√ Omzet Ratusan Juta Dari Perjuangan Makanan Ringan Bagus Keranjang Khas Tradisi Tionghoa
Kue keranjang, sebuah camilan manis yang lahir lewat tradisi Tionghoa dan sampai kini masih menjadi camilan manis khas pada perayaan imlek. Sepekan sebelum tahun gres imlek, pelaku perjuangan camilan manis keranjang berbahan ketan dan gula tersebut sudah kebanjiran rezeki. Salah satunya produsen camilan manis keranjang cap Dua Naga Mas, yang mengaku menerima banyak orderan kue.
Adalah Maya Isyanawati, generasi ketiga pengelola camilan manis keranjang cap Dua Naga Mas. Seperti tahun-tahun sebelumnya, Maya dan sejumlah karyawannya, mulai memproduksi camilan manis keranjang tiga ahad sebelum imlek tiba. Belum ada seminggu pertama, ia mengaku sudah menerima pesanan 1000 camilan manis keranjang.
Di dapur, setiap hari kompor besar berkapasitas 200 camilan manis tak pernah berhenti mengepul. Kue-kue berukuran 200 gram tersaji dari kompor tersebut. Satu camilan manis keranjang Maya dihargai 28 ribu rupiah yang artinya setiap perayaan imlek ia bisa memperoleh omzet sampai ratusan juta rupiah.
Meski begitu, Maya mengaku hanya memproduksi camilan manis keranjang ketika perayaan imlek saja. “Kue keranjang itu tradisi perayaan imlek. Karenanya kebanyakan masyarakat hanya mencari ketika imlek saja. Mereka biasanya memesan beberapa hari menjelang imlek,” ungkap Maya ketika ditemui BisnisUKM di rumah produksinya di daerah Mijen, Kelurahan Sudiroprajan, Jebres, Solo.
Pemesan camilan manis keranjang Dua Naga Mas kebanyakan langganan bertahun-tahun. Mereka berasal dari aneka macam daerah dan lintas generasi. Bahkan beberapa dari mereka bukanlah etnis Tionghoa, namun ingin merayakan keberagaman suku dan ras di Indonesia.
data-ad-client="ca-pub-6037247388376359"
data-ad-slot="5485024081"
data-ad-format="link">
Hanya Ketan dan Gula
Tak dipungkiri, kini produsen camilan manis keranjang menjamur, bahkan banyak yang memproduksi dalam skala pabrik. Mereka memperlihatkan harga murah sehingga menjangkau semua kalangan. Produk camilan manis keranjang pun disulap menjadi berwarna-warni biar lebih menarik pembeli.
Meski secara keuntungan lebih menggiurkan, Maya ternyata menentukan tetap berpegang pada resep keluarga yang sudah setengah kurun bertahan. Resepnya sederhana, yakni hanya ketan dan gula, tanpa adonan apapun.
Seluruh proses produksi dikerjakan di dapur turun temurun dan melibatkan belasan karyawan. Ketan dan gula dicampur dalam dosis yang tepat. Campuran tersebut dicetak dengan aluminium berlapis plastik. Selanjutnya cetakan dimasukkan dalam kompor besar yang sanggup menampung sekitar 500 kilogram adonan.
Lalu sehabis 12 jam, warna adonan akan berkembang menjadi coklat tua. Meski dari segi warna tak terlalu bagus, Maya menjamin camilan manis keranjangnya bisa bertahan lama. “Kami jamin camilan manis ini sanggup bertahan lama. Bahkan sampai satu tahun camilan manis ini masih yummy dimakan,” ungkap Maya.
Ketahanan camilan manis keranjang Maya berkat adonan tanpa adonan dan proses panjang produksi yang menghabiskan lebih dari setengah hari tersebut. Agar lebih awet, Maya pun memakai kemasan kertas plastik yang bisa menghalau jamur masuk ke dalam kue.
Dalam proses produksi mereka juga wajib berhati-hati. Takaran harus sempurna 200 gram. Selain itu, tak boleh ada kesalahan menyerupai terkena uap air atau terlalu usang ketika proses pengukusan alasannya ialah sanggup menghancurkan kelekatan camilan manis keranjang.
Pesan Dalam Kue Keranjang
Bukan begitu saja camilan manis keranjang sanggup menjadi camilan manis khas pergantian tahun gres masyarakat Tionghoa. Ibaratnya, camilan manis keranjang merupakan camilan manis apemnya masyarakat Jawa. Selain tradisi, camilan manis keranjang juga mempunyai pesan dan filosofi pengharapan untuk tahun-tahun mendatang.
Tekstur lengket dari materi ketan melambangkan impian akan kerukunan antar umat beragama, etnis, suku, dan ras. Sedangkan rasa manis gula mewakili impian kehidupan yang lebih baik di tahun-tahun mendatang.
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-6037247388376359"
data-ad-slot="7037953167">
Secara pribadi, Maya pun berharap di tahun ayam api mendatang, masyarakat Indonesia semakin bersatu. “Akhir-akhir ini Indonesia dirundung problem inteloransi. Semoga di tahun depan masyarakat Indonesia semakin bersatu layaknya filosofi camilan manis keranjang,” pungkasnya.
Tim Liputan BisnisUKM
(/Rizki B.P)
Kontributor BisnisUKM.com Wilayah Solo Raya
Sumber aciknadzirah.blogspot.com
0 Response to "√ Omzet Ratusan Juta Dari Perjuangan Makanan Ringan Bagus Keranjang Khas Tradisi Tionghoa"
Posting Komentar