Bagaimana Cara Memilih Tinggi Plafon ?
Tinggi plafon dalam sebuah rumah atau bangunan lainnya sejatinya tidak ada standar yang pasti. Perancang ataupun pelaksana pembangunan bebas memilih Berapa tinggi yang diinginkannya sehingga yang sering menuntut ketinggian plafon yaitu dari pengguna bangunan itu sendiri.
Pengertian Plafon
Plafon yaitu salah satu elemen penting dalam sebuah rumah. Secara arsitektural plafon merupakan batas batas atas sebuah ruang. Fungsi plafon berbeda dengan atap alasannya yaitu plafon tidak melindungi ruangan dari panas ataupun hujan namun lebih kepada estetika untuk menutupi struktur atap sehingga ruangan terlihat lebih rapi dan bersih.
Solusi memilih tinggi plafon |
Secara prinsip ada dua jenis plafon pada bangunan yaitu plafon terbuka dan tertutup. Plafon terbuka disebut juga expose ceiling alasannya yaitu pribadi memakai struktur atap sebagai plafon. Cara ini juga sanggup dianggap tidak memakai plafon sama sekali. Sementara plafon tertutup adalahplafon yang memakai materi tertentu untuk menyembunyikan sebagian atau seluruh struktur atap sehingga tidak terlihat dari ruang di bawahnya.
Menentukan Tinggi Plafon
Walaupun sanggup memilih sendiri namun tinggi plafon tidak sanggup dibentuk sembarangan alasannya yaitu akan berdampak pada estetika ruang dan kenyamanan ruang itu sendiri. Sebelum memilih tinggi plafon ada baiknya kita memperhatikan hal-hal sebagai berikut yaitu: iklim, fungsi ruang, proporsi ruang atau estetika ruang, sirkulasi udara dan pencahayaan serta biaya proyek yang ditentukan. Berikut penjelasannya.
1. Iklim
Mengapa iklim kuat terhadap tinggi plafon ? Hal ini alasannya yaitu perbedaan iklim di suatu kawasan menyebabkan perbedaan suhu yang cukup signifikan. Manusia memerlukan suhu yang ideal untuk tinggal alasannya yaitu itu diharapkan cara-cara biar ruangan yang ditempati sesuai dengan kebutuhan. Bahkan yang lebih rendah sanggup menciptakan Ruangan menjadi lebih hangat sementara bapak yang tinggi sanggup menciptakan ruangan terasa lebih sejuk.
Di kawasan yang mempunyai iklim cuek cenderung memakai plafon yang rendah. Sebut saja di Jepang atau Eropa yang memakai tinggi plafon untuk ruang tidur sekitar 2,4 sampai 2,5 meter. Hal ini sanggup menekan penggunaan pemanas ruangan ketika demam isu cuek atau demam isu salju.
Sementara di Indonesia yang mempunyai iklim tropis dengan suhu siang hari yang tidak mengecewakan panas memerlukan sirkulasi udara yang lebih baik sehingga biasanya plafon dibentuk lebih tinggi terutama di kawasan pesisir pantai. Tinggi plafon yang dipakai pada kawasan ini berkisar antara 2,8 sampai 3,5 meter. Walaupun suhunya lebih panas tetapi bukan berarti menciptakan tinggi plafon sangat tinggi alasannya yaitu akan kuat juga bila memakai pendingin ruangan.
Di kawasan yang mempunyai iklim cuek cenderung memakai plafon yang rendah. Sebut saja di Jepang atau Eropa yang memakai tinggi plafon untuk ruang tidur sekitar 2,4 sampai 2,5 meter. Hal ini sanggup menekan penggunaan pemanas ruangan ketika demam isu cuek atau demam isu salju.
Sementara di Indonesia yang mempunyai iklim tropis dengan suhu siang hari yang tidak mengecewakan panas memerlukan sirkulasi udara yang lebih baik sehingga biasanya plafon dibentuk lebih tinggi terutama di kawasan pesisir pantai. Tinggi plafon yang dipakai pada kawasan ini berkisar antara 2,8 sampai 3,5 meter. Walaupun suhunya lebih panas tetapi bukan berarti menciptakan tinggi plafon sangat tinggi alasannya yaitu akan kuat juga bila memakai pendingin ruangan.
2. Fungsi ruang
Selanjutnya fungsi ruangan juga memilih tinggi plafon dalam ruangan itu. Ruangan yang dipakai untuk kegiatan publik ataupun semi publik biasanya memakai plafon yang lebih tinggi. Sebut saja ruang keluarga di rumah yang mempunyai tinggi lebih dari 3 meter atau aula di sekolah atau kampus yang mempunyai tinggi plafon sampai 5 meter.
Sementara untuk ruang yang lebih intim atau private biasanya memakai tinggi plafon yang lebih rendah. Misalnya kamar mandi yang rata-rata mempunyai tinggi plafon 2,4 meter.
Sementara untuk ruang yang lebih intim atau private biasanya memakai tinggi plafon yang lebih rendah. Misalnya kamar mandi yang rata-rata mempunyai tinggi plafon 2,4 meter.
Rekomendasi tinggi plafon untuk ruang tertentu |
3. Proporsi dan estetika
Jika berbicara dalam konteks desain maka proporsi dan estetika ini sangatlah penting. Ruangan yang indah yaitu ruangan yang proporsional dalam hal panjang, lebar maupun tinggi. Standar rumus untuk tinggi plafon berlaku sebagai berikut :
Tinggi plafon = 1/2 x (panjang ruangan+lebar ruangan).
Misalnya ruangan dengan ukuran 4 x 5 meter akan tampak lebih proporsional kalau tinggi plafonnya (5+4)/2 = 4,5 meter.
Tinggi plafon = 1/2 x (panjang ruangan+lebar ruangan).
Misalnya ruangan dengan ukuran 4 x 5 meter akan tampak lebih proporsional kalau tinggi plafonnya (5+4)/2 = 4,5 meter.
Selain itu tinggi plafon juga sanggup dimainkan untuk keperluan estetika menyerupai pada gambar berikut :
Plafon naik/turun untuk estetika |
4. Pencahayaan
Berapa tinggi plafon juga mempengaruhi pencahayaan pada ruangan. Ruangan dengan plafon yang tinggi memerlukan pencahayaan yang lebih banyak sementara ruangan dengan plafon yang lebih rendah mempunyai kebutuhan pencahayaan yang relatif lebih kecil.
Ini akan sangat kuat terhadap pemilihan jenis lampu dan peletakkan titik lampu dalam sebuah ruangan. Plafon yang lebih tinggi sanggup memakai pencahayaan yang lebih variatif.
Ini akan sangat kuat terhadap pemilihan jenis lampu dan peletakkan titik lampu dalam sebuah ruangan. Plafon yang lebih tinggi sanggup memakai pencahayaan yang lebih variatif.
5. Biaya
Selanjutnya hal yang mempengaruhi perhitungan dalam memilih tinggi plafon yaitu biaya. Semakin tinggi plafon sebuah rumah atau bangunan lainnya pastinya mempunyai dinding yang lebih tinggi sehingga memerlukan biaya lebih.
Hal ini mungkin tidak akan terasa untuk sebuah rumah tinggal dengan ruangan yang sedikit. Namun hal ini akan menjadi sesuatu yang sangat berarti untuk bangunan bersusun dengan jumlah uang yang sangat banyak. Misalnya Hotel, rumah susun, maupun Komplek Perkantoran. Ini juga menjadi salah satu alasan kenapa dalam tempat-tempat tersebut plafonnya pendek-pendek sekitar 2,5 sampai 2,8 meter.
Bayi tinggi plafon dalam sebuah bangunan setidaknya kita sanggup lebih bijak dalam memilih tinggi plafon yang akan dibangun.
Sumber http://www.arsitur.com
Hal ini mungkin tidak akan terasa untuk sebuah rumah tinggal dengan ruangan yang sedikit. Namun hal ini akan menjadi sesuatu yang sangat berarti untuk bangunan bersusun dengan jumlah uang yang sangat banyak. Misalnya Hotel, rumah susun, maupun Komplek Perkantoran. Ini juga menjadi salah satu alasan kenapa dalam tempat-tempat tersebut plafonnya pendek-pendek sekitar 2,5 sampai 2,8 meter.
Bayi tinggi plafon dalam sebuah bangunan setidaknya kita sanggup lebih bijak dalam memilih tinggi plafon yang akan dibangun.
0 Response to "Bagaimana Cara Memilih Tinggi Plafon ?"
Posting Komentar