√ Akidah Kala Berburu Dan Mengumpulkan Makanan

Versi materi oleh Marwan S

Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan, insan purba telah percaya adanya kekuatan-kekuatan gaib, menyerupai animisme, dinamisme, dan totemisme. Keyakinan akan adanya dunia arwah terlihat dari arah penempatan kepala mayit yang diarahkan ke daerah asal atau daerah bersemayamnya roh nenek moyang. Tempat yang biasanya diyakini sebagai daerah roh nenek moyang ialah arah matahari terbit atau terbenam dan tempat-tempat yang tinggi misalnya, gunung dan bukit. Bukti-bukti mengenai hal itu terlihat dari hasil penggalian kuburan-kuburan kuna di beberapa tempat, menyerupai Bali dan Kematian, mengatakan arah kepala mayit selalu ke arah timur atau barat atau kepuncak-puncak gunung dan bukit.

Praktik-praktik iman animisme terlihat dalam upacara penyelenggaraan upacara-upacara yang bekerjasama dengan kematian. Penyelenggaraan upacara kematian dilandasi dengan iman bahwa suatu kematian itu intinya tidak membawa perubahan dalam kedudukan, keadaan, dan sifat seseorang. Dengan landasan itu, penguburan mayit selalu disertai dengan bekal-bekal kubur dan wadah mayit yang diubahsuaikan kedudukannya, supaya kedudukan si mati dalam alam arwah sama menyerupai dikala masih hidup.

Temuan peninggalan sejarah dari masa berburu yang berupa kuburan berdasarkan pendapat para hebat mengambarkan bahwa pada masa itu sudah memiliki anggapan tentunya mengenai kematian. Orang menganggap bahwa orang yang telah meninggal itu pindah ke daerah lain dan masih sanggup bekerjasama dengan orang masih hidup. Inti iman tersebut ialah pemujaan dan perhormatan kepada roh orang yang telah meninggal, terutama penghormatan dan pemujaan terhadap roh nenek moyang.

Di dalam gua-gua ditemukan kerangka insan yang telah dikuburkan. Temuan semacam ini sangat penting untuk meneliti watak mengubur mayit dengan iman yang mereka anut. Para sejarawan berkesimpulan bahwa pada masa itu orang sudah memiliki iman tertentu mengenai kematian.

Sumber http://www.ssbelajar.net/

Berlangganan Informasi Terbaru: