√ Langkah Penelitian Sejarah Lisan

Versi materi oleh Marwan S


Metode sejarah ekspresi atau oral history merupakan metode yang dipakai dalam mengumpulkan sumber sejarah. Penggunaan metode ini sudah usang digunakan, Herodatus sejarawan Yunani yang pertama, telah mengembara ke tempat-tempat yang jauh untuk mengumpulkan bahan-bahan sejarah lisan. Thucydides sekitar 2400 tahun yang kemudian telah memakai dongeng kesaksian pribadi para prajurit yang ikut dalam perang Peloponesa untuk membangun sejarah lisan.

Metode modern sejarah ekspresi berkembang di Amerika Serikat pada tahun 1930- an dengan dilakukan penelitian besar-besaran mengenai kenangan bekas para budak hitam. Perkembangan ini membawa suatu fatwa gres perihal sumber sejarah lisan. Sumber yang dicari bukan hanya para tokoh atau “orang-orang besar”, tetapi juga kelompok-kelompok lain dalam masyarakat, termasuk pula golongan buta aksara dan golongan yang tidak pernah meninggalkan bahanbahan tertulis.

Perkembangan lain yang mengakibatkan lahirnya sejarah ekspresi bahwa dalam dunia modern banyak hal yang penting lolos dari pencatatan tertulis, contohnya keputusan-keputusan atau instruksi-instruksi penting yang diberikan melalui telepon saja sehingga tidak sanggup ditemukan dalam suatu dokumen. Teknik komunikasi yang semakin maju pada waktu kini memungkinkan orang saling bertemu muka, sehingga surat menyurat semakin berkurang. Dengan demikian, semakin banyak data yang dibutuhkan tidak lagi sanggup diketemukan dalam bentuk tertulis. Selain itu pula, perkembangan teknologi, dengan ditemukannya alat perekam (phonograph) pada tahun 1877 dan perkembangan alat perekam pada tahun 1960 dengan ditemukannya tape recorder, semakin memudahkan untuk menyimpan data atau sumber lisan.

Di Amerika serikat oral history yaitu rekaman pita (tape recording) dari wawancara perihal insiden atau hal-hal yang dialami oleh si pengisah sendiri, atau lebih sempurna lagi, rekaman pita (atau kaset) dari penglaman-pengalaman yang masih diingat oleh pengisah. Keterangan ini direkam dalam bentuk Tanya jawab melalui wawancara ekspresi yang telah direncanakan lebih dahulu dengan cermat.

Ada beberapa hal atau prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan penelitian sejarah lisan, yaitu:

1. Perencanaan wawancara
Menurut Lincoln dan Guba dalam Lexi J. Moleong (1996) wawancara yaitu mengkonstruksi, mengenai orang, kejadian, aktivitas organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain kebulatan, merekonstruksi kebulatankebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu, memproyeksikan kebulatankebulatan sebagai yang telah diharapkan untuk dialami pada masa yang akan datang; memverifikasi, mengubah dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota. Agar aktivitas wawancara sanggup mencapai target yang diinginkan, harus dilakukan aktivitas perencanaan dengan baik mencakup perencanaan waktu wawancara, penentuan orang yang akan di wawanara atau informan, dan memilih materi wawancara.



2. Pelaksanaan wawancara
Wawancara dalam sejarah ekspresi bukanlah suatu obrolan melainkan menggali pengalaman dari orang yang sedang diwawancarai. Komentar dari pewancara hanya terbatas pada pertanyaan-pertanyaan singkat untuk mengarahkan kisahnya. Wawancara tidak dimaksudkan untuk memperlihatkan kepintaran pewancara. Yang penting ialah keterangan atau pengalaman yang dikisahkan, jadi semakin kurang bunyi pewancara didengar dalam rekaman, semakin baik mutu dari wawancara sejarah lisan.

3. Orang yang diwawancarai
Agar wawancara itu berjalan dengan lancar sebaiknya sebelum wawancara itu dilaksanakan sebaiknya kita mempelajari latar belakang dari orang tersebut. Selain itu seorang pewancara harus menguasai materi yang akan ditanyakan. Untuk mennguasai materi yang akan ditanyakan, sebaiknya pewancara terlebih dahulu membaca literatur-literatur yang berkaitan dengan materi pembicaraan. Kedua sebelum kita melaksanakan wawancara pribadi sebaiknya orang yang akan kita wawancarai dihubungi terlebih dahulu dan mengadakan perjanjian kapan wawancara itu dilakukan. Kedua menetapkan pertanyaan-pertanyaan yang akan kita tanyakan. Sebaiknya kita menciptakan daftar pertanyaan dan pertanyaan yang kita ejekan bukan pertanyaan yang jawabannya menghendaki balasan berupa “ya” atau “tidak”. Langkah ketiga yaitu menyiapkan alat perekam atau tape recorder. Kita harus terampil memakai alat perekam, jangan hingga pada dikala wawancara dilakukan tape recorder tidak berfungsi.

Kita harus menyiapkan berapa kaset yang kita butuhkan. Jumlah kaset yang kita butuhkan tergantung pada lamanya waktu yang kita lakukan pada dikala wawancara. Informan atau orang pemberi warta sebaiknya haruslah orang yang mengetahui atau mengalami pribadi insiden atau insiden yang akan kita teliti atau orang pertama. Pencarian warta dari orang pertama ini diharapkan sanggup memperoleh sumber yang lebih akurat. Orang yang kita wawancarai sanggup individu maupun kelompok, sedangkan kelompok social informan tergantung pada tema penelitian. Kita sanggup mewancarai tokoh, pejabat atau rakyat biasa. Misalnya, bila kita ingin menciptakan biografi seorang tokoh, maka kita akan mewancarai tokoh tersebut yang kita wawancarai. Kalau kita menulis suatu peristiwa, contohnya suatu gejolak atau konflik pada suatu daerah, maka kita sanggup mewancari satu kelompok masyarakat yang terlibat langsung
terhadap insiden tersebut, bahkan orang-orang biasa atau khalayak yang terlibat sanggup kita wawancarai.

4. Materi wawancara
Materi yang akan kita tanyakan kepada informan tergantung pada duduk perkara yang akan kita bahas dari tema penelitian. Agar materi atau warta yang kita butuhkan sesuai dengan tema penelitian kita, maka kita harus mencari informan yaitu orang yang memang berafiliasi pribadi dengan tema penelitian. Misalnya, kita akan menulis sejarah dengan tema perlawanan rakyat Indonesia pada masa pendudukan Jepang, maka kita harus merumuskan dahulu apa yang dimaksud perlawanan dalam penelitian itu. Faktor-faktor apakah yang memengaruhi terjadinya perlawanan, dan lain-lain.

Sumber http://www.ssbelajar.net/

Berlangganan Informasi Terbaru:

0 Response to "√ Langkah Penelitian Sejarah Lisan"

Posting Komentar