√ 4 Tahap Zaman Sejarah Pembentukan Bumi

Versi materi oleh Dibyo s


Permulaan terjadinya Bumi merupakan sebagian dari gumpalan gas dari Matahari. Gumpalan gas yang besar tersebut selalu dalam keadaan berputar. Dikarenakan sesuatu hal, terlepaslah sebagian gumpalan itu, walaupun seolaholah dicampakkan sangat jauh, tetapi gumpalan itu masih tetap berputar terus menerus mengelilingi gumpalan besar (Matahari) tersebut. Gumpalangumpalan yang terpisah dan masih tetap berputar tersebut setelah mengalami proses pendinginan akan menjadi padat. Itulah yang disebut palanet-planet yang jumlahnya delapan. Berturut-turut nama-nama planet yang masuk susunan Matahari, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Dari gumpalan yang terlepas tersebut (planet) terlepas pula sebagian dari planet, tetapi juga tetap berputar dan mengelilingi gumpalan yang ditinggalkan, itulah yang disebut Bulan atau Satelit.

Kejadian tersebut memakan waktu yang sangat lama. Jadi, Bumi yang menyerupai kini ini gres terjadi setelah berjuta-juta tahun yang lalu. Sesudah Bumi bertambah dingin, berubahlah gas tersebut menjadi cairan dan lamakelamaan potongan luarnya makin padat sehingga pada permukaan bumi sanggup ditempati manusia, tumbuh-tumbuhan serta makhluk hidup lainnya. Lapisan kerak bumi paling luar mempunyai ketebalan ± 1.200 km. Menurut mahir geologi, pada permukaan bumi ini terdapat aneka macam oksida yang sebagian besar (± 60%) berupa oksida silikon (SiO2).

Sesudah Bumi terbentuk bahu-membahu planet lainnya, bahan-bahan yang lebih berat menggumpal di dalam inti, sedangkan keraknya terdiri atas unsurunsur silikon dan magnesium. Lebih ke dalam lagi terdapat lapisan yang banyak mengandung unsur persenyawaan logam sulfida. Yang paling dalam yakni inti yang mengandung besi dan nikel. Tebal dari masing-masing potongan sanggup diketahui dengan menilik jalannya gelombang gempa lantaran gelombang dibiaskan oleh lapisan tadi sesuai dengan kecepatan gelombang pada lapisan tersebut.


Zaman sejarah pembentukan bumi sanggup dibagi menjadi 4, yaitu Prakambrium, Paleozoikum, Mesozoikum, dan Kenozoikum.



1. Prakambrium

Zaman Prakambrium lebih bau tanah dari zaman Kambrium, di mana lapisan-lapisannya terdapat di bawah lapisan-lapisan yang mengandung fosil. Jelasnya, lapisan batuan gres dikatakan niscaya berumur Prakambrium jikalau tertutup lapisan yang berfosil Kambrium.

Penampakan batuan Prakambrium sangat jarang sekali dijumpai di permukaan bumi, hanya di beberapa tempat dan terbatas pada tempat tertentu. Diperkirakan batuan Prakambrium tampak di permukaan bumi lantaran batuan-batuan itu semenjak terjadi tidak pernah tertutup oleh sedimen yang lebih muda dan sedimen-sedimen muda yang ada sudah habis terkikis oleh erosi. Umumnya daerah-daerah itu merupakan potongan sentra benua.

Karena bentuknya agak melingkar dan permukaannya sedikit cembung maka inti-inti Prakambrium disebut perisai benua. Di sekitar potongan sentra yang berbentuk perisai itu, lapisan Prakambrium tertutup oleh lapisanlapisan yang lebih muda, makin jauh dari potongan sentra akan semakin tebal. Lapisan Prakambrium terdiri atas batuan-batuan berhablur, baik yang berasal dari pembekuan magma cair, maupun dari peleburan dan penghabluran kembali sedimen-sedimen dan batu-batuan lainnya, yang disebabkan oleh perubahan kimiawi dan fisis pada sedimen-sedimen dan batuan beku.

Seringkali batu-batuan Prakambrium sangat sulit diselidiki untuk mengetahui proses manakah di antara ketiga proses tersebut yang bekerjsama telah membentuk batuan tadi, dan diantaranya sanggup ditemukan bentuk-bentuk peralihan. Oleh alasannya itu, pelapisan menyerupai pada sedimen-sedimen tidak banyak diketahui. Seandainya terdapat perlapisan maka seringkali hal ini disebabkan juga oleh perubahanperubahan fisis dan kimiawi tertentu pada tekanan yang tinggi. Hubungan dalam ruang dari batuan sangat rumit dan sulit untuk diuraikan.

Pada masa Prakambrium sanggup diketahui pula bahwa di beberapa tempat terdapat iklim yang sangat hambar (endapan terbentuk oleh es darat atau gletser), sedangkan pada ketika lain, iklimnya panas dan lembap (lapisan yang berwarna merah dengan rekah kerut), tetapi sangat sukar untuk memilih iklim dari lapisan-lapisan sedimen yang ada. Pada waktu itu permukaan bumi yang ada di atas muka bahari merupakan gurun, yang tidak disebabkan lantaran kekurangan air yang sangat besar (Sahara), tetapi lantaran pada waktu itu belum terdapat tumbuh-tumbuhan darat. Faktor lain yakni adanya oksigen bebas dalam atmosfer, yang jauh lebih sedikit daripada sekarang.

Sesudah diadakan penelitian dan penyelidikan yang saksama terhadap sisa-sisa batuan, diketahui bahwa pada masa Prakambrium tidak ditemukan bentuk-bentuk hidup dengan tekstur dan bentuk yang terang/jelas. Tekstur yakni istilah yang digunakan untuk bentuk-bentuk dan arah-arah di dalam batuan, contohnya tekstur butir. Struktur yakni istilah yang lebih banyak digunakan untuk bentuk-bentuk yang terbangunkan oleh kumpulan batuan kubah. Di samping itu juga didapati jejak rayapan cacing atau hewan serupa itu. Dalam masa Prakambrium tidak ada jasad-jasad yang sanggup menciptakan rangka yang keras sehingga pemfosilan mustahil terjadi.



2. Paleozoikum


a. Kambrium

Endapan yang terbentuk pada masa Kambrium banyak ditemukan fosil sehingga banyaklah yang sanggup diketahui perihal keadaan kehidupan masa itu. Masa ini ditandai oleh adanya endapan-endapan yang mengandung jasad-jasad fosil yang telah mencapai tingkat perkembangan yang tinggi, bila dibandingkan dengan yang dijumpai pada masa Prakambrium. Semua masih hidup terbatas pada air. Oleh lantaran itu, sisa-sisa peninggalannya hanya berupa jasad-jasad air, terutama jasad-jasad samudera. Contohnya archaecyata dan hewan Trilobit Olenellus.

1) Archaecyatha

Peranannya menyerupai hewan karang. Jenis ini banyak membentuk endapan-endapan gamping yang tebal. Pembentukannya menyerupai yang dibentuk oleh hewan karang kini ini di laut-laut tempat tropika. Gamping yang mengandung Archaecyatha telah banyak ditemukan di California, Siberia, Spanyol, Australia, dan lain-lain.

2) Binatang

Yang menjadi fosil penunjuk yang terpenting yang pada zaman Kambrium yakni Trilobita, yaitu sebangsa jenis udang-udangan yang berkulit keras. Batuan pada masa Kambrium bercirikan endapan gamping yang mengandung banyak pirit, sedimen pasir, dan berlempung yang kaya akan fosil. Pada masa ini tidak terdapat batas iklim yang nyata, jasad yang membentuk gamping memerlukan air yang hangat. Jadi, pada ketika itu iklimnya sedang, bahkan panas. Masa Kambrium ditaksir lamanya 70 juta tahun.

Anggapan yang mengakibatkan binatang-binatang yang sanggup memfosil semakin banyak dan ditemukan sebagian besar di tempat tertentu, contohnya Kanada Barat sebagai berikut.

a) Pada masa Kambrium, batu-batuan terkena imbas metamorfosa lebih kecil sehingga lapisan-lapisan batu-batuan yang telah diendapkan dalam zaman geologi yang lebih muda. Contohnya lempung lemigrad untuk pembuatan barang-barang pecah-belah.

b) Setelah Prakambrium, beberapa kelompok hewan lebih banyak mempunyai kerangka maka kemungkinan untuk memfosil lebih besar.

Dengan memakai fosil maka sanggup diketahui 3 macam zaman Kambrium, yaitu fauna Kambrium bawah, fauna Kambrium tengah, dan fauna Kambrium atas.

a) Fauna kambrium bawah
Masih bersifat kosmopolit, yaitu binatang-binatang masih terdapat di mana-mana di dunia (Trilobit Olenellus).

b) Fauna kambrium tengah
Sudah terbagi menjadi daerah-daerah fauna pasifik dan Atlantik. Daerah Atlantik sebagai fosil hewan Paradoxides (Pasifik Olenoides).

c) Fauna kambrium atas
Daerah fauna Pasifik bercirikan Diclocephalus dan terus menembus Eropa-Tiongkok-Tibet hingga Spanyol. Daerah fauna Atlantik bercirikan Olenus.


b. Silur

Pada zaman Silur, penyebaran fauna lebih luas dibandingkan dengan masa Kambrium. Banyak kelompok hewan gres muncul pada zaman Silur ini. Di antaranya yang terpenting yakni Vertebrata atau hewan bertulang punggung. Graptalit yakni ciri fosil penujuk pada masa Silur dan merupakan kumpulan/kalori hewan kecil yang disebut Rabdosoma.

Sedimen pasir gamping, kebanyakan diendapkan pada tempattempat tempat yang terangkat di dekatnya. Banyak hewan karang berkembang biak dengan baik sehingga jasad-jasadnya meninggalkan lapisan watu gamping yang tebal. Sedimen dengan ciri fasies Graptalit terbentuknya di lautan yang dalam, tetapi kini ternyata kebanyakan di antara lempung-lempung itu diendapkan di lautan yang dangkal, yang adakala tertutup oleh ganggang laut. Hal ini mengakibatkan bahari berwarna hitam (Laut Hitam). Di Indonesia zaman Silur yakni zaman yang tertua yang diketahui. Fosil Silur berupa koral lingkaran yang berjulukan Halisites, telah banyak ditemukan orang dalam batu-batu lepas dalam suatu sungai di Papua.

Air hujan di Niagara terjadi pada endapan-endapan Silur. Iklim pada zaman Silur di mana-mana mengalami panas yang hampir sama dengan masa Kambrium. Adanya sisa evaporit-evaporit menunjukkan adanya iklim yang kering dan mungkin ada suasana gurun.


c. Devon

Zaman ini bercirikan munculnya tumbuh-tumbuhan darat dan hewan bertulang punggung. Di bahari dijumpai perkembangan luas kelompok-kelompok hewan yang tidak bertulang punggung, menyerupai Amronit. Pada dasarnya Devon terbagi atas 3 macam, yaitu Devon bawah, Devon tengah, dan Devon atas.

Pada umumnya tempat Old Red Sandstone (ORS) terdiri atas Arkosa Konglomerat, watu pasir, yang kesemuanya berasal dari perombakan pegunungan Kaledonia. Daerah ORS ini mencakup tempat sekitar pegunungan Kaledonia, Inggris, Skotlandia, Skandinavia, Spitsbergen, Grondalia, hingga jauh melampaui dataran tinggi Rusia. Khusus di Grondalia, ORS berselang-seling dengan endapan-endapan bahari dangkal. Demikian pula di Tiongkok terdapat endapan ORS, terutama di Kuangli (karena ada kekerabatan lautan pada ketika benua Eropa dan Asia masih bersatu).

Pada zaman Devon banyak ditemukan lapisan-lapisan endapan daratan yang sungguh luas. Banyak di antaranya diendapkan dalam sungai atau dalam danau. Dalam lapisan banyak ditemukan fosil-fosil ikan, demikian pula perkembangan tanaman daratan gres berarti setelah zaman Devon.

Pada zaman Devon keadaan iklim sangat panas, dan di tempat tropika banyak hujan disertai tanaman berkembang, menimbulkan terjadinya tanah merah yang bersifat laten. Di samping itu dengan adanya sungaisungai dan danau-danau, menunjukkan iklim yang agak lembab. Di beberapa tempat ditemukan bekas-bekas yang menunjukkan adanya gletser-gletser besar. Bekas-bekas ini ditemukan di Afrika Selatan, Grondalia, dan Amerika.

Di Indonesia zaman Devon hanya sanggup ditunjukkan di beberapa tempat saja, yaitu dengan adanya Heliolithes dan Tetracoralla. Clathrodyctyon tempat sungai Telen di Kalimantan yakni satu-satunya tempat di Indonesia yang telah terbukti mempunyai batuan-batuan Devon.


d. Karbon

Zaman ini ditandai dengan timbulnya sejumlah besar karbon bebas di pelbagai potongan dunia. Karbon atau Carbonium atau Arang ini amat besar lengan berkuasa pada keadaan cuaca/iklim. Pada zaman Karbon ini terjadi pembentukan pegunungan; hal-hal inilah yang mengakibatkan zaman Karbon sanggup dikenal dengan nyata. Terjadinya watu bara sangat erat hubungannya dengan pengangkatan dan pembentukan pegunungan.

Adanya karang menunjukkan iklim sedang yang agak panas; adanya sedimen Klasika yang berwarna merah dengan rekah kerut mengambarkan iklim kering/arid. Adanya tumbuh-tumbuhan dengan daun yang cukup rindang menunjukkan adanya pelembagaan. Tidak adanya lingkaran tahun pada batang-batang serta tumbuh terus, menunjukkan tidak adanya perbedaan yang menyolok. Endapan watu bara yang berwarna merah menunjukkan peninggalan yang kering dan gersang.

Perkembangan naptelia, amfibia yang muncul pada zaman Devon mengalami perkembangan pesat, demikian pula perkembangan serangga, lebah, dan lipan. Serangga pada zaman ini ialah pemakan daging/bangkai. Pada tempat di mana karbon diendapkan sebagai lapisan dasar laut, di sana dijumpai karang/koral dalam jumlah yang besar. Perkembangan tanaman (paku/pakis, kawat/sumbar batu) lebih faktual dibandingkan dengan hewan bertulang punggung.


e. Perm

Ciri-ciri perm ialah bahwa letak lapisan yang diskor dan di atas karbon mengandung watu bara, juga adanya penyimpangan fauna bahari dari 2 karbon fosil pada zaman Paleozoikum akhir. Di Indonesia peninggalan perm ditemukan di Timor pada lembah sungai Noil, besi di Miaffo Timor Barat Daya berupa lapisan lava-lava bantal (kegiatan vulkanik). Di Sumatera berupa gamping dan koral disertai dengan batuan dari gunung berapi. Lapisan perm mengandung minyak, koalium (bahan porselin), lempung keramik, besi, dan watu bara.

Pada umumnya dalam sejarah bumi ditemukan kaidah-kaidah sebagai berikut.

a. Bila perbedaan tinggi topografi tidak seberapa dan terdapat genangan bahari yang luas maka akan terdapat iklim yang agak panas dan merata di potongan bumi yang luas.
b. Bila perbedaan tinggi topografi besar, yaitu selama sehabis ada orogenese atau pengangkatan pegunungan yang meluas di seluruh dunia, ada pembagian iklim dalam beberapa daerah, yaitu iklim kutub, sedang, kering, gersang, dan iklim hujan tropis.

Jadi, dari masa Paleozoikum dan Prakambrium sanggup disimpulkan beberapa hal, yakni sebagai berikut.

a. Pada zaman Azoikum sanggup dikatakan belum ada kehidupan sama sekali, barulah pada zaman Protonozoikum mulai ada kehidupan.
b. Pada zaman Paleozoikum mulai ada fosil-fosil baik berasal dari tanaman maupun fauna.
c. Pada zaman Paleozoikum sanggup disebut mulai ada tingkat kehidupan. Pada ketika itu mulai timbul aneka macam kehidupan menyerupai tanaman daratan pertama, trolobita, ikan, ubur-ubur, di mana tingkat kehidupan masih sangat sederhana.



3. Mesozoikum

Masa Mesozoikum terdiri atas zaman kapur, jura, dan trias. Zaman kapur berumur kurang lebih 90 juta tahun, jura 140 tahun, dan trias 190 tahun. Ketiga zaman ini disebut tingkat kehidupan pertengahan. Keadaan iklim pada waktu itu yakni panas dan basah. Hal ini sanggup diketahui dengan adanya pertumbuhan dan perkembangan tanaman dan fauna yang ada pada ketika itu. Pada zaman ini mulai timbul dan berkembang tumbuh-tumbuhan berdaun lebar, hewan melata, amfibi, dan ikan serta hewan menyusui pertama. Kehidupan tanaman dan fauna penyebarannya terbatas.



4. Kenozoikum/Neozoikum

Masa Kenozoikum disebut juga masa Neozoikum, terdiri atas zaman tersier dan kwartir dan merupakan tingkat kehidupan baru.


a. Zaman Tersier

Zaman tersier terbagi menjadi zaman eosen, oligosen, dan pleiosen. Zaman eosen berumur 70 juta, oligosen 42 juta tahun, miosen 30 juta tahun, dan pleiosen 16 juta tahun. Pada zaman tersier tumbuh-tumbuhan berkembang biak dan meluas ke seluruh wilayah kontinen, demikian juga mulai timbul dan berkembang tumbuh-tumbuhan berbunga. Binatang menyusui dan burung-burung mulai meluas pada zaman ini. Keadaan iklim tidak begitu berbeda dengan zaman sekunder. Pada zaman ini watu bara muda mulai terbentuk.


b. Zaman Kwartir

Zaman kwartir terdiri atas zaman pleistosen atau dilluvium dan zaman holosen atau alluvium. Kedua zaman ini berumur kurang lebih 3 juta tahun yang lalu. Pada zaman kwartir telah muncul insan pertama.

Untuk lebih jelasnya, amatilah urutan tabel skala waktu geologi sebagai berikut.



Sumber http://www.ssbelajar.net/

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "√ 4 Tahap Zaman Sejarah Pembentukan Bumi"

Posting Komentar