dua macam seismograf, yaitu sebagai berikut.

a. Seismograf horizontal, 
yaitu seismograf yang mencatat getaran bumi pada arah horizontal.
b. Seismograf vertikal, 
yaitu seismograf yang mencatat getaran bumi pada arah vertikal.


a) Seismograf horizontal dan b) Seismograf vertikal
c) Perhatikan cara kerja seismograf vertikal.

Terlihat coretan-coretan pada kertas perekam lantaran gerakan kertas perekam yang terpasang di tanah bersinggungan dengan pen.

Besaran (magnitudo) gempa yang didasarkan pada amplitudo gelombang tektonik dicatat oleh seismograf dengan memakai skala Richter.



Berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, cukup umur ini telah ditemukan beberapa cara untuk mengetahui sentra gempa, yaitu sebagai berikut.

a. Dengan memakai hasil pencatatan seismograf, yaitu satu seismograf vertikal, satu seismograf horizontal yang berarah utara-selatan, dan satu lagi seismograf horizontal yang berarah timur-barat. Dengan tiga seismograf ini akan ditemukan letak episentrum.
b. Dengan memakai tiga tempat yang terletak dalam satu homoseista. Ketiga tempat yang terletak dalam satu homoseista itu dihubungkan, lalu ditarik garis sumbu pada garis yang menghubungkan tempattempat pencatatan.
c. Dengan memakai tiga tempat yang mencatat jarak episentrum. Cara ini dicari dengan rumus Laska, yaitu:


Δ = jarak episentrum
S – P = selisih waktu pencatatan gelombang primer dengan gelombang sekunder, dalam satuan menit.



Misalnya:
Kota X mencatat jarak episentrum 5000 km
Kota Y mencatat jarak episentrum 7000 km
Kota Z mencatat jarak episentrum 4000 km

Dengan data tiga episentrum di tiga kota, lalu kita ambil peta yang sesuai skalanya. Letak episentrum akan didapat dari perpotongan tiga lingkaran. Dengan diketahuinya pusat-pusat gempa akan bermanfaat dalam pembangunan di kawasan yang rawan gempa.

Di Jepang contohnya di kawasan yang sering terjadi gempa, rumahrumah dan gedung-gedung telah dibangun dengan konstruksi yang lebih tahan terhadap gempa dan masyarakatnya telah dilatih cara-cara menyelamatkan diri dari ancaman gempa. Dengan demikian, ancaman yang lebih besar sanggup diatasi. Memang mustahil mencegah terjadinya gempa, tetapi dengan kemajuan ilmu dan teknologi setidaktidaknya sanggup mengurangi ancaman yang ditimbulkan.

Bila terjadi gempa bumi di bahari dengan kekuatan di atas 7,0 skala richter sanggup menjadikan gelombang tsunami yang mengancam korban manusia, menyerupai di Aceh tahun 2004 dengan korban lebih dari 200.000 orang dan di Pangandaran tahun 2006 lebih dari 700 orang.



Sumber http://www.ssbelajar.net/

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "√ Gempa Bumi"

Posting Komentar