#Kerjaitumain Travel Essentials
Traveling itu kasus perjalanan, bukan destinasi. Ada yang sepakat begitu. Tapi, ada juga yang tidak setuju. Ada juga yang melaksanakan perjalanan hanya sebab garang untuk datang di suatu destinasi. Ada yang begitu gandrung pada udara segar yang bertiup ke wajah dikala kita di dalam kereta menuju daerah tertentu. Ada juga yang merasa tidak pernah menikmati waktu di tengah perjalanan; entah tidak suka mencicipi pegalnya berada di pesawat, atau linunya bokong sebab terlalu usang duduk di mobil.
Untuk urusan di atas, kita boleh saja baiklah untuk tidak setuju. Hanya saja, kita niscaya akan segera sama-sama sepakat untuk urusan berikut: tidak ada perjalanan yang berakhir menyenangkan jikalau kita tidak punya persiapan yang baik. Bukan cuma gemas, tapi kita akan kesal jikalau ada barang-barang penting yang tiba-tiba ketinggalan di rumah.
Jadi, inilah beberapa travel essential yang selaiknya kita bawa dikala traveling, tapi kerapkali kita lupa.
Charger
Maksud saya, segala macam charger. Mulai dari ponsel, laptop, hingga kamera. Pernah suatu kali waktu ngetrip ke Kalimantan, seorang mitra saya lupa betul bawa charger kamera Nikon D7000-nya. Dan, kebetulan, di antara beberapa mitra seperjalanan, tidak ada yang memakai kamera bermerek sama. Alhasil, trip tersebut baginya berjalan dengan kalang kabut dan tidak menyenangkan. Ia harus mengendalikan diri untuk memotret, hanya yang kira-kira penting saja, biar baterainya dapat cukup untuk seminggu. Tingkat stresnya bertambah ketika banyak daerah menarik yang begitu menggiurkan untuk tidak hanya difoto, tapi juga didokumentasikan dalam bentuk video. Kalau sudah begini, lebih baik rempong ketika sebelum berangkat—dengan mengecek berulang kali charger-charger yang harus dibawa—daripada menyesal kemudian.
Adaptor Universal
Ini yang kita harus dibawa jikalau bepergian ke luar negeri. Akan lebih baik jikalau lebih dulu riset wacana bentuk adaptor listrik di negara yang bakal kita tuju. Kalau tidak sempat riset, ya, bawa saja adaptor universal yang terdiri dari beberapa bentuk colokan (mulai dari lubang dua atau tiga). Seperti contohnya The 150-Country Auto-Detecting Travel Adapter and Converter, adaptor yang cocok hingga di 150 negara di Eropa, Afrika, Asia, Amerika, dan Australia.
Portable Hotspot
Well, koneksi internet ketika traveling kadang kala terasa jauh lebih penting ketimbang banyak hal lain. Kalau memang sebegitu urgent-nya kebutuhan kita akan koneksi tersebut (bisa jadi malah kita traveling sembari kerja, ibarat travel writer, travel blogger, dan sebagainya yang membutuhkan internet begitu rupa), ada solusi cocok. Jangan pernah lupa untuk membawa portable hotspot. Kadang-kadang kita tidak perlu beli. Di beberapa negara, portable hotspot ini dapat cukup disewa. Semisal di Jepang, ada portable hotspot yang dapat kita sewa semenjak kita hingga di bandara.
Extra Powers
Kzl sih kalau tiba-tiba di tengah-tengah eksplorasi, gadget yang kita miliki sekarat. Alias, miskin daya. Seperti ponsel misalnya. Saya langsung memang jarang sekali rutin livetweet di Twitter wacana perjalanan saya. Biasanya, saya lakukan sehabis saya kembali ke penginapan, atau bahkan kembali ke rumah. Tapi, saya akui, hidup agak timpang jikalau ponsel mati. Sebab, banyak aplikasi yang memudahkan perjalanan, ibarat kompas, GPS, Maps, kalkulator, bahkan translator.
Maka, kita butuh pemberian ekstra untuk mengisi daya jikalau tiba-tiba mati di tengah jalan. Power bank jawabannya memang. Pilih yang dapat dipakai hingga beberapa kali charging, dan biar tidak egois-egois amat, pilih juga yang colokannya tidak cuma satu.
Global Cellphone
Kalau sebegitu butuhnya untuk tetap dapat dihubungi dan menghubungi meski sedang berada di luar negeri, antah berantah, kita dapat membawa ponsel yang tidak sekadar ponsel biasa. Ada ponsel yang dapat berfungsi apik di luar negeri, ibarat National Geographic’s Talk Abroad Travel Phone. Gokil, ya, ponsel ini dapat berfungsi hingga di 200 negara di dunia. Harganya sekitar US$200, dengan unlimited free call di sekitar 70 negara, dengan nomor memakai nomor yang biasa kita gunakan di negara asal. Opsi lain, ponsel bermerek Mobal dengan harga US$99.
GPS Photo Tagger
Saya langsung kadang kala kesulitan untuk mengingat atau lupa bertanya soal suatu daerah ketika traveling (biasanya daerah yang hanya selintas dikunjungi, terpencil, tapi indah bukan main). Tapi, saya mengambil banyak potret di daerah tersebut. Maka, sering juga terjadi saya tidak dapat menyebutkan nama daerah dari potret-potret indah itu. Mungkin, saya memang serius harus membawa GPS photo tagger, alat yang dapat segera tagging lokasi dari daerah kita mengambil foto. Jadi, tinggal nyalakan alatnya dan bawa ke mana kita pergi. Ia akan otomatis mengambil lokasi setiap 15 detik. Seperti, Sony GPSCS1KA GPS Unit Kit.
‘Tangan’ Tambahan
Tripod pro kadang kala terlalu berat bagi traveler yang bahagia akan keringkasan. Maka, pilihan untuk memercayakan kamera kita pada tangan pelengkap model lain. Bisa mini tripod, atau gorillapod. Untuk gorillapod, selain kaki-kakinya fleksibel, kita dapat mempunyai angle lebih kaya untuk selfie atau wefie dikala traveling. Sounds fun, kan?!
Medi-kit
Kadang-kadang kita melupakan hal yang justru penting. Saking semangat dan bergairahnya hendak melaksanakan perjalanan, kita lupa membawa obat-obatan dan perlengkapan P3K mini yang semestinya kita bawa, kalau-kalau kita sakit di tengah perjalanan. Petualangan itu memang seru, tapi tidak ada artinya jikalau (ke-)sakit(-an). Maka, setidaknya bawalah obat langsung (jika ada penyakit), obat-obatan dasar, ibarat obat sakit kepala, sakit perut, maag, alkohol, aspirin, hingga perban dan band-aid.
Semoga goresan pena ini membantu mengingatkan kita pada hal-hal yang sering kita lupa bawa dikala traveling ya. Happy traveling, then!
Baca juga : #KerjaItuMain Partner Travelling Baru: Acer One 10
Sumber https://www.acerid.com
0 Response to "#Kerjaitumain Travel Essentials"
Posting Komentar