√ Imbas Perkembangan Pendidikan Barat Di Indonesia
Pengaruh Perkembangan Pendidikan Barat di Indonesia - Kebutuhan akan tenaga-tenaga terdidik dan ahli, mendorong pemerintah untuk mendirikan sekolah dasar, sekolah menengah, sekolah pamongpraja. Juga didirikan beberapa perguruan tinggi tinggi menyerupai Perguruan Tinggi Kedokteran, Perguruan Tinggi Teknik, Perguruan Tinggi Hukum, dan Perguruan Tinggi Pertanian. Bidang pendidikan ini tidak hanya dilaksanakan oleh pemerintah tetapi juga oleh swasta, yaitu swasta aneh missie dan zending, dan swasta pribumi.
Dari hasil pendidikan telah menumbuhkan suatu golongan cerdik-pandai di kalangan rakyat Indonesia. Golongan ini sadar akan dirinya dan keadaan yang serba bodoh dari masyarakatnya. Mereka mulai berdiri menjadi suatu kekuatan sosial baru, yang berjuang untuk perbaikan nasib bagi rakyat Indonesia. Tidak hanya kesejahteraan yang mereka tuntut tetapi juga kemerdekaan nasional. Gerakan yang mereka lakukan disebut Pergerakan Nasional.
Menghadapi keadaan gres di kalangan rakyat tersebut, di pihak kolonialis terdapat perbedaan pendapat. Di satu pihak ada pendapat bahwa nasionalisme sanggup dihadapi dengan memperluas lembaga-lembaga pendidikan, dan alat-alat pemerintahan dalam bidang sosial. Kepada pemerintah dianjurkan supaya menilai situasi Indonesia sesuai dengan keadaannya. Di pihak lain para penguasa, terutama gubernur jenderal sangat mengkhawatirkan akan perkembangan gres ini, alasannya yaitu dipandang sanggup mengancam kelangsungan hidup kolonialisme Belanda. Keadaan serupa juga terdapat di kalangan Belanda yang konservatif, baik pegawai pemerintah maupun oleh pemerintah kolonial Belanda.
Sbelumnya mengenai Pengaruh Perluasan Kekuasaan Kolonial ini sanggup menambah pengetahuan Anda.
Sbelumnya mengenai Pengaruh Perluasan Kekuasaan Kolonial ini sanggup menambah pengetahuan Anda.
Didirikannya sekolah-sekolah pada zaman kolonial sudah tentu tujuannya yang utama yaitu untuk kepentingan pemerintah kolonial. Jenis, tingkat, dan mutu sekolah tersebut juga diadaptasi dengan kebutuhan pada waktu itu. Terutama untuk memperoleh tenaga-tenaga bawahan (kasar) yang terdidik. Karena itu menjelang final masa ke-19 sekolah yang disebut ”modern” terbatas sekali.
Mula-mula diperkenalkan kepada rakyat pribumi dua macam sekolah dasar, yaitu sebagai berikut.
a. Sekolah Kelas Dua, ialah sekolah untuk mendidik calon-calon pegawai rendah; muridnya berasal dari golongan masyarakat biasa.
b. Sekolah Kelas Satu, khusus untuk belum dewasa dari golongan masyarakat menengah. Untuk belum dewasa Eropa dan orang aneh lainnya didirikan sekolah yang hanya khusus untuk mereka.
Sejak awal masa ke-20 diperkenalkan sistem sekolah desa. Penyelenggaraan sekolah ini tergantung kepada kemampuan masyarakat setempat. Pemerintah hanya memperlihatkan subsidi dan pengawasan. Lama mencar ilmu yaitu tiga tahun. Mata pelajaran yang diajarkan ialah membaca, menulis, dan berhitung. Kaprikornus sangat terbatas sekali. Tetapi murid-murid yang terpandai dan terpilih sanggup melanjutkan ke sekolah sambungan. Sekolah setingkat SD untuk anak keturunan Eropa yaitu ELS (Europese Lagere School). Ada juga sekolah guru (Kweek School), dan sekolah menengah dagang modern (MMHS).
Untuk belum dewasa golongan atas didirikan sekolah HIS (=Sekolah Dasar). Pada sekolah ini bahasa Belanda juga menjadi bahasa pengantar. Setelah lulus mereka sanggup melanjutkan ke MULO (=SMP) dan seterusnya ke AMS (=SMA). Akan tetapi tidak semua murid yang lulus sanggup melanjutkan pelajarannya. Ada beberapa syarat tertentu yang harus dipenuhi. Antara lain harus mengikuti testing, dan ditinjau kedudukan dan penghasilan orang tuanya. Untuk melanjutkan ke perguruan tinggi tinggi pada mulanya tentu harus ke Eropa (Negeri Belanda). Sejak tahun 1920 keadaan itu agak berkurang alasannya yaitu beberapa perguruan tinggi tinggi telah ada di Indonesia. Seperti sekolah kedokteran (STOVIA), sekolah aturan (Rechts Hoge School), sekolah teknik (THS).
Di samping sekolah umum juga ada sekolah kejuruan. Seperti sekolah pamongpraja, sekolah guru, sekolah teknik, sekolah dagang, dan sebagainya. Sudah tentu di samping adanya sekolah pemerintah juga ada sekolah swasta. Baik swasta aneh maupun swasta pribumi. Sekolah yang diusahakan swasta asing, yaitu missi dan zending, di beberapa tempat bahkan mengalahkan peranan sekolah pemerintah. Seperti di tempat bahkan mengalahkan peranan sekolah pemerintah. Seperti di tempat Sulawesi Utara dan Tapanuli Utara. Sekolah swasta pribumi biasanya didirikan oleh organisasi partai atau organisasi keagamaan. Seperti sekolah-sekolah yang didirikan Sarekat Islam dan Muhammadiyah. Juga populer sekolah-sekolah Taman Siswa, Ksatrian Institut, Perguruan Rakyat dan INS Kayutanam. Penyebaran pendidikan melalui sekolah, walaupun tidak merata, telah terjadi di seluruh Indonesia. Daerah di mana kekuasaan pemerintah telah berakar hingga ke desa-desa, penyebarannya sudah luas sekali. Umumnya antara tahun 1910 – 1930 merupakan masa subur bagi ekspansi pendidikan.
Penyebaran pendidikan yang bercorak Barat, banyak sekali macam ilmu diajarkan, memperluas pula dengan cepat lapangan kerja baru. Seseorang akan menjadi andal hanya pada ilmu yang dipelajarinya. Ia akan bekerja sesuai dengan ilmu yang dimilikinya. Di samping itu pelajar-pelajar dan mahasiswa yang berasal dari lingkungan dan adat-istiadat yang berbeda, sekarang mempunyai contoh berpikir yang sama. Dengan demikian komunikasi antara mereka menjadi lebih mudah. Hal ini sangat menguntungkan dalam Pergerakan Nasional. Dan dengan ilmu yang mereka terima, mereka menjadi lebih sanggup mengenal lingkungan masing-masing. Inilah yang kemudian mendorong munculnya Nasionalisme Indonesia.
Inilah Pengaruh Perkembangan Pendidikan Barat di Indonesia semoga ini sanggup membantu.
Sumber http://www.ssbelajar.net/
0 Response to "√ Imbas Perkembangan Pendidikan Barat Di Indonesia"
Posting Komentar